Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kontroversi Mumi Perempuan Misterius: Studi Terbaru Bantah Klaim Kehamilan

Thalatie K Yani
24/3/2025 07:51
Kontroversi Mumi Perempuan Misterius: Studi Terbaru Bantah Klaim Kehamilan
Setelah empat tahun perdebatan, studi internasional terbaru membantah klaim  mumi Perempuan Misterius dari Mesir kuno sedang hamil saat meninggal.(Ł. Kownacki)

SETELAH empat tahun perdebatan mengenai dugaan kehamilan seorang mumi Mesir kuno, sebuah studi internasional terbaru menyatakan klaim tersebut tidak benar. Mumi yang awalnya diduga sebgai pendeta laki-laki berdasarkan inskripsi di petinya, ternyata seorang perempuan berusia sekitar 20 thun. 

Tahun 2021, para peneliti dari Warsaw Mummy Project (WMP) mengajukan teori mumi "Perempuan Misterius" itu sedang hamil saat meninggal dunia.

Studi terbaru yang dipimpin oleh arkeolog Kamila Braulinska dari Universitas Warsawa dan diterbitkan dalam Journal of Archaeological and Anthropological Sciences bertujuan memverifikasi klaim sebelumnya dengan menggunakan analisis radiologi canggih. Tim yang terdiri dari empat belas ahli internasional meninjau kembali lebih dari 1.300 pemindaian tomografi terkomputasi (CT) mentah dari tahun 2015 dan menyimpulkan tidak ada janin di dalam perut Perempuan Misterius. Yang sebelumnya dianggap sebagai janin yang membusuk sebenarnya adalah bahan yang digunakan dalam proses pembalseman.

Klaim kehamilan pertama kali muncul tahun 2021 ketika arkeolog Wojciech Ejsmond dan Marzena Ozarek-Szilke dari WMP menyatakan mumi tersebut diperkirakan hamil sekitar 28 minggu. Mereka berpendapat lingkungan yang sebelumnya asam dan minim oksigen telah menciptakan proses kimia yang tidak biasa sehingga "mengawetkan" janin di dalam tubuh ibunya.

Penelitian terbaru secara tegas membantah teori ini. Menurut para peneliti, "asam dalam tubuh manusia tidak cukup kuat untuk melarutkan tulang, terutama setelah tubuh dibalsem." Selain itu, studi ini juga tidak menemukan bukti yang mendukung klaim sebelumnya tentang kanker nasofaring pada Perempuan Misterius. 

Para peneliti memang mencatat adanya kerusakan pada tengkoraknya, tetapi mereka percaya hal ini kemungkinan besar terjadi akibat proses pengangkatan otak selama pembalseman, bukan karena penyakit.

Sebagai seorang ahli radiologi, Dr. Lukasz Kownacki, yang melakukan pemindaian CT awal, meragukan klaim tentang kehamilan dan kanker. Ia menyatakan fenomena pareidolia—di mana seseorang melihat pola yang dikenali dalam gambar acak—mungkin menjadi penyebab kesalahan interpretasi. Ia menegaskan tidak ada temuan radiologi yang menunjukkan keberadaan janin atau kanker dalam mumi tersebut.

Kontroversi seputar Perempuan Misterius melampaui ranah akademis, memicu kritik dari peneliti dan institusi lain. Braulinska, salah satu pendiri WMP, menyatakan keprihatinannya tentang bagaimana rekan-rekannya telah "menyajikan" temuan mereka tanpa berkonsultasi dengan ahli radiologi. Ia juga khawatir mumi tersebut lebih banyak digunakan sebagai sensasi publik daripada diperlakukan sebagai subjek studi ilmiah yang serius. 

Mantan kepala konservator Museum Nasional Warsawa (NMW), Dorota Ignatowicz-Wozniakowska, juga menyoroti pentingnya etika dalam meneliti sisa-sisa manusia, terlepas dari seberapa lama mereka telah meninggal.

Perdebatan ini mendapat perhatian internasional, yang mendorong Braulinska untuk meminta penyelidikan oleh tim ahli global independen. Ia mengajukan permintaan ini dalam Kongres Dunia tentang Studi Mumi di Bolzano, di mana ia mendesak para ahli Mesir kuno, radiolog, dan arkeolog untuk meninjau kembali bukti yang ada. 

Banyak arkeolog mendukung evaluasi ulang ini, yang akhirnya menghasilkan pembentukan komite ilmuwan independen dari sembilan negara, termasuk Mesir, AS, dan Inggris, untuk meneliti kembali pemindaian CT.

Salah satu ahli yang terlibat dalam penyelidikan ini adalah Prof. Sahar Saleem dari Universitas Kairo, seorang radiolog terkenal yang meneliti mumi firaun Mesir, termasuk Tutankhamun. Sebelumnya, Saleem mengkritik klaim kehamilan dan menyatakan tidak ada sisa janin yang terlihat dalam pemindaian yang telah ditinjau. Keahliannya dalam diagnostik janin semakin memperlemah hipotesis "pengawetan" janin yang diajukan tahun 2021.

Akhirnya, studi ini menyimpulkan Perempuan Misterius tidak sedang hamil maupun menderita kanker. Para peneliti menegaskan temuan ini seharusnya mengakhiri perdebatan. 

"Penelitian ini seharusnya menyelesaikan diskusi mengenai dugaan pertama kasus kehamilan yang teridentifikasi dalam mumi Mesir kuno, serta perdebatan tentang keberadaan kanker nasofaring," demikian pernyataan dalam studi tersebut. (Archaeology News/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya