Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Netanyahu Bersumpah Hancurkan Hamas, Meski Hamas Pertimbangkan Proposal Gencatan Senjata Baru

Thalatie K Yani
03/7/2025 05:34
Netanyahu Bersumpah Hancurkan Hamas, Meski Hamas Pertimbangkan Proposal Gencatan Senjata Baru
PM Israel Benjamin Netanyahu kembali menegaskan ingin menghancurkan Hamas sampai ke akar-akarnya.(Media Sosial X)

DI tengah upaya mediasi internasional untuk menghentikan konflik di Gaza, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali menegaskan tekadnya untuk menghancurkan Hamas sampai ke akar-akarnya. Pernyataan ini disampaikan pada Rabu (2/7), meskipun kelompok militan Palestina itu menyatakan tengah mempertimbangkan proposal gencatan senjata baru dari mediator Qatar dan Mesir.

Netanyahu belum menanggapi klaim mantan Presiden AS Donald Trump, yang menyebut Israel telah menyetujui gencatan senjata selama 60 hari. Namun, menjelang pertemuannya dengan Trump di Washington pekan depan, Netanyahu menegaskan: "Kami akan membebaskan semua sandera dan menghapus Hamas dari muka bumi."

Hamas, melalui pernyataan resminya, menyebut sedang mengadakan "konsultasi nasional" untuk membahas proposal terbaru yang mencakup penghentian agresi, penarikan pasukan Israel dari Gaza, dan bantuan kemanusiaan segera bagi penduduk.

Korban Terus Bertambah, Termasuk Direktur RS Indonesia di Gaza

Di tengah negosiasi politik, kekerasan di lapangan tak mereda. Serangan militer Israel pada Rabu menewaskan sedikitnya 47 orang di Gaza, menurut badan pertahanan sipil Palestina. Salah satu korban adalah Dr. Marwan Al-Sultan, direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara.

Sementara itu, serangan udara Israel juga menghantam tenda pengungsi di wilayah Al-Mawasi—yang sebelumnya dinyatakan sebagai zona aman. Lima anggota satu keluarga tewas dalam serangan itu. Warga setempat menangis dan bertanya: “Apa salah mereka? Mereka datang ke sini karena mengira tempat ini aman.”

Gambar dari kota Khan Yunis memperlihatkan bayi-bayi berdarah dilarikan ke rumah sakit Nasser, sementara seorang pria berteriak panik, "Anak-anak! Anak-anak!"

Serangan juga terjadi di dekat lokasi distribusi bantuan makanan di Rafah dan wilayah tengah Gaza, menewaskan sedikitnya enam orang, menurut laporan lokal.

Perintah Evakuasi dan Klaim Operasi Hukum

Militer Israel menyatakan sedang beroperasi untuk "membongkar kemampuan militer Hamas" dengan mematuhi hukum internasional dan meminimalkan korban sipil. Seorang tentara Israel berusia 19 tahun dilaporkan tewas dalam pertempuran di Gaza utara.

Pada Rabu malam, militer kembali mengeluarkan perintah evakuasi bagi warga di tiga lingkungan Kota Gaza, meminta mereka pindah ke Al-Mawasi. Juru bicara militer dalam bahasa Arab, Avichay Adraee, menyebut operasi militer akan diperluas ke pusat kota dan seluruh wilayah Gaza, serta menegaskan bahwa semua lokasi peluncuran roket akan menjadi target serangan.

Militer juga melaporkan berhasil mencegat dua proyektil yang diluncurkan dari Gaza utara ke wilayah Israel.

Usulan Gencatan Senjata dan Pertukaran Sandera

Menurut sumber yang mengetahui jalannya negosiasi, proposal terbaru tidak jauh berbeda dari usulan sebelumnya: gencatan senjata selama 60 hari, di mana Hamas akan membebaskan separuh sandera yang masih hidup di Gaza. Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan sejumlah tahanan Palestina.

Hingga kini, dari total 251 orang yang diculik oleh militan Palestina pada Oktober 2023, sebanyak 49 masih ditahan di Gaza. Militer Israel menyatakan bahwa 27 di antaranya telah meninggal.

Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar menyatakan ada "tanda-tanda positif" dan menekankan bahwa Israel serius ingin mencapai kesepakatan pembebasan sandera dan gencatan senjata.

Korban Sipil Meningkat Tajam

Perang yang berlangsung sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023—yang menewaskan 1.219 orang di Israel, sebagian besar warga sipil—telah memicu respons militer besar-besaran dari Israel. Hingga kini, lebih dari 57.000 orang tewas di Gaza, sebagian besar juga warga sipil, menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas. PBB menyatakan angka tersebut dapat dipercaya. (AFP/Z-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik