Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PARA orangtua yang sedang mengajarkan anak toilet training kerap merasa khawatir saat membawa anak di perjalanan jauh lewat jalur darat. Untuk menghindari risiko terjebak macet dan si kecil tidak dapat menahan buang air, tidak sedikit orangtua yang memutuskan kembali memakaikan popok. Namun ada pula yang tetap melanjutkan toilet training dan mempersiapkan botol sebagai solusi jika anak tidak tahan ke toilet.
Lalu bagaimana pendapat dokter? Dokter spesialis anak, dr. Lucky Yogasatria Sp.A., yang cukup populer di medsos pun membagikan pendapatnya. Dokter dengan pengikut sekitar 350ribu di akun Instagram @dr.lucky.sp.a ini tidak menganjurkan anak untuk buang air kecil (BAK) di botol.
Baca juga : Jaga Makanan Anak dengan Nutrisi dan Kebersihan
"Selain mungkin gak bersih, biasanya kalau kepepet banget botol akan menjadi opsi terakhir, tapi ini jangan dilakukan. Ini malah bikin anak jadi terbiasa BAK di botol kalau belum nemu toilet umum," papar dr. Lucky.
Baca juga : Pelecehan Seksual Ibu ke Anak, UPTD PPA Tangsel Dampingi Korban
Ia pun memberi saran agar orangtua untuk sering-sering menawari anak untuk BAK dan BAB ketika bertemu toilet umum. "Coba tanyain kayak gini, "Dek, mama mau pipis nih, kamu mau ikut nggak?" kata dr. Lucky. "Biasanya kalau ditanya kayak gini, anak akan lebih bersemangat dibandingkan kalau "Adek mau pipis sekarang nggak?" Pasti jawaban anak, nggak," lanjutnya.
Namun jika orangtua tetap khawatir tidak menemukan toilet dengan mudah maka mereka disarankan untuk membawa pispot travel. "Jadi kalau belum nemu rest area, ini bisa jadi alternatif si kecil untuk bak," tutur dr. Lucky. "Ibu bisa menepi sebentar biar si kecil bisa BAK tetap di pispot," lanjutnya.
Selain itu, ia mengingatkan agar orangtua membawa tas kecil yang berisi perlengkapan untuk sanitasi. "Jangan lupa siapin tas kecil berisi tisu basah, toiletries, dan pakaian ganti anak yang dekat dengan kita. Jangan taruh di koper," tutupnya. (M-1)
Sebuah studi terbaru dari UCL berusaha menemukan metode toilet training paling efektif dengan mengajak orang tua berbagi pengalaman melalui Big Toilet Project.
Toilet training yang tertunda juga pada anak menyebabkan penolakan untuk buang air besar dan bisa terjadi konstipasi, juga masalah pencapaian dan pemeliharaan kontrol kandung kemih.
Mengompol saat tidur merupakan hal yang biasa terjadi pada anak. Namun, jika anak sudah menjalani toilet training atau jarang mengompol tetapi tiba-tiba kembali sering mengompol, ada apa?
Toilet training adalah salah satu tahap penting dalam perkembangan anak untuk mencapai kemandirian. Proses ini memerlukan persiapan yang matang agar berjalan lancar.
Keterlambatan dalam memberikan edukasi toilet training pada anak dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan dan sosial.
"Awal kejadian pada saat tiba di TKP terjadi kemacetan. Tak berselang lama, komplotan pelaku berjumlah 6 orang yang membawa senjata tajam tiba-tiba mengadang mobil korban,"
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved