Headline

Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.

Fokus

Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.

Kolombia Diguncang 24 Serangan Bom Terkoordinasi, 7 Tewas dan 28 Terluka

Thalatie K Yani
11/6/2025 05:40
Kolombia Diguncang 24 Serangan Bom Terkoordinasi, 7 Tewas dan 28 Terluka
Kolombia menghadapi 24 serangan bom dan penembakan terkoordinasi terjadi di Cali dan kota sekitarnya, menewaskan tujuh orang dan melukai 28 lainnya.(AFP)

KOLOMBIA diguncang 24 serangan bom dan penembakan terkoordinasi, Selasa (10/6). Sebanyak tujuh orang di wilayah barat daya negara itu tewas, memperdalam krisis keamanan yang tengah melanda negara Andes tersebut.

Para penyerang menyasar sejumlah lokasi di Cali, kota terbesar ketiga di Kolombia, dan beberapa kota terdekat, menyerang pos polisi, gedung pemerintahan, serta sasaran sipil.

Kepala Kepolisian Nasional Kolombia, Carlos Fernando Triana, mengatakan para pelaku melancarkan serangan menggunakan bom mobil, bom motor, tembakan senapan, dan kemungkinan juga drone. "Ada dua polisi yang tewas, dan beberapa warga sipil juga menjadi korban jiwa," katanya. Pihak kepolisian kemudian mengonfirmasi jumlah korban tewas sebanyak tujuh orang dan 28 lainnya terluka.

Di Cali serta kota-kota Villa Rica, Guachinte, dan Corinto, jurnalis AFP menyaksikan puing-puing kendaraan yang hancur oleh bom, dikelilingi bangunan rusak dan sisa-sisa kebakaran. 

Serangan ini terjadi beberapa hari setelah percobaan pembunuhan berani terhadap seorang calon presiden di Bogotá, yang telah membuat warga Kolombia dalam kondisi waspada tinggi. Banyak warga kini takut akan kembalinya masa-masa kekerasan pada 1980-an dan 1990-an, ketika serangan kartel narkoba, kekerasan gerilya, dan pembunuhan politik menjadi hal yang lazim.

Menteri Dalam Negeri Armando Benedetti mengatakan pemerintah telah menerima "bukti" yang belum diverifikasi mengenai kemungkinan keterlibatan kelompok gerilya dalam serangan terhadap senator Miguel Uribe.

Serangan Terkoordinasi yang Rapi

Di kota Corinto, seorang warga bernama Luz Amparo sedang berada di rumah ketika ledakan menghancurkan toko rotinya pada hari Selasa. “Kami kira itu gempa bumi,” katanya kepada AFP. “Suami saya berkata, ‘bukan, itu suara tembakan.’”

Telepon genggamnya terus berdering, dan ia pun pergi memeriksa tokonya. Saat ia berbelok di sudut jalan, para tetangga mulai menoleh ke arahnya. “Semuanya rata dengan tanah,” ujarnya.

Polisi dan para ahli menyalahkan serangan ini pada faksi pembelot dari kelompok gerilya FARC yang dulu sangat berkuasa.

Pakar keamanan Elizabeth Dickinson dari International Crisis Group mengatakan serangan ini kemungkinan besar dilakukan Staf Umum Sentral (EMC). “Ini adalah serangan yang sangat terkoordinasi dengan baik. Ini benar-benar menunjukkan kapasitas yang telah mereka bangun,” ujarnya kepada AFP.

“Dan yang mengkhawatirkan, ini menunjukkan kemampuan mereka untuk melakukan operasi di kawasan metropolitan Cali.”

Upaya Presiden Gustavo Petro untuk menjalin kesepakatan damai dengan EMC dan kelompok bersenjata lainnya telah berulang kali gagal.

Dickinson mengatakan kelompok ini mungkin berusaha menghentikan operasi militer yang sedang berlangsung, yang dilaporkan telah melukai atau menewaskan pemimpin senior mereka, yang dikenal dengan nama “Ivan Mordisco”. “Mereka berusaha membuat pemerintah membayar mahal atas inisiatif militer itu,” kata Dickinson.

Dalam pernyataan, Selasa, EMC memperingatkan masyarakat untuk menjauhi instalasi militer dan polisi, namun tidak secara eksplisit mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Tiga Hari Setelah Percobaan Pembunuhan

Serangan ini terjadi tiga hari setelah senator konservatif Miguel Uribe, 39, ditembak dua kali di kepala dari jarak dekat oleh seorang pria yang diduga sebagai pembunuh bayaran saat berkampanye di ibu kota.

Seorang tersangka berusia 15 tahun mengaku "tidak bersalah" dalam kasus percobaan pembunuhan tersebut. Pemerintah meyakini remaja itu adalah pembunuh bayaran yang disewa.

Serangan terhadap Uribe mengejutkan rakyat Kolombia, memicu spekulasi mengenai siapa yang bertanggung jawab, dan menimbulkan pertanyaan mengenai respons Presiden Petro.

Petro sendiri menggunakan media sosial untuk berspekulasi bahwa serangan itu diperintahkan oleh “mafia” internasional, serta mengklaim bahwa pengawalan Uribe dikurangi secara mencurigakan pada hari ia ditembak. (AFP/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya