Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

3 Sandera Perempuan Akan Dibebaskan di Hari Pertama Gencatan Senjata Israel-Hamas

Thalatie K Yani
16/1/2025 09:30
3 Sandera Perempuan Akan Dibebaskan di Hari Pertama Gencatan Senjata Israel-Hamas
Tiga sandera perempuan warga negara Israel diperkirakan akan dibebaskan pada hari pertama gencatan senjata yang disepakati antara Israel dan Hamas pada 19 Januari.(Bring Them Home Now)

TIGA sandera perempuan warga negara Israel diperkirakan akan dibebaskan pada hari pertama gencatan senjata yang disepakati antara Israel dan Hamas, menurut sebuah dokumen yang dibagikan pejabat senior Hamas, Bassem Naim.

Gencatan senjata dan kesepakatan sandera ini diharapkan akan mulai berlaku pada 19 Januari dan mencakup tiga fase. Di mana masing-masing fase akan berlangsung selama 42 hari, menurut dokumen tersebut.

Pada fase pertama, diperkirakan akan ada pembebasan 33 sandera yang ditahan di Gaza.

Menurut dokumen itu, tiga sandera perempuan Israel akan dibebaskan oleh Hamas pada hari pertama, dan kemudian pada hari ketujuh, Hamas akan membebaskan empat orang lagi. Setelah itu, "Hamas akan membebaskan tiga tahanan Israel setiap tujuh hari, dimulai dengan perempuan (warga sipil dan tentara)," bunyi dokumen tersebut.

"Selama minggu keenam, Hamas akan membebaskan semua tahanan yang tersisa dalam tahap ini, dan sebagai gantinya, Israel akan membebaskan jumlah tahanan Palestina yang disepakati dari penjara Israel, berdasarkan daftar yang disediakan oleh Hamas," lanjut dokumen tersebut.

Fase kedua dari kesepakatan ini diperkirakan akan melihat "penghentian permanen operasi militer dan permusuhan" serta pembebasan "semua tahanan pria Israel yang masih hidup (warga sipil dan tentara) sebagai imbalan atas sejumlah tahanan di penjara Israel dan pusat penahanan Israel, serta penarikan lengkap pasukan Israel dari Jalur Gaza."

Fase ketiga dari kesepakatan ini diperkirakan akan melihat "pertukaran semua tubuh/jenazah yang meninggal," kata dokumen tersebut.

Fase ketiga ini juga akan memulai rencana rekonstruksi Gaza selama tiga hingga lima tahun, menurut dokumen tersebut.

Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, mengatakan kesepakatan yang dicapai pada hari Rabu ini “setelah bulan-bulan diplomasi yang gigih,” sambil memperingatkan kesepakatan ini “harus dilaksanakan dengan ketat.”

Namun, dia mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Rabu malam bahwa kesepakatan ini “dapat membuka jendela harapan baru bagi Israel dan Palestina setelah berbulan-bulan pertumpahan darah dan penderitaan yang mengikuti serangan teroris keji Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.”

Menteri juga mengakui bagi semua yang terbunuh dalam perang ini, dan keluarga mereka, kesepakatan ini “terlambat datang.”

“Departemen ini sekali lagi mengucapkan belasungkawa yang terdalam kepada keluarga semua warga negara AS kami yang terbunuh dalam perang yang mengerikan ini, dan hari ini kami memperbarui komitmen kami untuk membawa pulang warga Amerika yang masih ditahan di Gaza dan akhirnya mengembalikan jenazah rekan-rekan kami yang terbunuh kepada keluarga yang berduka,” kata Austin.

Melihat ke depan, Austin berkata: “Setelah bulan-bulan teror dan trauma ini, kami berkomitmen lagi hari ini untuk bergerak menuju masa depan yang lebih penuh harapan, aman, dan adil bagi Israel dan Palestina.”

“Israel dan Palestina tidak harus terjebak dalam konflik abadi, dan dengan kepemimpinan serta kebijaksanaan, kita dapat membuat kemajuan menuju hari ketika Israel dan Palestina hidup berdampingan dalam perdamaian dan keamanan dalam dua negara yang berdaulat, dengan keamanan dan martabat bersama.” (CNN/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya