Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
MENGIRIM anak melakukan perjalanan udara tanpa pendamping bisa menjadi pengalaman yang mendebarkan sekaligus menegangkan, baik bagi anak maupun orangtua. Banyak faktor yang bisa membuat perjalanan ini menantang, salah satunya adalah penundaan dan pembatalan penerbangan.
Penundaan dan pembatalan penerbangan adalah hal yang umum terjadi dan bisa menimbulkan kekhawatiran, terutama ketika anak harus menghadapinya sendiri. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk mempersiapkan anak mereka menghadapi situasi ini dengan baik.
Setelah terjadinya gangguan teknologi besar-besaran baru-baru ini, anak-anak di bawah umur yang tidak didampingi orang dewasa mengalami lebih banyak turbulensi dibandingkan dengan anak-anak lainnya. Gangguan TI besar yang mengganggu Microsoft 365, menghentikan siaran, memutus sambungan telepon darurat, dan menghentikan penerbangan seminggu lalu, sebagian besar operasi telah normal kembali.
Baca juga : Ingin Solo Traveling yang Aman dan Nyaman? Ini Kiatnya
Namun, dampak yang paling mengkhawatirkan bagi maskapai adalah banyaknya anak tanpa pendamping yang harus menunggu sendirian di bandara.
Departemen Transportasi AS melaporkan banyak anak yang bepergian sendirian setiap tahunnya, dan dalam beberapa tahun jumlahnya mencapai jutaan. Ketika semuanya berjalan lancar, maskapai penerbangan biasanya tahu bagaimana mengakomodasi mereka.
Dilansir dari Parents, Trevi Jenkins, seorang pilot United Airlines, mengatakan maskapai memiliki prosedur khusus untuk anak-anak yang bepergian sendirian dan bahkan cara khusus untuk mengenali mereka.
Baca juga : Pola Asuh Bisa Pengaruhi Kebiasaan Makan Anak
"Saat ini kita punya perbedaan, anak di bawah umur tanpa pendamping berusia 5-14 tahun, dan orang muda yang bepergian sendiri , berusia 15-17 tahun," katanya.
Penting untuk diingat ada layanan untuk anak di bawah umur yang tidak didampingi. Ada sejumlah cara yang dapat dilakukan orangtua untuk mengantar dan mempersiapkan anak-anak mereka saat melakukan penerbangan sendiri.
Bandara menyediakan petugas yang membantu anak-anak ke gerbang, ruang tunggu khusus, dan membantu mereka naik lebih awal. Pramugari selalu mengetahui keberadaan anak-anak tanpa pendamping dalam pesawat. Pastikan anak Anda tahu cara mencari dan mengidentifikasi petugas berseragam tersebut. Jika terjadi penundaan, petugas akan menghubungi kontak darurat dan mengatur penerbangan baru, serta akomodasi jika diperlukan.
Baca juga : Psikolog Tuding Orangtua Abai Jika Anak Diasuh Orang Lain
Anak-anak bisa menunggu di lounge maskapai yang lebih nyaman dan aman dari pada berkeliaran di bandara. Lounge bisa diakses melalui kartu kredit, program loyalitas, atau membeli tiket harian. Beberapa maskapai juga menawarkan lounge khusus anak-anak.
Buat rencana cadangan jika anak tidak bisa tiba sesuai jadwal. Pastikan anak Anda tahu apa yang harus dilakukan dan siapa yang bisa dihubungi jika ada masalah. Berikan mereka uang tunai atau kartu belanja untuk keperluan mendesak.
Dandani anak dengan pakaian yang mencolok agar mudah dikenali, seperti kemeja berwarna cerah atau topi berkilau. Ini membantu pramugari dan penumpang lainnya untuk lebih mudah memperhatikan mereka.
Baca juga : Yuk Kenali Gejala Usus Buntu pada Anak!
Buat sistem check-in dengan anak Anda, seperti mengirim swafoto di pintu masuk, saat duduk di pesawat, dan saat mendarat. Pantau penerbangan mereka melalui aplikasi maskapai untuk mengetahui gangguan.
Pastikan perangkat anak Anda terisi penuh dan bawa pengisi daya cadangan, termasuk pengisi daya bertenaga baterai agar mereka bisa tetap terhubung.
Pastikan anak Anda menghafal beberapa nomor telepon dan alamat penting. Simpan juga daftar tertulis di tas jinjing mereka sebagai cadangan.
Meskipun masalah bisa muncul, pengalaman terbang sendiri sering kali mendebarkan dan mengesankan bagi anak-anak.
Jadi, tetaplah waspada, tapi jangan terlalu cemas. Anak Anda kemungkinan akan tiba dengan selamat dan merasa bersemangat dengan petualangan barunya.(Z-3)
Pencarian solo traveling oleh wisatawan Indonesia meningkat hampir 200% dibandingkan dengan Hari Valentine tahun lalu, menunjukkan adanya peningkatan tren self-love dan eksplorasi diri.
Mengabaikan ukuran dan berat barang, menyusun barang tanpa perencanaan, tidak mengantisipasi kondisi cuaca, dan tidak melakukan uji coba packing menjadi kesalahan umum para traveler.
Memilih antara liburan keluarga dan solo traveling bergantung pada apa yang Anda harapkan dari liburan Anda.
Yacob Immanuel memulai penjelajahannya ke berbagai negara sudah sejak 2017.
Penting untuk mengetahui cuaca, mata uang (untuk wisata luar negeri), transportasi dan kegiatan masyarakat lainnya
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved