Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Konflik Perbatasan Thailand-Kamboja, Lebih dari 100 Ribu Warga Mengungsi

Dhika Kusuma Winata
25/7/2025 10:17
Konflik Perbatasan Thailand-Kamboja, Lebih dari 100 Ribu Warga Mengungsi
Warga Thailand mengungsi akibat negaranya berseteru dengan Kamboja.(AFP/LILLIAN SUWANRUMPHA)

KETEGANGAN di perbatasan Thailand dan Kamboja kembali memuncak. Lebih dari 100.000 warga sipil terpaksa mengungsi setelah pecahnya pertempuran paling berdarah antara kedua negara dalam sepuluh tahun terakhir.

Pemerintah Thailand mengungkapkan pada Jumat (25/7) korban jiwa akibat konflik meningkat. Tekanan dari komunitas internasional agar kedua belah pihak segera menghentikan kekerasan semakin menguat.

Kementerian Dalam Negeri Thailand melaporkan lebih dari 100.000 penduduk dari empat provinsi perbatasan telah dievakuasi ke hampir 300 pos penampungan darurat. Di sisi lain, Kementerian Kesehatan Thailand mengonfirmasi jumlah korban tewas telah mencapai 14 orang, terdiri dari 13 warga sipil dan satu tentara.

Konflik dipicu oleh sengketa wilayah yang sudah berlangsung lama dan kembali memanas baru-baru ini. Pertempuran sengit terjadi dengan melibatkan jet tempur, artileri berat, tank, serta pasukan infanteri di darat.

Situasi itu mendorong Dewan Keamanan PBB untuk menjadwalkan pertemuan darurat membahas krisis tersebut.

Di kota Samraong, Kamboja, yang berjarak sekitar 20 kilometer dari perbatasan, laporan AFP menyebut suara dentuman artileri terdengar sejak pagi hari. Warga pun panik dan bergegas menyelamatkan diri.

“Saya tinggal sangat dekat dengan perbatasan. Kami ketakutan karena tembakan kembali terdengar sekitar pukul enam pagi,” kata Pro Bak, seorang pria berusia 41 tahun kepada AFP.

“Saya tidak tahu kapan bisa kembali ke rumah,” lanjutnya.

Wargq mengungsi bersama keluarganya ke sebuah vihara Buddha. Sementara itu, tentara bergerak cepat mengoperasikan peluncur roket dan melaju menuju garis pertempuran.

Sengketa perbatasan sepanjang 800 km tersebut telah lama menjadi sumber ketegangan antara Thailand dan Kamboja. Pada 2008 hingga 2011, bentrokan serupa pernah terjadi dan menewaskan setidaknya 28 orang serta memaksa puluhan ribu lainnya mengungsi.

Meski Mahkamah Internasional mengeluarkan putusan pada 2013 yang sempat meredakan konflik selama lebih dari satu dekade, ketegangan kembali mencuat pada Mei lalu setelah seorang tentara Kamboja tewas dalam insiden di perbatasan.

Menurut militer Thailand, bentrokan terbaru pada Kamis terjadi di enam titik berbeda, termasuk di sekitar dua kompleks candi kuno yang kerap menjadi titik sensitif dalam sengketa.

Pasukan darat dari kedua negara terlibat kontak senjata secara langsung, sementara Kamboja menembakkan roket dan peluru ke wilayah Thailand. Sebagai balasan, jet tempur F-16 milik Thailand menyerang sasaran militer di seberang perbatasan.

Kedua negara saling menyalahkan atas siapa yang memulai serangan terlebih dahulu. Thailand bahkan menuduh Kamboja menyerang infrastruktur sipil, termasuk sebuah rumah sakit dan stasiun pengisian bahan bakar yang terkena tembakan roket. (AFP/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya