Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
KURANG dari 40 detik setelah lepas landas, Air India Penerbangan 171 jatuh di kawasan padat penduduk di Ahmedabad, Gujarat. Kecelakaan ini menjadi salah satu tragedi penerbangan paling langka dan mengejutkan dalam sejarah penerbangan India.
Pesawat Boeing 787 Dreamliner tujuan Bandara Gatwick, London, lepas landas pada Kamis (12/6) pukul 13.39 waktu setempat dengan membawa 242 orang penumpang dan hampir 100 ton bahan bakar. Beberapa saat setelah lepas landas, terdengar panggilan darurat dari kokpit—yang kemudian menjadi transmisi terakhir. Pesawat segera kehilangan ketinggian dan jatuh, menimbulkan kobaran api besar.
Kini, para penyelidik menghadapi tugas berat untuk menyusun kronologi peristiwa dari puing-puing pesawat serta menganalisis rekaman suara kokpit dan data penerbangan (black box) yang telah berhasil ditemukan.
Berbagai kemungkinan tengah diselidiki:
“Ini adalah kejadian yang sangat langka—pesawat jatuh dalam kondisi terkendali hanya 30 detik setelah take-off,” kata Kapten Kishore Chinta, mantan penyelidik Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India (AAIB), kepada BBC.
Tiga penyelidik menyebut kerusakan pada dua mesin akan menjadi petunjuk pertama. Menurut Peter Goelz, mantan Direktur Eksekutif NTSB (Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS), “Kita bisa tahu apakah mesin bekerja saat benturan dari cara turbin retak. Jika mesin tidak menghasilkan daya dorong, maka fokus penyelidikan akan bergeser tajam ke kokpit.”
Jika mesin terbukti normal, perhatian akan beralih ke sistem flap dan slat, komponen penting untuk menambah daya angkat pada kecepatan rendah saat lepas landas dan mendarat.
Apabila kedua aspek tersebut dinyatakan berfungsi, maka penyelidikan akan masuk pada kemungkinan kerusakan sistem kendali penerbangan—hal yang dapat mengguncang kepercayaan pada sistem otomatis Boeing 787, yang saat ini telah mengudara di lebih dari 1.100 armada sejak 2011.
Investigasi dipimpin oleh AAIB India, dengan melibatkan pakar dari Boeing, General Electric (produsen mesin), regulator India, serta perwakilan dari NTSB dan Inggris.
Semua aspek teknis akan diperiksa: dari log perawatan pesawat, catatan pelatihan dan simulasi awak, hingga sistem komunikasi data (ACARS) yang mencatat performa pesawat dan dikirimkan ke Air India dan Boeing secara real-time.
Puing-puing pesawat, termasuk saringan bahan bakar, pipa, katup, dan sisa bahan bakar, juga akan diperiksa untuk memastikan apakah terjadi kontaminasi.
Menurut penyelidik yang tidak ingin disebutkan namanya, peralatan pengisian bahan bakar yang digunakan kemungkinan sudah dikarantina dan diperiksa sebagai prosedur standar.
Kementerian Penerbangan Sipil India menyatakan, dari 33 pesawat Boeing 787 milik Air India, 24 di antaranya telah diperiksa, dan tidak ditemukan masalah keselamatan besar. Pesawat-pesawat tersebut dinilai memenuhi standar perawatan dan operasional yang berlaku.
CEO Boeing, Kelly Ortberg, mengatakan pihaknya akan sepenuhnya mendukung penyelidikan yang dipimpin India sesuai protokol ICAO.
Menurut Goelz, kemajuan teknologi membuat penyelidikan saat ini jauh lebih efisien. “Dulu, perekam data penerbangan hanya mencatat empat parameter. Sekarang, bisa ratusan hingga ribuan data per detik,” ujarnya.
Meski analisis awal bisa cepat dilakukan, memahami akar penyebab kecelakaan akan membutuhkan waktu lebih lama. Namun satu hal yang pasti: seluruh dunia kini menanti jawaban atas pertanyaan besar—apa sebenarnya yang terjadi dalam 40 detik mengerikan itu? (BBC/Z-2)
Laporan awal kecelakaan Air India 171 ungkap tuas bahan bakar berpindah ke posisi mati sesaat setelah lepas landas, menyebabkan mesin kehilangan daya.
CEO Boeing Kelly Ortberg menegaskan bahwa timnya siap mendukung investigasi yang dipimpin oleh Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India terkait kecelakaan pesawat Boeing 787.
Pemerintah India mempertimbangkan untuk menghentikan sementara operasional seluruh pesawat Boeing Dreamliner 787-8 yang digunakan oleh maskapai-maskapai di India.
PERDANA Menteri (PM) Narendra Modi mengunjungi lokasi kecelakaan jatuhnya pesawat Air India. Air India. Ia menyebut kecelakaan itu sebagai tragedi tak terbayangkan
Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India resmi memulai penyelidikan insiden jatuhnya pesawat Air India di Ahmedabad.
SEBERAPA amankah wilayah udara Bangladesh? Apakah militer sepenuhnya siap menghadapi jet tempur berkecepatan tinggi, rudal jelajah atau drone siluman?
pesawat tempur latih milik Angkatan Udara Bangladesh jatuh dan menabrak kompleks pendidikan Milestone School and College di kawasan Uttara, Dhaka, Senin (21/7), berikut profil pesawatnya
SEBUAH pesawat tempur latih milik Angkatan Udara Bangladesh jatuh dan menabrak kompleks pendidikan Milestone School and College di kawasan Uttara, Dhaka, pada Senin (21/7).
“Pesawat itu jatuh tepat di depan mata saya,” kata saksi mata tragedi Dhaka. Jet tempur AU Bangladesh menabrak sekolah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved