Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DEFISIENSI vitamin D bisa terjadi pada semua kelompok usia dan dapat mengganggu aktivitas karena menyebabkan seseorang mudah lelah. Berdasarkan riset Sakatonik Group, diketahui 5 dari 10 orang Indonesia kekurangan vitamin D dan hanya 14% orang yang sadar hal tersebut.
"Defisiensi vitamin D adalah kekurangan vitamin D dalam tubuh yang bisa menimpa semua kelompok usia mulai anak-anak hingga manula. Kekurangan vitamin D bisa terjadi di negara tropis seperti Indonesia meski sinar matahari ada sepanjang hari," kata health practitioner Klikdokter dr Devia Irine Putri dalam dialog daring, beberapa waktu lalu.
Ada banyak faktor seseorang mengalami hal tersebut seperti asupan makanan vitamin D kurang, faktor usia, warna kulit, obesitas, ibu menyusui atau sedang hamil, mengidap penyakit tertentu, hingga kekurangan dari sinar matahari.
Baca juga : Penuhi Vitamin D Agar Aktivitas Tetap Produktif
Setiap orang berisiko kekurangan vitamin D, tapi ada kelompok yang rentan seperti orang yang tidak pernah terpapar oleh sinar matahari. Contohnya orang yang bekerja di dalam ruangan terus-menerus, pekerja yang memakai outfit tertutup, manula, ibu hamil menyusui, dan orang yang memiliki gangguan pencernaan.
Orang yang kekurangan vitamin D jarang menunjukkan gejala yang spesifik, bahkan merasa sehat-sehat saja. Namun, secara umum orang yang kekurangan vitamin D akan merasa mudah lelah, nyeri pada tulang, kram pada otot, mudah sakit, rambut rontok, penyembuhan luka yang lebih lama, dan perubahan suasana hati.
"Akibatnya lebih mudah marah, cemas, cenderung lebih murung," katanya.
Devia menjelaskan vitamin D menjaga kesehatan tulang, gigi, dan otot dan mencegah penyakit kronis di kemudian hari seperti tekanan darah tinggi, hipertensi, kencing manis atau diabetes, hingga penyakit autoimun. Vitamin D juga membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, terutama bagi manula dan anak-anak, agar bisa lebih tahan terhadap penyakit.
"Kita bisa mendapatkan vitamin D dari alam, yakni sinar matahari, dengan rutin berjemur di pagi hari kemudian mengonsumsi makanan yang serat dan vitaminnya tinggi seperti telur, ikan, susu, keju, jamur, dan yoghurt, bisa juga dari suplemen tambahan," jelasnya. (H-2)
Lansia berisiko mengalami kekurangan nutrisi karena konsumsi makanannya menurun atau gangguan mekanisme penyerapan tubuh.
Berdasarkan hasil dari penelitiannya, kelompok dengan terapi tambahan vitamin D menunjukkan perbaikan nyeri yang lebih signifkan.
Defisiensi mikronutrien tertentu bisa menyebabkan masalah kesehatan termasuk hidden hunger yang merupakan salah satu bentuk kekurangan gizi atau malnutrisi pada anak.
Kekurangan vitamin D bisa terjadi di negara tropis seperti Indonesia meski sinar matahari ada sepanjang hari.
Kesehatan tubuh kita sangat bergantung pada asupan nutrisi yang memadai, termasuk vitamin yang berperan penting dalam berbagai fungsi vital.
Stunting juga berdampak pada berbagai faktor krusial lain seperti perkembangan kognitif, produktivitas, serta kesehatan fisik dan mental anak
Aktivasi Posyandu kembali merupakan salah satu upaya untuk mengatasi stunting yang cukup efektif menjangkau sampai ke pelosok daerah.
Vitamin D baik dalam bentuk vitamin D2 maupun vitamin D3 juga dapat digunakan sebagai pengobatan dan pencegahan terhadap beberapa penyakit.
Sekitar 200-an warga, terdiri dari ibu hamil, ibu menyusui bersama balita mereka, dan kader-kader posyandu mengikuti kegiatan penyuluhan gizi dan bahaya stunting di Kota Tasikmalaya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved