Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
ANAK stunting disebabkan oleh kekurangan gizi kronis (berkepanjangan) yang bisa terjadi sejak masa janin dalam kandungan. Oleh karena itu pencegahan stunting perlu dilakukan dari jauh hari sebelum anak lahir, bahkan sebelum masa kehamilan.
“Setiap anak memiliki golden periode, yang kita kenal sebagai seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK). Yaitu, masa awal kehidupan yang terhitung sejak janin dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun. Dalam rahim 270 hari, tahun pertama kehidupan 365 hari, tahun kedua kehidupan 365 hari. Periode 1000 HPK sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhan anak karena pada masa ini anak tumbuh yang sangat pesat dan riskan dengan gangguan,” terang dokter anak Klinik First Care, dr. Runi Deasiyanti, Sp.A, pada diskusi di Jakarta, beberapa waktu lalu. Penyelenggaraan diskusi bertema “Mendampingi Ibu dan Anak di 1000 Hari Pertama Kehidupan” ini menjadi bagian dari kepedulian Klinik First Care terhadap kesehatan perempuan dan anak.
Kekurangan gizi berkepanjangan di masa 1000 HPK berisiko membuat anak stunting, termasuk ketika periode dalam kandungan, ketika berbagai organ penting seperti otak, jantung, hati, paru-paru, ginjal, dan tulang anak mulai terbentuk dan berkembang. Oleh karena itu, asupan gizi perempuan perlu diperhatikan mulai dari sebelum kehamilan, sebab gizi dari ibulah yang akan dipakai janin untuk bertumbuh. “Jangan sampai calon ibu kurang gizi, termasuk jangan anemia,” kata dr. Runi.
Baca juga : Yuk, Pahami Ancaman Stunting dan Cara Pencegahannya
Memasuki periode kehamilan, calon ibu disarankan untuk banyak mengonsumsi makanan bergizi seimbang, memeriksakan kehamilan secara rutin, menggali informasi lengkap mengenai perawatan bayi, termasuk manfaat ASI dan cara menyusui, cara menyiapkan makanan pendamping ASI (MPASI), serta seluk-beluk imunisasi. Ketika bayi sudah lahir, orang tua perlu memastikan anak mendapat asupan nutrisi yang seimbang dengan jenis beragam. Lakukan imunisasi dan berikan stimulasi untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya.
“Saat bayi berusia 0-6 bulan berikan ASI eksklusif (ASI saja) dan pada usia 6 bulan sampai 2 tahun berikan MPASI. Selalu jaga daya tahan tubuhnya agar tidak sering sakit. Anak yang sering sakit bisa menjadi stunting,” ujar dr. Runi.
Jangan lupa, selalu pantau kondisi anak, timbang berat dan tinggi badannya, cocokkan dengan tabel WHO Weight Velocity 2006 atau tabel kenaikan berat dan tinggi badan. Lakukan secara rutin sering dengan jadwal vaksinasi.
Baca juga : Tidak Hanya Faktor Gizi, Stunting Juga Disebabkan Ketidaksetaraan Gender
Bedakan dengan Perawakan Pendek
Stunting ditandai dengan tinggi tubuh anak yang lebih pendek dari yang seharusnya. Jadi, stunting identik dengan tubuh pendek. Namun, anak yang berperawakan pendek belum tentu stunting. “Bisa jadi anak pendek bukan karena kekurangan gizi, melainkan karena pengaruh genetik (keturunan), mengalami kelainan hormon, atau gangguan pertumbuhan tulang. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk memastikan,” terang dr. Runi.
Ia mengingatkan, pencegahan anak stunting perlu mendapat perhatian serius. Sebab, dampaknya bukan semata tubuh pendek. Lebih dari itu, anak stunting lebih berisiko menderita penyakit sindrom metabolik saat dewasa, termasuk diabetes. “Selain itu, anak stunting juga berisiko memiliki IQ lebih rendah sehingga kemampuan kognitifnya kurang maksimal,” pungkas dr. Runi. (B-1)
Pemerintah berharap program Makan Bergizi Gratis dapat mendukung upaya penurunan tengkes.
Penyakit anemia lebih rentan terjadi pada kaum perempuan, terutama anak-anak, remaja putri, dan perempuan hamil
Mencuci tangan pakai sabun berperan penting untuk menghindarkan si kecil dari stunting. Bagaimana kaitan stunting dengan cuci tangan? Mari simak penjelasannya.
Edukasi yang dibarengi contoh nyata diperlukan untuk menambah pengetahuan ibu hamil dalam mempersiapkan bayinya agar tidak stunting.
Daun kelor kering sebanyak 100 gram diketahui mengandung senyawa protein 2 kali lebih tinggi daripada yoghurt, vitamin A yang 7 kali lebih tinggi daripada wortel.
Dokter spesialis obstetri dan ginekologi dari Rumah Sakit Pusat Infeksi Sulianti Saroso Agustina Nurmala menekankan pentingnya para ibu hamil memahami tanda-tanda bahaya persalinan.
Yoga prenatal atau yoga untuk ibu hamil memiliki beragam manfaat. Tertarik melakukannya? Yuk, simak lebih dulu penjelasan berikut.
Selain rasanya yang lezat, kacang mete kaya akan kandungan zat-zat gizi yang bermanfaat untuk ibu hamil dan menyusui.
Jessica memilih program bayi tabung karena dengan usianya sekarang, kehamilannya berisiko tinggi.
Dr. Shilla Mariah Yussof dari Singapore Women’s & Children’s Medical Group menjelaskan beberapa mitos umum tentang kehamilan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved