Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

425.000 Nama Kolaborator Nazi di Belanda Selama Perang Dunia II Dipublikasikan Secara Online

Thalatie K Yani
03/1/2025 05:09
425.000 Nama Kolaborator Nazi di Belanda Selama Perang Dunia II Dipublikasikan Secara Online
Belanda telah merilis secara online daftar 425.000 orang yang diduga berkolaborasi dengan Nazi selama Perang Dunia II. (The Holocaust Explained)

Untuk pertama kalinya, sekitar 425.000 nama orang yang diduga berkolaborasi dengan Nazi selama pendudukan Jerman di Belanda dipublikasikan secara online.

Nama-nama tersebut merupakan individu yang diselidiki melalui sistem hukum khusus yang didirikan menjelang akhir Perang Dunia II. Dari jumlah tersebut, lebih dari 150.000 orang menghadapi berbagai bentuk hukuman.

Sebelumnya, catatan lengkap penyelidikan ini hanya dapat diakses secara langsung di Arsip Nasional Belanda di Den Haag.

Institut Huygens, yang membantu mendigitalkan arsip ini, menyatakan akses fisik menjadi hambatan besar bagi orang-orang yang ingin meneliti pendudukan Belanda dari tahun 1940 hingga 1945.

"Arsip ini menyimpan kisah-kisah penting untuk generasi saat ini dan masa depan," kata Institut Huygens.

"Mulai dari anak-anak yang ingin mengetahui peran ayah mereka selama perang, hingga sejarawan yang meneliti area abu-abu kolaborasi."

Arsip ini mencakup berkas tentang penjahat perang, sekitar 20.000 warga Belanda yang bergabung dengan angkatan bersenjata Jerman, dan anggota yang diduga tergabung dalam Gerakan Sosialis Nasional (NSB) - partai Nazi di Belanda.

Namun, arsip ini juga memuat nama-nama orang yang kemudian dinyatakan tidak bersalah.

Hal ini karena arsip tersebut merupakan kumpulan berkas dari Yurisdiksi Khusus yang mulai menyelidiki dugaan kolaborasi sejak tahun 1944.

Informasi yang Dapat Diakses Online

Basis data online hanya mencantumkan nama tersangka, serta tanggal dan tempat lahir mereka. Data ini hanya dapat dicari menggunakan detail pribadi yang spesifik.

Namun, database ini tidak menyebutkan apakah seseorang terbukti bersalah atau bentuk kolaborasi yang dicurigai. Informasi lebih lanjut hanya bisa diperoleh dengan mengunjungi Arsip Nasional secara langsung, di mana pengunjung harus menyatakan alasan sah untuk mengakses berkas fisik tersebut.

Kontroversi Privasi

Publikasi informasi ini memicu kekhawatiran di Belanda tentang data pribadi yang sensitif dari masa sejarah kelam tersebut menjadi tersedia secara luas.

Rinke Smedinga, yang ayahnya merupakan anggota NSB dan bekerja di Kamp Westerbork—tempat deportasi ke kamp konsentrasi—mengungkapkan kekhawatirannya kepada media online DIT:

"Saya takut akan ada reaksi yang sangat buruk. Ini harus diantisipasi. Ini bukan sesuatu yang bisa dibiarkan terjadi begitu saja sebagai semacam eksperimen sosial."

Direktur Arsip Nasional, Tom De Smet, mengatakan perasaan keluarga kolaborator dan korban pendudukan harus dipertimbangkan. Namun, ia menambahkan:

"Kolaborasi masih menjadi trauma besar yang jarang dibicarakan. Kami berharap pembukaan arsip ini dapat memecah tabu tersebut."

Dukungan dari Pemerintah

Dalam surat kepada parlemen pada 19 Desember, Menteri Kebudayaan Eppo Bruins menulis: "Keterbukaan arsip sangat penting untuk menghadapi dampak dari masa lalu yang sulit ini dan memprosesnya sebagai masyarakat."

Namun, karena kekhawatiran privasi, informasi yang tersedia secara online akan dibatasi, dan pengunjung arsip tidak diizinkan membuat salinan. Bruins juga menyatakan keinginan untuk mengubah undang-undang agar lebih banyak informasi dapat diungkapkan kepada publik.

Perlindungan Data Pribadi

Situs web basis data ini menegaskan bahwa nama-nama orang yang kemungkinan masih hidup tidak dicantumkan secara online. (BBC/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya