Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Siapa yang tidak mengenal istilah pubertas atau kerap disebut masa puber? Pada periode tersebut, tubuh manusia mengalami berbagai perubahan signifikan, baik secara hormon maupun bentuk tubuh.
Secara medis, pubertas merupakan periode pertumbuhan signifikan seseorang dalam berbagai aspek, termasuk pertumbuhan tulang belakang. Orang tua perlu memperhatikan kondisi dan perubahan pada tubuh anak mereka. Salah satu yang harus diwaspadai ialah kelainan pertumbuhan pada tulang belakang atau dikenal skoliosis.
Dokter spesialis orthopedi tulang belakang Dr. dr. Phedy, Sp. OT (K) Spine menjelaskan skoliosis merupakan kelainan pada bentuk tulang belakang. Tulang belakang yang normal bentuknya lurus ke bawah jika dilihat dari depan maupun belakang. Akan tetapi, dalam kondisi skoliosis, tulang punggung tumbuh melengkung ke samping membentuk huruf C atau S.
Baca juga : Ibu Dipastikan tidak Perlu Cuci Puting Sebelum Menyusui
“Jenis umumnya dibagi berdasarkan usia, yakni bawaan lahir (skoliosis kongenital), skoliosis degeneratif (de novo), serta pada remaja ialah skoliosis idiopatik adolesen (AIS),” ungkap dokter Phedy.
Menurutnya, untuk kasus skoliosis pada kelompok remaja, paling banyak terjadi pada usia 10-13 tahun. Pada periode pubertas ini, anak mengalami pertumbuhan tulang yang sangat signifikan dibandingkan saat berada di tingkat SD kelas 1-4.
Meski mengetahui periodenya, namun penyebab kelainan pertumbuhan tulang belakang ini belum teridentifikasi. Apakah faktor genetik, lingkungan, atau kelainan bawaan. Dokter Phedy menilai kasus skoliosis tipe AIS cukup sering terjadi di Indonesia. Setidaknya, 6 dari 100 orang berpotensi mengalami kelainan AIS.
Baca juga : Gaya Hidup Sebabkan Adanya Tren Diabetes Tipe 2 pada Anak dan Remaja
Pentingnya Deteksi Dini
Salah satu faktor penting dalam penanganan kelainan skoliosis AIS ialah deteksi dini. Dengan deteksi dini, dokter memiliki sejumlah cara untuk menghambat pembengkokan tulang agar tidak semakin parah. Langkah ini penting, karena rasa sakit yang ditimbulkan skoliosis, dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang.
“Untuk anak perempuan kita anjurkan untuk screening sebanyak dua kali, yakni pada usia 10 tahun dan 13 tahun. Sedangkan untuk anak laki-laki, screening cukup dilakukan satu kali saat usia 13 tahun,” paparnya.
Baca juga : Remaja Juga Bisa Terkena Diabetes
Metode screening lakukan melalui pengamatan visual dengan Adam Forward Bending Test. Anak diminta membungkuk ke depan. Kemudian, akan terlihat tonjolan punggung di sisi kanan dan kiri untuk dibandingkan ketinggiannya.
Apabila ada satu sisi yang lebih tinggi, perlu diwaspadai bahwa anak itu mengalami skoliosis. Sebaiknya, orang tua segera membawa anaknya ke rumah sakit untuk menjalani rontgen. Dengan begitu, hasilnya lebih akurat dan menjadi dasar tindakan medis selanjutnya.
Sementara, jika sudut lengkungan di bawah 30 derajat, pasien cukup melakukan perawatan dengan olahraga. Terapi tersebut bertujuan mengurangi rasa pegal di punggung. Adapun pembengkokan dinilai tidak akan bertambah.
Baca juga : Para Ibu Diingatkan Pentingnya Makronutrien dan Mikronutrien untuk Anak
Ketika sudutnya di atas 30 derajat, biasanya dokter akan melakukan intervensi, karena potensi skoliosis semakin meningkat. Adapun intervensi dapat dilakukan dengan dua cara, yakni penanganan non-operatif dan penanganan operatif.
Apabila sudutnya berkisar 30-45 derajat, penanganannya dapat melalui non-operatif. Dalam hal ini, menggunakan brace atau sejenis korset dari bahan fiber yang ditekan pada titik tertentu, agar kurvanya tidak bertambah bengkok. Akan tetapi, penggunaan brace hanya optimal di sudut kurang dari 45 derajat.
Pasien dipantau secara berkala setiap 5-12 bulan dengan pemeriksaan fisik dan rontgen. Umumnya, brace tersebut digunakan sampai waktu pertumbuhan tulang terhenti. Untuk perempuan diperkirakan hingga usia 16 tahun, sementara laki-laki sampai usia 18 tahun.
“Untuk sudut di atas 45 derajat ini yang membutuhkan operasi. Harus segera dilakukan saat sudutnya masih belum begitu besar, karena ada potensi semakin parah bila dibiarkan. Jika sudutnya di atas 70 derajat, akan mulai menggangu fungsi paru-paru,” tutur dokter Phedy. (B-2)
Patroli akan terus digelar secara rutin, sebagai bentuk kehadiran polisi untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat.
Keimanan remaja zaman now bisa kok ditingkatkan! Temukan cara ampuh mendekatkan diri pada Tuhan di era digital ini. Klik dan baca selengkapnya!
Polisi juga menyita 21 kendaraan roda dua (motor) yang digunakan untuk konvoi.
Polisi mengimbau masyarakat, khususnya orangtua, agar lebih proaktif dalam menjaga dan mengarahkan anak-anak mereka.
I Gusti Ayu Ratna menambahkan, hingga kini Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung telah memperluas cakupan skrining kadar glukosa darah melalui beberapa program.
Dari pemeriksaan yang dilakukan dokter diketahui bahwa ada larva migrans kulit yakni infeksi parasit pada kulit yang disebabkan larva cacing tambang.
REMAJA merupakan salah satu kelompok yang rentan mengalami depresi dan masalah kesehatan mental lainnya. Penting bagi masyarakat memahami cara mengatasi depresi pada remaja.
TUBUH yang sering merasa lelah, pegal, atau nyeri pada tulang dan sendi tidak hanya dialami oleh orang tua. Biasanya, remaja yang mengalami kondisi demikian sering disebut 'remaja jompo'.
Tujuan penyelenggaraan promosi kesehatan prakonsepsi ini adalah memberikan edukasi dalam mengoptimalkan perawatan prakonsepsi pada remaja.
Remaja sangat peka terhadap pendapat orang lain dan rentan terhadap kritik.
TIDAK sedikit yang khawatir penggunaan pil KB pada remaja bisa berdampak buruk dalam jangka panjang, seperti mengganggu tingkat kesuburan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved