Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
KERJA sama yang intensif di kawasan sangat diperlukan untuk meredam konflik Laut China Selatan yang terus memanas dalam beberapa tahun terakhir. Kepala Pusjianmar Seskoal Laksma TNI Salim mengatakan bahwa isu Laut China Selatan ini sangat penting mengingat besarnya nilai ekonomi di kawasan tersebut.
“Jalur perdagangan global mencapai triliunan Dolar AS, sumber daya energi juga melimpah. Nah sengketa wilayah, kebebasan navigasi, dan meningkatnya ketegasan Tiongkok jadi isu utama sekarang,” kata Salim pada diskusi Namarin Roundtable 2025: Strategic Considerations and Policy Shifts of Trump 2.0 on the South China Sea and the Responses of Southeast Asian Countries di Hotel Horison Ultima, Menteng, Jakarta, dikutip Rabu (27/8).
Menurut dia, kerja sama yang dilakukan antar negara di kawasan ini menjadi penting untuk dilakukan. Kerja sama investasi dan perdagangan harus sama-sama menguntungkan, walaupun juga mengandung risiko, itu harus dipertimbangkan di masing-masing negara.
Sementara itu peneliti CSIS, Muhammad Waffaa Kharisma menyebut di tengah eskalasi yang terus memanas, Amerika Serikat (AS) justru melakukan perluasan operasi sekutunya Asia Tenggara seperti Filipina.
“Bagi Asia Tenggara, tantangan utamanya bukan hanya menavigasi persaingan AS-Tiongkok, tetapi memastikan kepentingannya tidak dikorbankan demi mengejar kesepakatan Trump atau Tiongkok,” ucap Waffaa.
Lanjut dia, saat ini Laut China Selatan memasuki era yang lebih militeristik dan transaksional. “Baik melalui pencegahan maupun akomodasi, masa jabatan kedua Trump akan menguji kapasitas ASEAN untuk tetap lebih dari sekadar penonton dalam permainan yang dimainkan oleh kekuatan yang lebih besar,” imbuhnya.
Pakar dari De La Salle University Philippine, Renato Cruz de Castro menyatakan bahwa Filipina bersama AS berupaya menghadapi ambisi Tiongkok di Laut China Selatan. Hal itu tercermin dalam kunjungan Menteri Hegesth ke Filipina pada akhir Maret 2025 lalu.
“Kedua negara (Filipina dan AS) menegaskan kembali komitmen terhadap MDT 1951. Setelah pertemuan itu, Filipina dan AS sepakat untuk melakukan inisiatif yang bertujuan untuk mengembangkan pencegahan keamanan di Laut China Selatan, yaitu pengerahan kemampuan Amerika tambahan yang canggih dan strategis termasuk sistem interdiksi kapal ekspedisi Angkatan Laut-Marinir (NMESIS) ke Filipina,” jelasnya.
Direktur Eksekutif The Namarin Siswanto Rusdi mengutarakan bahwa diskusi ini menjadi solusi cerdas untuk perdamaian di Laut China Selatan. “Jadi ketegangan di Laut China Selatan jangan terus dibesar-besarkan yang berpotensi menuju eskalasi yang lebih besar. para pihak sebetulnya sadar untuk tidak memulai perang terbuka karena bisa merugikan semua pihak di kawasan,” pungkas Siswanto. (Cah/P-3)
Adapun, kedua tersangka ialah Muhammad Ridzuan Cheong Bin Abdullah, 40, warga Malaydia dan Wei Zihao, 28, warga Tiongkok.
Namun seraya mencatat bahwa hubungan ekonomi antara kedua negara telah membaik, Trump tetap membuka peluang untuk tarif yang lebih tinggi, dan melontarkan ancaman terhadap ‘Negeri Panda’.
Tingkat ketidakpercayaan tertinggi tercatat di Metro Manila dan Luzon Tengah sebesar 88%, dan terendah di Visayas sebesar 77%.
Ilmuwan Tiongkok berjuang menyelamatkan lumba-lumba tanpa sirip yang masih hidup di Sungai Yangtze.
SELAMA kampanye, Donald Trump berjanji akan menggunakan tarif untuk merevitalisasi industri Amerika, mendatangkan lapangan kerja, dan membantu Negeri Paman Sam kembali hebat.
Sistem distribusi bantuan yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat ini lebih melayani kepentingan militer dan politik dibandingkan kebutuhan rakyat sipil.
Transfer data pribadi ke luar negeri hanya dapat dilakukan apabila negara tujuan memiliki perlindungan hukum setara atau lebih tinggi dari Indonesia.
KOMITE Olimpiade dan Paralimpiade Amerika Serikat (USOPC) secara melarang perempuan transgender bertanding di kategori olahraga perempuan.
ISRAEL dan Suriah menyepakati gencatan senjata setelah beberapa hari dilanda serangan udara dan konflik sektarian di wilayah Suwayda.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan tenggat waktu kepada Rusia untuk mengakhiri konflik di Ukraina dalam waktu 50 hari.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved