Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Liquica Merayakan Penyelesaian Proyek Penguatan Kohesi Sosial yang Didanai Uni Eropa

Basuki Eka Purnama
23/6/2025 21:06
Liquica Merayakan Penyelesaian Proyek Penguatan Kohesi Sosial yang Didanai Uni Eropa
Masyarakat Liquica, Timor Leste, merayakan berakhirnya Program Penguatan Kohesi Sosial (SSCP) yang didanai Uni Eropa.(MI/HO)

MASYARAKAT Liquica, Timor Leste, merayakan berakhirnya Program Penguatan Kohesi Sosial (SSCP) yang didanai Uni Eropa. Inisiatif yang berlangsung selama 30 bulan ini bertujuan untuk mempromosikan perdamaian, inklusi serta manajemen konflik, khususnya di kalangan pemuda dan organisasi masyarakat sipil, melalui integrasi praktik berbasis budaya seperti Tara Bandu dan Nahe Biti Boot. 

Program ini secara langsung telah menjangkau lebih dari 1.795 anggota masyarakat di Liquica dan Bazartete melalui pendekatan dan metode yang dirancang untuk membangun saling pengertian, memperkuat tata kelola lokal dan meningkatkan mekanisme penyelesaian konflik. 

Di antara mereka, sebanyak 43% adalah pemuda dan perempuan, yang mencerminkan fokus kuat proyek untuk memberdayakan suara-suara yang secara tradisional kurang terwakili. 

Berlangsung sejak awal 2023 dan berakhir pada Juni 2025, SSCP merupakan bagian dari inisiatif multi-negara di bawah arahan dari ChildFund International di Indonesia yang berjalan di Lampung, Indonesia, dan Liquica, Timor Leste. 

Di Timor Leste, pelaksanaan program ini dilakukan oleh ChildFund Australia, yang diwakili oleh ChildFund Timor-Leste, bersama 2 mitra lokal.  

Sesi pendidikan perdamaian diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah dan telah menjangkau 579 siswa dan pemuda di seluruh Liquica. 

Proyek ini juga memperkuat kapasitas enam LSM pemuda dalam berbagai bidang, seperti manajemen siklus proyek, manajemen keuangan, penulisan proposal, perlindungan anak dan advokasi.

Salah satu inovasi penting yang SSCP kembangkan adalah integrasi praktik berbasis budaya seperti Tara Bandu dan Nahe Biti boot untuk pencegahan dan penyelesaian konflik. 

Sebanyak 838 orang berpartisipasi dalam kegiatan Tara Bandu. Upaya ini diperkuat dengan keterlibatan Kementerian Pemuda, Olahraga, Seni, dan Budaya (MJDAC), Sekretariat Negara untuk Seni dan Budaya (SEAC) dan para pemimpin daerah, yang menghasilkan komitmen untuk memprioritaskan Tara Bandu dalam program dan mengalokasikan sumber daya di masa mendatang.

Sementara itu, sesi kesadaran hukum tentang kekerasan dalam rumah tangga, seni bela diri, dan hukum pertanahan berlangsug di 8 desa dan menjangkau 362 individu. 

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang hak-hak hukum, pencegahan konflik dan mekanisme pelaporan. Ini menghasilkan capaian penting dengan adanya penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan Kementerian Pendidikan dan Kementerian Pemuda, Seni, Olahraga untuk memasukkan  pendidikan perdamaian sebagai kegiatan ekstrakurikuler di enam sekolah. 

Melalui kolaborasi ini, para siswa akan terus terlibat dalam kegiatan yang berfokus pada dialog damai, empati dan kepemimpinan. Langkah ini memastikan keberlangsungan program di ruang kelas dan masyarakat meski SSCP telah usai.

“Kami senang melihat partisipasi dan keterlibatan kaum muda, khususnya perempuan, dalam mempromosikan perdamaian meskipun ada tantangan sosial dalam masyarakat. Proyek Penguatan Kohesi Sosial membuktikan bahwa ketika kaum muda diberi ruang dan kepercayaan, mereka dapat mendorong perubahan nyata dalam memperkuat narasi budaya melalui suara mereka dan membangun dialog lintas generasi untuk membina persatuan sosial yang berkelanjutan. Kami berharap inisiatif ini akan memberikan dampak yang berkelanjutan di Timor-Leste," kata Head of Cooperation Delegasi Uni Eropa untuk Timor-Leste Iotam.

Country Director ChildFund Timor-Leste menyampaikan terima kasih kepada semua pemangku kepentingan, dengan mencatat bahwa meskipun proyek ini secara resmi berakhir, semangatnya akan terus hidup melalui struktur dan hubungan yang telah dibangun.

"Proyek ini telah memberikan kontribusi bagi perdamaian di masyarakat dengan memperkuat pilar pencegahan melalui pendidikan perdamaian dan penyelesaian konflik menggunakan praktik berbasis budaya di mana kaum muda diberdayakan untuk membuat keputusan dan menjadi pelopor di masyarakat mereka. Proyek ini berhasil lebih jauh memperkuat rasa kepemilikan di antara semua pemangku kepentingan untuk mewujudkan perdamaian melalui integrasi modalitas pendidikan di sekolah dan di masyarakat itu sendiri," kata Country Director ChildFund Timor-Leste Alzira Reis.

Ungkapan terima kasih juga diberikan oleh pimpinan organisasi lokal yang bertindak sebagai mitra pelaksana di Timor-Leste.

“Proyek ini telah memberikan praktik terbaik tidak hanya kepada pemerintah dan masyarakat, tetapi juga kepada kaum muda. Kami telah menyaksikan dampak signifikan dari inisiatif ini dalam memperlkuat kapasitas dan visibilitas organisasi kami dalam membangun partisipasi perempuan, pemuda dan pembangunan perdamaian," ujar Direktur Ba Faturu Judith Maria de Sousa.

“Bersama, mari kita terus memperkuat dan mendukung masyarakat, khususnya dalam mempromosikan partisipasi perempuan melalui pembangunan perdamaian, pencegahan dan resolusi konflik," tegas Direktur Belun Luis Ximenes.  

Selesainya SSCP bukanlah sebuah akhir, melainkan transisi dari pembangunan perdamaian yang difasilitasi oleh Lembaga menuju harmoni dalam masyarakat. Dengan sistem, keterampilan dan semangat yang kini ada, masyarakat Liquica telah siap membentuk masa depan damai. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya