Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
Ilmuwan menemukan denyutan ritmis magma panas tengah naik dari kedalaman Bumi di bawah Afrika Timur, sebuah proses geologi besar yang secara perlahan tapi pasti menarik benua itu terpisah dan membentuk samudra baru di dekat Teluk Aden dan Laut Merah.
Temuan ini dipublikasikan pada 25 Juni di jurnal Nature Geoscience, hasil kolaborasi ilmuwan dari Universitas Southampton dan Universitas Florence.
"Kami menemukan bahwa evolusi arus naik dari mantel dalam sangat berkaitan erat dengan pergerakan lempeng tektonik di atasnya," ujar Dr. Derek Keir, ahli geologi dari University of Southampton. "Penemuan ini berdampak besar pada cara kita memahami aktivitas vulkanik, gempa bumi, dan proses pecahnya benua."
Wilayah Afar di Ethiopia — titik pertemuan tiga lempeng tektonik — menjadi fokus penelitian ini. Ketiga retakan besar di wilayah itu berada dalam tahap perkembangan yang berbeda. Beberapa sedang membentuk samudra baru, sementara yang lain masih dalam proses meregangkan kerak benua Afrika.
Untuk memahami apa yang terjadi di bawah permukaan, para ilmuwan menganalisis lebih dari 130 sampel batuan vulkanik dari wilayah Afar. Komposisi kimia dalam batuan-batuan ini memberi petunjuk tentang kedalaman dan asal magma. Mereka juga menggunakan pemodelan komputer untuk mensimulasikan interaksi antara lempeng tektonik dan arus magma di bawahnya.
Hasilnya menunjukkan satu arus magma utama (mantle plume) mengalir di bawah ketiga zona retakan tersebut, namun dengan komposisi kimia yang bervariasi. Yang mengejutkan, arus magma ini berdenyut secara ritmis, menciptakan pola kimia seperti garis-garis berlapis — mirip detak jantung.
"Denyutan ini terlihat berbeda tergantung pada ketebalan kerak bumi di atasnya dan seberapa cepat wilayah itu meregang," kata Dr. Tom Gernon, rekan Keir dari University of Southampton. "Di daerah seperti Laut Merah yang retaknya menyebar lebih cepat, denyutan magma mengalir lebih lancar — seperti detak nadi melalui pembuluh darah yang sempit."
Pola lapisan kimia yang berbeda antar wilayah mengindikasikan aliran magma merespons karakteristik lempeng di atasnya. Di bawah kerak yang lebih tebal, magma lebih tertahan dan lapisan kimianya rapat. Sebaliknya, di bawah kerak tipis, lapisannya lebih renggang.
Penelitian ini membuka wawasan baru tentang bagaimana aktivitas vulkanik permukaan bisa dipengaruhi oleh dinamika jauh di bawah kerak bumi. “Arus magma dalam ini dapat mengalir di bawah lempeng tektonik dan memusatkan aktivitas vulkanik di wilayah dengan kerak paling tipis,” ujar Keir.
Langkah selanjutnya dalam penelitian ini, kata Keir, adalah meneliti seberapa cepat aliran magma bergerak di bawah berbagai lempeng yang membentuk wilayah Afar — area yang kini menjadi saksi awal terbentuknya samudra baru. (Live Science/Z-2)
Apa itu lava? Pelajari pengertian lava, perbedaannya dengan magma, dan fakta menarik tentang aliran lava dalam bahasa sederhana!
Pegunungan Eifel di Jerman saat ini tidak aktif secara vulkanik, namun ada bukti adanya struktur bawah permukaan yang mengindikasikan potensi letusan di masa depan.
Penelitian ungkap adanya gumpalan magma besar di bawah wilayah vulkanik Tharsis di Mars, yang dapat memicu letusan besar dari Olympus Mons, gunung tertinggi di tata surya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved