Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
DOKTER spesialis bedah ortopedi konsultan panggul dan lutut lulusan Universitas Padjadjaran Kiki Novito menyarankan agar mereka yang mengalami lutut kaku saat bangun tidur waspada. Sebab, bisa jadi itu adalah tanda-tanda pengapuran sendi, terutama bagi mereka yang berusia 45-50 tahun.
“Jika Anda berusia di atas 45-50 tahun dan merasa sulit berdiri setelah bangun tidur karena lutut kaku dan tidak bisa langsung ditekuk, itu adalah tanda peringatan,” kata Kiki saat dikutip melalui Antara, Selasa (9/7).
Kiki menjelaskan bahwa kekakuan pada lutut di pagi hari bisa disebabkan oleh peningkatan derajat pengapuran sendi, yang dapat dinilai dari skala 0 hingga empat.
Baca juga : Ini yang Harus Dilakukan sebelum Suntik KB
Pada derajat 0, lutut dalam keadaan sehat. Namun, pada derajat 1-2, biasanya terdapat kekakuan saat bangun tidur.
“Pada derajat selanjutnya, rasa sakit dan kekakuan pada lutut bisa berkurang, namun sendi akan terasa sakit saat berjalan jauh. Derajat empat adalah yang paling parah, di mana tulang paha dan tulang kering sudah bertemu tanpa adanya tulang rawan,” tambahnya.
Untuk mencegah peningkatan derajat pengapuran sendi, Kiki menyarankan agar memperkuat otot sendi melalui aktivitas fisik seperti jalan kaki dan angkat beban.
Baca juga : Jangan Abai, Minum Obat Hipertensi hingga Tekanan Darah Normal
“Olahraga dapat membantu meratakan cairan sendi dan membuat gerakan lebih fleksibel. Lakukan olahraga seperti jalan kaki, jogging, bersepeda, atau gym selama 30 menit, tiga hingga empat kali seminggu,” jelasnya.
Sebagai Presiden Indonesian Hip and Knee Society, Kiki juga menekankan pentingnya gaya hidup aktif sejak muda, karena massa otot mulai berkurang pada usia 35 tahun.
Tanpa latihan fisik yang cukup, risiko pengapuran sendi akan meningkat karena penurunan massa otot.
Aktivitas fisik juga penting untuk menjaga berat badan agar tidak membebani sendi, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat pengapuran sendi secara genetik.
“Tidak semua orang gemuk akan mengalami pengapuran, dan tidak semua penderita pengapuran adalah orang gemuk. Banyak pasien kurus yang mengalami pengapuran karena faktor genetik. Jika malas bergerak, massa otot berkurang dan kekuatan fisik juga menurun,” tutup Kiki.
Generasi Beta: Pahlawan atau korban revolusi teknologi? Mari kita bahas.
Dalam dekade terakhir, masyarakat Indonesia mulai akrab dengan dunia digital. Mulai dari kakek-nenek hingga cucu telah melek teknologi informasi.
Di era digital yang terus berkembang, transformasi digital bukan hanya sekadar tren. Itu telah menjadi kebutuhan mendesak dalam berbagai bidang, termasuk di bidang kesehatan.
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus) adalah sebuah sistem digital yang dirancang khusus untuk membantu Puskesmas dalam mengelola berbagai informasi kesehatan.
Kalian harus perbanyak minum air putih. Air putih bermanfaat baik untuk kesehatan kulit. Dengan asupan cairan tubuh yang baik maka badan dan kulit menjadi terwat.
Putri Catherine dari Wales mengumumkan sedang menjalani kemoterapi pencegahan untuk mengobati kanker. Tapi apa itu kemoterapi pencegahan?
Meskipun sering dikaitkan dengan kebiasaan yang buruk, membunyikan sendi sering kali memberikan rasa puas.
Osteoporosis biasanya menunjukkan gejala seperti sakit punggung yang parah, kehilangan tinggi badan, atau membungkuknya tulang belakang.
Dokter ortopedi mendorong masyarakat memerikasakan kesehatan tulang untuk mengidentifikasi tanda-tanda awal kondisi seperti radang sendi dan osteoporosis.
Seiring bertambahnya usia, kekuatan tulang dan sendi juga ikut berkurang. Dalam dunia medis, kondisi ini juga dikenal dengan istilah osteoarthritis.
Hal itu menunjukkan penyakit sendi tak hanya dialami oleh lansia, tetapi juga kerap dialami oleh orang usia muda. Hal itu bisa diakibatkan pola hidup masyarakat saat ini
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved