Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KELOMPOK Hamas memastikan akan membebaskan tiga sandera pada hari Sabtu (15/2) waktu setempat, sesuai dengan ketentuan gencatan senjata, termasuk warga AS-Israel Sagui Dekel-Chen.
Dilansir dari Al Arabiya, Jumat (14/2, kelompok Jihad Islam yang didukung Iran secara terpisah akan membebaskan warga Rusia-Israel Alexandre Sasha Troufanov sebagai bagian dari kesepakatan tersebut.
Sementara Itu, Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan telah menerima nama tiga sandera yang akan dibebaskan oleh militan Palestina dari Gaza pada hari Sabtu besok.
"Para sandera tersebut adalah warga negara Israel-Rusia Sasha Trupanov, warga negara Israel-Amerika Sagui Dekel-Chen dan warga negara Israel-Argentina Yair Horn," kata kantor tersebut dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya, Israel dilaporkan telah mengirim pesan kepada Hamas melalui mediator Mesir dan Qatar bahwa kesepakatan gencatan senjata akan berlanjut jika kelompok Hamas membebaskan tiga sandera lagi pada hari Sabtu (15/2).
Pesan tersebut, dilaporkan situs berita Walla, sehari setelah Israel mengeluarkan serangkaian pernyataan yang saling bertentangan, termasuk oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang mengatakan Hamas harus membebaskan sandera Israel, 9 sandera, dan semuanya agar gencatan senjata dapat berlanjut.
Pada Selasa, perdana menteri menyatakan bahwa jika Hamas tidak mengembalikan sandera mereka pada Sabtu (15/2) siang, gencatan senjata akan berakhir dan kabinet keamanan menyambut baik permintaan Presiden AS Donald Trump untuk pembebasan sandera.
Sehari sebelumnya, Trump meminta agar semua sandera dibebaskan oleh kelompok Hamas itu paling lambat Sabtu, tetapi pernyataan Netanyahu, bersama dengan pernyataan dari berbagai pejabat Israel, tidak secara eksplisit meminta agar semua sandera dibebaskan.
"Kami bekerja keras dengan para mediator untuk mengembalikan kesepakatan ke jalurnya," kata seorang pejabat senior Israel kepada Walla.
Sebuah laporan oleh media milik Qatar, Al-Araby Al Jadeed, mengutip sumber-sumber Mesir yang mengatakan bahwa segalanya menuju pecapaian, setelah pertemuan antara kepala intelijen Mesir Hassan Rashad dan delegasi Hamas di Kairo.
Delegasi Hamas dipimpin oleh wakil kepala politbiro Khalil al-Hayya.
"Upaya Qatar dan Mesir, serta utusan khusus AS Steve Witkoff, telah menyelesaikan beberapa masalah yang belum terselesaikan," kata Al Araby Al Jadeed.
Sumber tersebut menambahkan bahwa sejumlah organisasi internasional telah disetujui untuk membawa bahan bakar dan peralatan medis ke Jalur Gaza, tetapi Israel belum memberikan lampu hijau untuk membawa karavan dan lebih banyak tenda.
Jika Israel memberikan persetujuannya untuk karavan tersebut pada hari Kamis, lanjut sumber itu, ada waktu bagi Hamas untuk mengumumkan pada hari Jumat nama-nama ketiga sandera yang akan dibebaskan keesokan harinya.
Awal minggu ini, Hamas mengatakan akan menghentikan pembebasan sandera hingga pemberitahuan lebih lanjut atas dugaan pelanggaran Israel terhadap kesepakatan tersebut, termasuk pembatasan masuknya beberapa barang bantuan seperti tenda untuk memasuki Gaza.
Sementara itu, televisi Israel melaporkan bahwa Netanyahu mengatakan dalam rapat kabinet bahwa tidak ada gunanya membahas tahap kedua kesepakatan penyanderaan saat ini, sementara nasib tahap pertama masih belum jelas.
"Tidak ada gunanya membahas tahap kedua karena saat ini hanya masalah hipotetis," kata Netanyahu seperti dikutip oleh berita Channel 13 dalam pernyataan yang tersebar dari rapat tertutup tersebut.
Laporan tersebut menyatakan bahwa pertemuan tersebut tidak membahas tahap kedua, yang diharapkan akan mewajibkan Hamas membebaskan semua sandera yang masih hidup sebagai imbalan atas berakhirnya permusuhan.
Perjanjian gencatan senjata tiga tahap yang dicapai bulan lalu menghentikan sekitar 15 bulan pertempuran yang dipicu oleh invasi kelompok itu ke Israel pada 7 Oktober 2023, ketika Hamas menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 orang. (Fer/I-1)
Pemilik kapal baru baru mengetahui terjadi pembajakan pada 26 Maret 2016, saat menerima telepon dari seseorang yang mengaku dari kelompok Abu Sayyaf.
KBRI Manila belum bisa memastikan apakah pembajakan kapal berbendera Indonesia itu melibatkan kelompok milisi bersenjata Abu Sayyaf.
Semua informasi terkait penyanderaan itu harus lewat satu pintu yaitu Kemenlu RI di Jakarta.
Langkah konkret pemerintah Indonesia sangat segera diperlukan mengingat, pertama adalah kewajiban negara untuk memberi perlindungan bagi warganya.
KASUS penyanderaan 10 awak tug boat Brahma 12 milik PT Patria Maritim Line hingga kini masih berlangsung. Penyandera yang diduga anggota kelompok Abu Sayyaf tersebut meminta tebusan Rp15 miliar.
Menurut Otoritas Barang Antik Israel (IAA), temuan itu diidentifikasi sebagai konstruksi kerajaan periode Kuil Pertama (abad 10-6 SM) serta yang paling indah dan mengesankan hingga saat ini.
Orang Yahudi pada periode Romawi itu dianggap tidak tinggal di pertanian di luar desa atau kota.
Pemain Israel-Arab itu didatangkan Al-Nasr dari klub Tiongkok Guangzhou R & F seharga 2,5 juta euro.
Kerja sama tersebut menjadi kesepakatan pertama yang dilakukan antara negara Arab dan negara Yahudi.
Bagi Skotlandia, dua kekalahan beruntun membuat mereka tersingkir dari puncak klasemen Grup B2 disalip Rep Ceko yang menang 2-0 atas Slovakia.
Seorang anggota keluarga kerajaan Abu Dhabi, Sheikh Hamad bin Khalifa Al-Nahyan, menandatangani perjanjian kemitraan senilai US$92 juta pada Senin dengan pemilik klub, Moshe Hogeg.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved