Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
PARLEMEN Iran dilaporkan telah menyetujui usulan untuk menutup Selat Hormuz. Kabar tersebut datang beberapa jam setelah Amerika Serikat (AS) mengebom fasilitas nuklir Iran pada Minggu (22/6) WIB.
Selat Hormuz adalah jalur penting bagi 20% pasokan minyak dan gas global. Para produsen minyak, termasuk Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, sangat tergantung dengan Selat Hormuz untuk bisa mencapai laut terbuka.
Penutupan jalur itu diprediksi bakal mengganggu suplai minyak dunia, menyebabkan lonjakan harga, dan untuk sementara waktu mencegah kapal perang AS keluar dari Teluk Persia.
Harga minyak berpotensi melonjak hingga mencapai harga 130 dolar AS per barel jika Iran memutuskan untuk menutup Selat Hormuz, menurut laporan surat kabar Turki Hurriyet.
Dewan Keamanan Iran disebutkan bakal mengeluarkan keputusan apakah bakal mengeksekusi persetujuan parlemen Iran.
Komandan Garda Revolusi Iran Esmail Kosari mengatakan penutupan Selat hormuz akan dilakukan jika benar-benar dibutuhkan.
Kekhawatiran Iran menutup Selat Hormuz sebelumnya telah disampaikan oleh Menteri Perkapalan Yunani, Vassilis Kikilias. Dia mengingatkan bahwa penutupan Selat Hormuz, yang dikhawatirkan terjadi jika ketegangan bersenjata antara Iran dan Israel meningkat, akan berdampak pada ekonomi global.
Kikilias mencatat dampak ekonomi global yang serius jika Iran menutup jalur laut tersebut.
"Jika Selat Hormuz ditutup, yang merupakan skenario terburuk, hal itu akan memengaruhi seluruh ekonomi global, bukan hanya sektor pelayaran," ujarnya.
Hampir 90 persen perdagangan global bergantung pada jalur laut, dan pengalihan rute kapal melalui Afrika untuk mencapai tujuan utama di Eropa dan Amerika Serikat akan sangat mengganggu rantai pasok global, jelas Kikilias.
Menyebut situasi geopolitik saat ini sangat tidak stabil, dirinya mencatat bahwa harga minyak telah naik sekitar 7-10 persen dalam beberapa hari terakhir akibat ketegangan bersenjata antara Iran dan Israel. (Telegraph/Ant/I-3)
Pascaserangan rudal Iran ke pangkalan militer AS, harga minyak jatuh dan saham AS melonjak.
PEMERINTAH memastikan tekanan global imbas perang Ira-Israel masih dapat dimitgasi. Gejolak yang terjadi pada perekonomian masih dalam batas aman dan belum mengkhawatirkan.
Harga minyak mengalami lonjakan tajam usai Amerika Serikat menyerang fasilitas nuklir Iran.
Kenaikan harga minyak akan berdampak langsung terhadap situasi ekonomi domestik Indonesia.
KETEGANGAN di Timur Tengah kian memanas setelah Israel dan Iran melancarkan serangan militer baru satu sama lain pada Sabtu (14/6) malam waktu setempat.
MENTERI Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menanggapi langsung pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait adanya kesepakatan gencatan senjata antara Iran dan Israel.
WILAYAH timur Amerika Serikat tengah dilanda gelombang panas ekstrem, dengan suhu yang melonjak hingga melampaui 37°C. Bahkan menyentuh angka tiga digit dalam skala Fahrenheit.
MENTERI Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada Angkatan Bersenjata Iran yang telah melancarkan serangan militer terhadap Israel
Qatar mengutuk keras serangan Iran terhadap Pangkalan Militer Amerika Serikat Al Udeid, yang terletak di dalam wilayahnya. Qatar pun menegaskan bahwa pihaknya memiliki hak untuk membalas.
Menlu Iran Abbas Araghchi menegaskan belum ada kesepakatan resmi terkait gencatan senjata antara Iran dan Israel.
Iran meluncurkan serangkaian rudal ke Pangkalan Militer Amerika Serikat Al Udeid di Qatar. Langkah tersebut diambil sebagai bentuk atas serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved