Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SETELAH melahirkan seorang ibu perlu memperhatikan kesehatan reproduksi, dan juga kesehatan mental. Depresi pascamelahirkan menjadi hal yang perlu diwaspadai dan diketahui bagi calon ibu.
Depresi postpartum merupakan perempuan yang mengalami depresi pascamelahirkan yang memiliki risiko tinggi di masa mendatang. Ini juga memiliki bahaya kepada sang anak karena jika ibu mengalami depresi maka pola asuh kepada anak juga tidak maksimal bahkan terganggu.
"Kesehatan reproduksi perlu diperhatikan faktor dengan mental, sosial, dan fisik yang harus berkolaborasi secara utuh," kata Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dr Ulul Albab SpOG, Kamis (3/8).
Baca juga : Ini Perbedaan Postpartum Depression dan Baby Blues Syndrome Menurut Psikolog
Depresi postpartum seperti gangguan mood yang terjadi setelah melahirkan dan merefleksikan disregulasi psikologikal yang merupakan tanda dari gejala depresi mayor. Adapun gangguan mood ini biasanya terjadi 2 sampai 6 minggu setelah melahirkan dengan karakteristik yaitu perasaan depresi, kecemasan yang berlebihan, insomnia, dan perubahan berat badan.
"Gangguan mood ini biasanya terjadi 2-6 minggu, bahkan ada juga yang mengalami depresi pospartum 2 jam setelah melahirkan," ungkapnya.
Angka kejadian depresi postpartum adalah 1-2 dari 1.000 kelahiran. Sebanyak 25% pada kelahiran bayi pertama (primipara) dan 20% pada perempuan telah melahirkan lebih dari satu kali (multipara). Tidak tanggung-tanggung angka prevalensi kejadian deresi postpartum secara global mencapai hingga 10-15%.
Baca juga : Ini Bahaya Depresi Pascamelahirkan yang Perlu Diketahui Calon Ibu
"Angka kejadian depresi pascamelahirkan di Asia cukup tinggi dan bervariasi antara antara 26-85%. Di Indonesia angka kejadian 50-70% dari wanita pasca persalinan," jelasnya.
Adapun efek dari postpartum antara lain hilangnya ketertarikan atau senang dalam beraktivitas, gangguan nafsu makan, gangguan tidur, agitasi fisik atau pelambatan psikomotor, lemah, merasa tidak berguna, susah konsentrasi, bahkan keinginan untuk bunuh diri.
Sehingga dampak pada sang bayi yakni akan mengalami keterlambatan dari berbagai aspek, baik dari segi kognitif, psikologi, neurologi, dan motorik. Bayi juga akan cenderung lebih rewel sebagai respon untuk mencari dan mendapatkan perhatian dari ibunya.
Baca juga : Ayo Kenali Postpartum Depression Agar Bisa Dicegah Secara Dini
"Oleh karena itu persiapan kehamilan bukan hanya dilihat dari fisik, tetapi juga perlu dilihat dari mental dan sosial. Sehingga persiapan kehamilan memiliki proses yang panjang. Kemudian proses kehamilan hingga saat melahirkan merupakan suatu peristiwa kompleks yang berpengaruh pada sang ibu," ungkapnya.
Pada tingkat nasional, berdasarkan data dari BKKBN bahwa 17,5% kehamilan tidak dikehendaki atau 17 dari 100 orang hamil yang hamilnya tidak dikehendaki. Kehamilan yang tidak diinginkan dapat terjadi karena beberapa hal antara lain perempuan pada usia subur yang ingin menunda kehamilan, gagal dalam program KB, tidak menggunakan kontrasepsi, atau akibat hubungan seks pranikah.
Dengan tingginya kehamilan yang tidak dikehendaki tersebut dapat memicu terjadinya depresi postpartum sehingga dampaknya pun bisa menular pada anak.
Adapun dampak yang bisa terjadi dari kehamilan yang tidak dikehendaki seperti aborsi, meningkatkan risiko kematian ibu dan anak, anemia pada ibu hamil, mal nutrisi pada ibu hamil dan janin mengalami tengkes/stunting, bayi lahir prematur, bayi lahir dengan berat badan rendah, kurangnya kasih sayang dan pengasuhan karena anak tidak diinginkan.
Penyakit anemia lebih rentan terjadi pada kaum perempuan, terutama anak-anak, remaja putri, dan perempuan hamil
Menurut dokter spesialis gizi, konsep Isi Piringku yang dikampanyekan Kementerian Kesehatan juga dapat diterapkan sebagai salah satu cara mencegah masalah anemia.
Untuk іtu, bаgі ibu hаmіl, mеnjаgа kondisi kеѕеhаtаn ѕаngаt реntіng dіlаkukаn. Sаlаh ѕаtunуа dengan tіdаk ѕеmbаrаngаn mеmіlіh jеnіѕ mаkаnаn.
Dokter spesialis obstetri dan ginekologi dari Rumah Sakit Pusat Infeksi Sulianti Saroso Agustina Nurmala menekankan pentingnya para ibu hamil memahami tanda-tanda bahaya persalinan.
Meskipun sering kali dianggap penting hanya pada masa anak-anak, imunisasi sepanjang hidup adalah praktek yang sangat penting untuk menjaga kesehatan kita.
Edukasi yang dibarengi contoh nyata diperlukan untuk menambah pengetahuan ibu hamil dalam mempersiapkan bayinya agar tidak stunting.
Caranya kalian bisa minum langsung air kelapa tersebut secara rutin. Bahkan, air kelapa itu juga bisa kalian oleskan ke bagian perut yang memiliki stretch mark.
Dua dari tiga ibu (61%) memiliki kurang dari satu jam sehari untuk kebutuhan dasar mereka.
Menurut penelitian yang dilakukan peneliti University of Cardiff, melahirkan di kolam air tidak meningkatkan risiko komplikasi pada bayi maupun ibunya.
Caranya tidaklah sulit dan bisa kalian lakukan sendiri di rumah secara rutin setiap hari. Cara alami ini sangat efektif dilakukan oleh ibu setelah melahirkan.
Salah satunya adalah masalah ASI. Biasanya ibu yang baru pertama kali melahirkan akan mengalami masalah pada ASI yang sulit untuk keluar dan disusui ke si buah hati.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved