Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

10 Opsi Uni Eropa Menindak Pelanggaran Israel di Gaza

Ferdian Ananda Majni
16/7/2025 14:35
10 Opsi Uni Eropa Menindak Pelanggaran Israel di Gaza
Seorang anak perempuan Palestina mengantre untuk mendapatkan seporsi makanan hangat yang dibagikan oleh dapur amal di kamp pengungsi Nuseirat, Jalur Gaza tengah, kemarin.(AFP)

PARA menteri luar negeri Uni Eropa pada hari ini WIB akan membahas sejumlah opsi tindakan terhadap Israel terkait perang di Jalur Gaza, Palestina. Akan tetapi kemungkinan besar mereka tidak akan menyetujui satu pun opsi.

Kepala kebijakan luar negeri blok tersebut, Kaja Kallas, mengajukan 10 langkah potensial setelah Israel terbukti melanggar kesepakatan kerja sama antara kedua belah pihak atas dasar hak asasi manusia. Langkah-langkah tersebut berkisar dari penangguhan seluruh perjanjian atau pembatasan hubungan dagang hingga pemberian sanksi kepada menteri Israel, penerapan embargo senjata, dan penghentian perjalanan bebas visa.

Namun, meskipun kemarahan meningkat atas kehancuran di Gaza, negara-negara Uni Eropa tetap terpecah belah mengenai cara menangani Israel. Para diplomat mengatakan tampaknya tidak ada momentum kritis untuk langkah apa pun.

"Saya diminta untuk memberikan inventaris opsi yang dapat diambil. Terserah kepada negara-negara anggota untuk membahas yang akan kita lakukan dengan opsi-opsi ini," kata Kallas, Senin (14/7). Nada diskusi akan sangat dipengaruhi cara Israel mengimplementasikan janjinya kepada Uni Eropa untuk meningkatkan akses kemanusiaan ke Gaza. 

Lebih banyak makanan

Kallas mengatakan pada pekan lalu ia mencapai kesepakatan dengan mitranya dari Israel, Gideon Saar, untuk membuka lebih banyak titik masuk dan mengizinkan masuknya lebih banyak makanan. Dua juta penduduk Gaza menghadapi kondisi kemanusiaan yang memprihatinkan karena Israel sangat membatasi bantuan selama perang yang menghancurkan di Jalur Gaza.

"Kami melihat beberapa tanda-tanda baik akan datangnya lebih banyak truk," imbuh Kallas. "Namun tentu saja kami tahu bahwa ini tidak cukup dan kami perlu mendorong lebih banyak lagi agar implementasi dari yang kami sepakati juga terjadi di lapangan."

Pada pertemuan Uni Eropa dan negara-negara tetangga di Brussels pada Senin, Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengatakan situasi di Gaza masih katastropik.

Yakin tidak dihukum

Saar, yang berbicara pada pertemuan yang sama, terdengar yakin negaranya akan menghindari tindakan Uni Eropa lebih lanjut. 

"Saya yakin tidak satu pun dari langkah-langkah tersebut akan diadopsi oleh negara-negara anggota Uni Eropa," kata Menteri Luar Negeri tersebut. "Tidak ada pembenaran sama sekali."

Meskipun Uni Eropa tampaknya saat ini tidak dapat mengambil langkah lebih lanjut terhadap Israel, mencapai tahap ini saja sudah merupakan langkah yang cukup besar.

Blok tersebut baru setuju untuk meninjau kembali kesepakatan kerja sama tersebut setelah Israel melancarkan kembali operasinya yang menghancurkan di Gaza menyusul runtuhnya gencatan senjata pada Maret.

Sampai saat itu, perpecahan yang mendalam antara negara-negara yang mendukung Israel dan negara-negara yang lebih pro-Palestina menghambat setiap langkah.

Perang dimulai pada 7 Oktober 2023 dan menewaskan sedikitnya 58.386 warga Palestina serta melukai lebih dari 139.000 orang. Sebagian besar korban itu ialah perempuan dan anak-anak. (Fer/AFP/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik