Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
SEBUAH film dokumenter kontroversial berjudul Gaza: Doctors Under Attack menuai sorotan tajam setelah BBC memutuskan untuk membatalkan penayangannya.
Film yang diproduksi oleh Basement Films ini seharusnya disiarkan oleh penyiar publik Inggris tersebut, namun keputusan mendadak pada 20 Juni 2025 membatalkan seluruh rencana siaran dengan alasan kekhawatiran akan persepsi keberpihakan.
BBC menyatakan bahwa konten film dianggap tidak memenuhi standar netralitas editorial yang diharapkan publik.
Meskipun begitu, pihak BBC tidak memberikan penjelasan rinci mengenai bagian mana dari film tersebut yang dinilai bermasalah.
Beberapa hari setelah pembatalan itu, Channel 4 Inggris mengumumkan bahwa mereka akan menayangkan film tersebut, sementara Zeteo — platform internasional yang didirikan jurnalis Mehdi Hasan — juga mengambil alih distribusi global dokumenter ini.
Film ini disusun oleh pembuat dokumenter ternama seperti Ben de Pear, Karim Shah dan Ramita Navai, mereka para kreator yang pernah dinominasikan di ajang Oscar, Emmy, dan Peabody.
Dokumenter ini menggambarkan kisah para tenaga medis Palestina yang bekerja di Gaza di tengah pemboman Israel. Dalam adegan pembuka, ditampilkan rekaman dari telepon milik petugas medis Palestina yang tewas dalam serangan.
"Israel telah membunuh orang-orang yang berusaha menjaga sistem perawatan kesehatan tetap hidup," kata presenter Ramita Navai seperti dikutip Middle East Eye, Kamis (3/7).
Dia juga menyampaikan bahwa Israel berulang kali menuduh Hamas menggunakan rumah sakit sebagai bagian dari strategi militer, meskipun dokumenter ini menunjukkan bahwa klaim tersebut sering kali tidak disertai bukti yang konkret.
Film ini menunjukkan bagaimana para dokter Palestina menjadi korban langsung, tidak hanya karena gempuran udara, tetapi juga dalam bentuk penyiksaan ketika ditahan.
Salah satunya adalah Dr. Khaled Hamouda dari RS Indonesia di Gaza.
Dia kehilangan istri dan anak perempuannya akibat serangan Israel, dan kemudian ditahan serta mengalami penyiksaan berat.
“Saya tidak tahu di mana mereka dikuburkan. Saya tidak pernah melihat mereka lagi,” katanya sambil menahan tangis.
Film ini mencatat bahwa sebagian dari para tenaga medis yang diwawancarai pernah menyatakan dukungan terhadap Hamas atau memiliki kerabat yang terafiliasi.
Penyebutan ini, meskipun dilakukan secara terbuka, terasa mengganggu ketika disandingkan dengan kesaksian tragis para korban, seolah memberikan jarak emosional terhadap penderitaan mereka.
Dokumenter ini juga menampilkan kesaksian seorang tentara Israel anonim yang mengaku menyaksikan tindakan penyiksaan terhadap tahanan Palestina oleh rekan-rekannya.
Dia menyebut bahwa praktik semacam itu didukung dan bahkan didorong oleh atasan mereka.
Kekejaman lain yang diangkat termasuk keterlibatan tenaga medis Israel dalam penyiksaan terhadap tahanan Palestina. Seorang dokter anonim mengungkap bahwa ia melihat operasi dilakukan tanpa anestesi sebagai bentuk penyiksaan.
"Saya adalah kaki tangan, sekaligus dokter Israel, dalam cara kami memperlakukan warga Gaza," katanya.
Salah satu kisah paling menyayat adalah tentang Dr. Adnan al-Bursh, kepala ortopedi RS al-Shifa, yang ditangkap dan diduga disiksa hingga tewas dalam tahanan Israel. Jenazahnya belum dikembalikan hingga kini.
Meski film ini tak luput dari upaya menjelaskan latar belakang politik sebagian narasumber, inti dokumenter tetap fokus pada keberanian dan pengorbanan luar biasa para tenaga medis Gaza yang tetap bertugas di tengah kehancuran.
Mereka bekerja dengan alat minim, listrik terbatas, bahkan ventilasi manual, demi menyelamatkan nyawa di zona perang yang paling mematikan.
Hingga kini, lebih dari 1.500 tenaga kesehatan dilaporkan tewas sejak konflik dimulai pada Oktober 2023.
Setelah BBC membatalkan penayangan, Basement Films menyatakan rasa terima kasih kepada seluruh kontributor film dan meminta maaf karena tidak percaya ketika mereka mengatakan bahwa BBC mungkin tidak akan pernah menayangkan film seperti ini.
"Ternyata mereka benar," tulis pihak Basement Films dalam pernyataan penutupnya. (Fer/I-1)
EDITOR senior di desk di bagian Timur Tengah BBC ialah mantan karyawan di unit propaganda Central Intelligence Agency (CIA) dan kolaborator dengan badan intelijen Israel Mossad.
LEBIH dari 100 staf BBC menuduh lembaga penyiaran tersebut melakukan liputan yang bias dengan memihak Israel dalam pelaporannya tentang perang di Jalur Gaza, Palestina.
BBC dituduh oleh para jurnalisnya sendiri telah gagal menceritakan kisah konflik Israel-Hamas yang meluluhlantakkan Gaza secara akurat.
Reporter senior BBC, John Simpson, yang juga editor berita dunia, menegaskan lembaganya akan berpihak jika menyebut Hamas sebagai teroris.
Lineker, yang merupakan pembawa acara program Match of the Day, memicu perselisihan dengan BBC setelah mengkritik kebijakan baru pemerintah Inggris dalam menghadapi imigran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved