Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KANKER serviks (mulut rahim) dan ovarium (indung telur) merupakan dua jenis kanker organ reproduksi perempuan yang dapat berakibat fatal. Sekitar 99% kanker serviks disebabkan oleh infeksi human papillomavirus (HPV) dan bisa dicegah dengan vaksinasi. Untuk kanker ovarium, langkah terbaik ialah deteksi dini melalui skrining rutin menggunakan pemeriksaan ultrasonography (USG).
“Untuk pencegahan kanker serviks, pemerintah sudah menyertakan vaksinasi HPV sebagai program imunisasi wajib di sekolah. Anak-anak perempuan mendapat vaksinasi dua kali, kelas 5 SD dan kelas 6 SD,” terang Kepala Women’s Health Center Bethsaida Hospital, dr. Ong Tjandra, Sp.OG (K) Onk, beberapa waktu lalu.
Vaksinasi HPV, lanjutnya, juga bisa dilakukan secara mandiri di fasilitas kesehatan. Vaksin ini lebih optimal jika diberikan pada perempuan yang belum pernah melakukan hubungan seksual. Dokter Ong menjelaskan, ada beberapa guideline dalam pemberian vaksinasi HPV. Di Amerika dan sejumlah negara Eropa, vaksinasi HPV dilakukan pada usia lebih muda, yakni mulai 9 tahun.
Baca juga : Cegah Keganasan Kanker Serviks Melalui Skrining Dini dan Vaksinasi
“Vaksinasi dilakukan dua kali dengan interval 6-12 bulan untuk perempuan dari usia 9 tahun hingga 25 tahun. Ada juga guideline yang menyebutkan, hingga usia 35 tahun. Bahkan, pada kondisi khusus, seperti di negara-negara berpendapatan rendah, vaksinasi dilakukan sekali saja. Langkah ini jauh lebih baik daripada tidak vaksin sama sekali,” terang dr. Ong.
Jenis vaksin HPV terus berkembang seiring kemajuan teknologi. Dari yang awalnya ‘hanya’ mampu menangkal infeksi dua jenis tipe virus HPV, berkembang menjadi empat tipe virus, dan terakhir sembilan tipe virus. Vaksin generasi terbaru ini tersedia di berbagai fasilitas kesehatan, termasuk di Women’s Health Center Bethsaida Hospital.
Meski angka kejadiannya kecil, kanker ovarium bisa menyerang perempuan usia muda, termasuk remaja putri. Pada tahap awal, kanker ini sering kali tidak menimbulkan gejala spesifik. Padahal, salah satu kunci keberhasilan penanganannya ialah deteksi dini yang diikuti terapi tepat. Oleh karena itu, sejak remaja perempuan dianjurkan melakukan pemeriksaan USG perut setahun sekali untuk mendeteksi dini penyakit tersebut.
Baca juga : Cegah Kanker Serviks, 90% Anak Perempuan Di Bawah 15 Tahun Harus Divaksin HPV
“USG perut termasuk pemeriksaan yang mudah dilakukan dan manfaatnya besar sekali untuk mendeteksi berbagai kelainan di rongga perut, termasuk mendeteksi tumor. Tumor yang tumbuh pada organ ovarium remaja putri perlu diwaspadai karena biasanya bersifat ganas (kanker). USG rutin dianjurkan dimulai sejak usia 9-11 tahun,” ujar dr. Ong.
Jika saat USG ada dugaan tumor, pemeriksaan lanjutan akan dilakukan, antara lain dengan USG transrectal (USG melalui anus). “Untuk yang sudah menikah dengan USG transvaginal. Untuk remaja putri dan perempuan yang belum menikah dilakukan dengan USG transrektal,” kata dr. Ong.
Pada kesempatan sama, Direktur Bethsaida Hospital, dr. Pitono Yap, pihaknya telah melakukan penyempurnaan layanan untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpusat. Ia mencontohkan, di Women’s Health Center Bethsaida Hospital, selain memiliki dokter-dokter ahli dan peralatan berteknologi tinggi, tahapan- tahapan layanannya dilakukan di satu lantai. Mulai dari pendaftaran, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan oleh dokter, hingga pengambilan obat.
“Langkah ini untuk memudahkan pasien, terutama yang kesulitan untuk berjalan jauh, misalnya ibu hamil dan pasien kanker yang tubuhnya lemah,” pungkasnya. (B-1)
Adapun tema yang diusung dalam peringatan Hari Kanker Ovarium Sedunia tahun ini adalah 'No Woman Left Behind' atau 'Tidak Ada Perempuan yang Tertinggal'.
Menurut data Global Cancer Incidence, Mortality and Prevalence (Globocan), kanker ovarium adalah kanker ketiga tersering pada wanita Indonesia
kanker ovarium gejalanya cenderung samar-samar, mudah terlewatkan, atau disalahartikan sebagai penyakit lain. Wasdapai 10 tanda dan gejala kanker ovarium.
Kanker ovarium adalah jenis kanker yang tumbuh di indung telur dan sering menyerang perempuan setelah menopause. Ini 10 gejala yang perlu diwaspadai.
Tingkat hormon estrogen yang tinggi dapat meningkatkan faktor risiko kanker payudara dan kanker ovarium.
Kanker ovarium memang bisa menyebabkan kematian, terutama jika tidak didiagnosis dan diobati pada tahap awal. Namun, dengan deteksi dini, pengobatan yang tepat, dan pemantauan yang cermat
Vaksin HPV 9-valen memberikan perlindungan tambahan terhadap lima genotipe berisiko tinggi lainnya (HPV 31, 33, 45, 52, dan 58).
Kanker ini umumnya disebabkan oleh infeksi virus, yaitu papillomavirus human (HPV), dalam alat kelamin wanita. HPV sebenarnya memiliki banyak subtipe
Vaksinasi HPV dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi Human papillomavirus atau HPV, virus yang dapat menyebabkan kanker serviks.
Virus HPV ini jahat, bukan hanya kanker serviks dia bisa bikin kutil kelamin, kanker tenggorokan, dan kanker penis.
Saat bicara tentang kesehatan reproduksi dengan anak, Nana Mirdad mengatakan, orangtua lebih baik menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak.
Meski hanya memiliki satu pasangan, risiko tertular HPV tetap ada.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved