Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Hamas Pastikan 3 Sandera Dibebaskan, Termasuk Warga AS-Israel

Ferdian Ananda Majni
14/2/2025 19:46
Hamas Pastikan 3 Sandera Dibebaskan, Termasuk Warga AS-Israel
Anggota sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam.( FLASH90/ABED RAHIM KHATIB)

KELOMPOK Hamas memastikan akan membebaskan tiga sandera pada hari Sabtu (15/2) waktu setempat, sesuai dengan ketentuan gencatan senjata, termasuk warga AS-Israel Sagui Dekel-Chen.

Dilansir dari Al Arabiya, Jumat (14/2, kelompok Jihad Islam yang didukung Iran secara terpisah akan membebaskan warga Rusia-Israel Alexandre Sasha Troufanov sebagai bagian dari kesepakatan tersebut.

Sementara Itu, Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan telah menerima nama tiga sandera yang akan dibebaskan oleh militan Palestina dari Gaza pada hari Sabtu besok.

"Para sandera tersebut adalah warga negara Israel-Rusia Sasha Trupanov, warga negara Israel-Amerika Sagui Dekel-Chen dan warga negara Israel-Argentina Yair Horn," kata kantor tersebut dalam sebuah pernyataan.

Sebelumnya, Israel dilaporkan telah mengirim pesan kepada Hamas melalui mediator Mesir dan Qatar bahwa kesepakatan gencatan senjata akan berlanjut jika kelompok Hamas membebaskan tiga sandera lagi pada hari Sabtu (15/2).

Pesan tersebut, dilaporkan situs berita Walla, sehari setelah Israel mengeluarkan serangkaian pernyataan yang saling bertentangan, termasuk oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang mengatakan Hamas harus membebaskan sandera Israel, 9 sandera, dan semuanya agar gencatan senjata dapat berlanjut.

Pada Selasa, perdana menteri menyatakan bahwa jika Hamas tidak mengembalikan sandera mereka pada Sabtu (15/2) siang, gencatan senjata akan berakhir dan kabinet keamanan menyambut baik permintaan Presiden AS Donald Trump untuk pembebasan sandera.

Sehari sebelumnya, Trump meminta agar semua sandera dibebaskan oleh kelompok Hamas itu paling lambat Sabtu, tetapi pernyataan Netanyahu, bersama dengan pernyataan dari berbagai pejabat Israel, tidak secara eksplisit meminta agar semua sandera dibebaskan.

"Kami bekerja keras dengan para mediator untuk mengembalikan kesepakatan ke jalurnya," kata seorang pejabat senior Israel kepada Walla.

Sebuah laporan oleh media milik Qatar, Al-Araby Al Jadeed, mengutip sumber-sumber Mesir yang mengatakan bahwa segalanya menuju pecapaian, setelah pertemuan antara kepala intelijen Mesir Hassan Rashad dan delegasi Hamas di Kairo.

Delegasi Hamas dipimpin oleh wakil kepala politbiro Khalil al-Hayya.

"Upaya Qatar dan Mesir, serta utusan khusus AS Steve Witkoff, telah menyelesaikan beberapa masalah yang belum terselesaikan," kata Al Araby Al Jadeed.

Sumber tersebut menambahkan bahwa sejumlah organisasi internasional telah disetujui untuk membawa bahan bakar dan peralatan medis ke Jalur Gaza, tetapi Israel belum memberikan lampu hijau untuk membawa karavan dan lebih banyak tenda.

Jika Israel memberikan persetujuannya untuk karavan tersebut pada hari Kamis, lanjut sumber itu, ada waktu bagi Hamas untuk mengumumkan pada hari Jumat nama-nama ketiga sandera yang akan dibebaskan keesokan harinya.

Awal minggu ini, Hamas mengatakan akan menghentikan pembebasan sandera hingga pemberitahuan lebih lanjut atas dugaan pelanggaran Israel terhadap kesepakatan tersebut, termasuk pembatasan masuknya beberapa barang bantuan seperti tenda untuk memasuki Gaza.

Sementara itu, televisi Israel melaporkan bahwa Netanyahu mengatakan dalam rapat kabinet bahwa tidak ada gunanya membahas tahap kedua kesepakatan penyanderaan saat ini, sementara nasib tahap pertama masih belum jelas.

"Tidak ada gunanya membahas tahap kedua karena saat ini hanya masalah hipotetis," kata Netanyahu seperti dikutip oleh berita Channel 13 dalam pernyataan yang tersebar dari rapat tertutup tersebut.

Laporan tersebut menyatakan bahwa pertemuan tersebut tidak membahas tahap kedua, yang diharapkan akan mewajibkan Hamas membebaskan semua sandera yang masih hidup sebagai imbalan atas berakhirnya permusuhan.

Perjanjian gencatan senjata tiga tahap yang dicapai bulan lalu menghentikan sekitar 15 bulan pertempuran yang dipicu oleh invasi kelompok itu ke Israel pada 7 Oktober 2023, ketika Hamas menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 orang. (Fer/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya