Headline

DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Tato Mumi Siberia Berusia 2.500 Tahun Ungkap Seni Tubuh Rumit Zaman Kuno

Thalatie K Yani
31/7/2025 12:28
Tato Mumi Siberia Berusia 2.500 Tahun Ungkap Seni Tubuh Rumit Zaman Kuno
Gambar resolusi tinggi dari tato mumi perempuan Pazyryk berusia 2.500 tahun di Siberia mengungkap detail luar biasa.(M Vavulin)

GAMBAR beresolusi tinggi dari tato pada mumi es perempuan berusia 2.500 tahun di Siberia mengungkap detail hiasan tubuh yang sangat rumit, temuan para peneliti. Gambar itu bahkan sulit ditiru seniman tato modern saat ini.

Tato yang ditemukan bergambar macan tutul, rusa jantan, ayam jantan, hingga makhluk mitologi gabungan singa dan elang (griffin). Tato pada tubuh perempuan dari suku pengendara kuda nomaden Pazyryk ini memberikan wawasan baru tentang budaya prajurit kuno yang pernah mendiami padang luas antara Tiongkok dan Eropa.

Pemindaian digital inframerah yang dilakukan di Museum Hermitage, St Petersburg, Rusia, berhasil menampilkan tato-tato tersebut secara detail untuk pertama kalinya. Sebelumnya, lukisan tubuh ini sulit terlihat dengan mata telanjang karena kondisi mumi yang sudah membeku selama ribuan tahun di pegunungan Altai.

“Penemuan ini membuat saya merasa seolah-olah kita semakin dekat dengan orang di balik karya seni itu, bagaimana mereka bekerja dan belajar. Gambar-gambarnya seolah hidup kembali,” kata Dr. Gino Caspari, peneliti utama dari Max Planck Institute of Geoanthropology dan Universitas Bern, kepada BBC.

Seni Tubuh yang Penuh Makna

Di lengan kanan bawah sang perempuan, terlihat gambar macan tutul mengelilingi kepala rusa. Sementara di lengan kiri, sosok griffin terlihat tengah bertarung sengit dengan seekor rusa. Tema pertempuran liar antar hewan merupakan ciri khas budaya Pazyryk.

Yang unik, pada ibu jarinya juga ditemukan gambar ayam jantan. Motif ini  tak lazim dan menunjukkan gaya pribadi yang khas.

Untuk memahami teknik pembuatan tato ini, tim arkeolog bekerja sama dengan peneliti dan seniman tato Daniel Riday. Riday dikenal karena merekonstruksi desain tato kuno menggunakan metode tradisional langsung pada tubuhnya sendiri.

Berdasarkan pengamatan, kualitas tato di lengan kanan dan kiri berbeda. Hal itu mengindikasikan tato tersebut mungkin dikerjakan orang yang berbeda, atau terjadi kesalahan saat proses pembuatan.

“Saya memperkirakan butuh sekitar 4,5 jam untuk menyelesaikan bagian bawah lengan kanan, dan 5 jam lagi untuk bagian atas. Itu komitmen yang luar biasa, apalagi dilakukan sambil duduk di tanah padang stepa yang berangin,” ujar Riday.

Ia menambahkan, proses tato ini tidak bisa dilakukan sembarangan. Dibutuhkan pengetahuan tentang kesehatan dan keselamatan karena kulit akan ditusuk secara berulang.

Proses Profesional di Zaman Kuno

Dari analisis bekas-bekas tinta di kulit, para peneliti menduga pola tato kemungkinan terlebih dulu dibuat dengan stensil, sebelum ditusuk dengan alat mirip jarum yang terbuat dari tanduk atau tulang hewan, dengan ujung tunggal maupun bercabang. Pigmen tinta diduga berasal dari tanaman yang dibakar atau jelaga.

Meski Dr. Caspari sendiri tidak memiliki tato, ia menekankan praktik ini sudah menjadi bentuk seni profesional sejak zaman kuno. “Tato adalah bagian penting dari budaya banyak orang saat ini, dan ternyata, sejak dulu pun seni ini dikerjakan secara serius, dengan waktu, dedikasi, dan teknik yang sangat canggih,” jelasnya.

Namun sebagian tato pada tubuh mumi ditemukan terpotong atau rusak. Kerusakan itu kemungkinan terjadi saat proses persiapan pemakaman.

“Ini menunjukkan tato lebih bermakna dalam kehidupan, dan mungkin tidak memiliki peran penting dalam kepercayaan akan kehidupan setelah mati,” pungkas Dr. Caspari. (BBC/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya