Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Cairan dan Lelehan Magmatik Mungkin Berada di Bawah Gunung Berapi Jerman yang Tidak Aktif

Alya Putri Abi
03/1/2025 11:27
Cairan dan Lelehan Magmatik Mungkin Berada di Bawah Gunung Berapi Jerman yang Tidak Aktif
Sekitar 11.000 tahun lalu, letusan di wilayah Eifel, Jerman, menciptakan Ulmener Maar, kawah yang kini terisi air. Penelitian baru mengindikasikan kemungkinan kantong magma cair masih ada di bawahnya.(Thomas Hummel/Wikimedia Commons , CC BY-SA 4.0)

EROPA Tengah biasanya jarang menjadi topik pembahasan terkait risiko gunung berapi, tetapi sekitar 11.000 tahun lalu. Letusan besar mengguncang Pegunungan Eifel di Jerman, meninggalkan jejak aktivitas vulkanik dan masih menyimpan potensi bahaya hingga kini.

Meski saat ini imedan vulkanik Eifel tidak aktif, beberapa bukti menunjukkan kemungkinan letusan di masa depan masih ada. Hal itu akibat keberadaan struktur bawah permukaan yang diduga mengandung kantong magma dan cairan magmatik dari mantel atas.

Studi yang dipimpin Dario Eickhoff menerapkan teknik pencitraan seismik canggih untuk memeriksa kerak di bawah wilayah tersebut. Pencitraan itu menemukan beberapa struktur bawah tanah yang tampaknya merupakan kantong magma, serta cairan magmatik dari mantel atas.

Analisis terbaru yang dipublikasikan dalam Geophysical Research Letters ini  mengkaji ulang data yang diperoleh 35 tahun lalu di wilayah Eifel. Pengkajian itu menggunakan truk khusus yang mengirimkan sinyal seismik ke kerak Bumi dan kemudian mendeteksi gelombang pantulannya. 

Seiring waktu, teknik pemrosesan data pantulan seismik telah mengalami kemajuan, yang memungkinkan para ilmuwan saat ini untuk menghasilkan gambar fitur bawah permukaan yang lebih rinci dari data yang ada.

Penelitian berhasil mencitrakan kembali struktur bawah permukaan yang sebelumnya telah terdeteksi dengan resolusi lebih tinggi. Selain itu, tim juga menemukan fitur-fitur baru pada kedalaman antara 10 hingga 30 kilometer.

Struktur-struktur ini menyerupai sill, yaitu lembaran datar batuan beku yang terbentuk di antara batuan induk kristal yang ada. Karakteristik fitur-fitur ini menunjukkan mereka kemungkinan merupakan kantong yang mengandung lelehan magmatik, cairan, atau gas superkritis yang berasal dari mantel atas.

Keberadaan fitur-fitur memberikan indikasi magma berpotensi naik ke permukaan jika kondisinya mendukung, yang meningkatkan kemungkinan terjadinya letusan di masa depan di wilayah Eifel. 

Meskipun medan vulkanik  saat ini tidak aktif, temuan ini menegaskan pentingnya pemantauan berkelanjutan dan mendorong penggunaan teknik penilaian vulkanis terkini untuk memahami potensi bahaya vulkanik di wilayah tersebut. (phys/Geophysical Research Letters/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya