Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Kepala Migrasi PBB: Gencatan Senjata di Gaza Harus Permanen agar Bantuan Bisa Terus Masuk

Ferdian Ananda Majni
22/1/2025 10:48
Kepala Migrasi PBB: Gencatan Senjata di Gaza Harus Permanen agar Bantuan Bisa Terus Masuk
Direktur jenderal Organisasi Internasional untuk Migrasi PBB (IOM), Amy Pope.(Dok. PBB)

Direktur jenderal Organisasi Internasional untuk Migrasi PBB (IOM), Amy Pope, mengatakan gencatan senjata sementara antara kelompok Palestina Hamas dan Israel harus menjadi permanen, untuk memastikan pengiriman bantuan penting ke Gaza.

“Karena, tanpa gencatan senjata, kita tidak akan bisa menyalurkan barang-barang kepada mereka yang paling membutuhkan,” kata Pope kepada Anadolu di sela-sela pertemuan puncak Davos tahun ini di Swiss.

Dia mencatat bahwa kebutuhan kemanusiaan di Gaza sangat besar, dengan kebutuhan dasar seperti tempat berteduh, makanan, air bersih, obat-obatan dan kebersihan masih belum terpenuhi.

“Sejujurnya, tanpa gencatan senjata, kami tidak akan mampu memberikan bantuan kepada mereka yang sangat membutuhkan kami,” sebutnya.

“Pihak-pihak yang berunding harus menemukan jalan keluar. Namun, kami, seperti pihak lain dalam komunitas kemanusiaan, sangat berharap (gencatan senjata) dapat dipertahankan,sehingga kami dapat memenuhi kebutuhan mereka yang paling rentan. Tugas kami, pertama dan terutama, adalah menyediakan bantuan kemanusiaan; bagaimana pihak-pihak tersebut memasukkan atau melaksanakan kesepakatan mereka bukanlah sesuatu yang akan kami tangani,” tambah Pope.

Dia juga menyoroti tantangan dalam penyaluran bantuan, dengan menyebutkan konflik, kurangnya keamanan, penjarahan truk dan masalah keamanan yang telah menghambat operasi.

Dia menggarisbawahi bahwa dukungan masyarakat internasional terhadap gencatan senjata sangat penting bagi pelaksanaan dan kelanjutannya, sebagaimana pentingnya pengiriman bantuan ke wilayah tersebut. Ia menambahkan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan di Gaza.

Mengenai Suriah, Pope menekankan pentingnya upaya rekonstruksi komprehensif untuk memungkinkan pengungsi Suriah kembali dengan selamat.

“Kita harus bekerja sama dengan negara-negara sekitar, seperti Turki, yang telah menampung begitu banyak pengungsi Suriah selama bertahun-tahun, sehingga mereka memiliki dukungan yang dibutuhkan untuk pemulangan yang terkelola,” lanjutnya.

Menurutnya, komunitas Suriah di seluruh dunia mengamati apa yang terjadi di negara asal mereka.

"Berinteraksi dengan mereka agar mereka dapat menilai kerusakan, mengevaluasi keselamatan saat kembali dan memastikan pembangunan kembali terjadi bersamaan dengan kepulangan mereka sangatlah penting," ujarnya.

“Pertanyaannya, tentu saja, seberapa cepat komunitas internasional dapat bergerak untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi orang-orang untuk kembali,” tambahnya.

Pope memperkirakan sekitar 1 juta warga Suriah berpotensi kembali tahun depan, tergantung pada stabilitas dan rekonstruksi Suriah.

Mengenai dinamika migrasi internasional, Pope menyatakan bahwa kini lebih banyak orang mengungsi daripada sebelumnya, dengan ratusan juta orang pindah karena perang, bencana alam, kesempatan pendidikan atau kemiskinan. Ia mencatat bahwa perekonomian di seluruh dunia sangat bergantung pada tenaga kerja migran.

“Sistem saat ini tidak memenuhi kebutuhan tersebut. Kita memerlukan sektor swasta, pemerintah, dan pemangku kepentingan yang terlibat dalam menciptakan sistem yang bekerja secara efektif, adil, dan memastikan orang dapat pindah secara legal," pungkasnya menyoroti perlunya peluang migrasi yang aman dan legal. (Z-9)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya