Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Muslim Rohingya tidak Diizinkan Lagi Masuk Bangladesh

Irvan Sihombing
24/12/2024 12:01
Muslim Rohingya tidak Diizinkan Lagi Masuk Bangladesh
Pengungsi Rohingya di penampungan sementara di Desa Seunebok Rawang, Kecamatan Pereulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh.(Antara)

BANGLADESH menegaskan tidak akan mengizinkan lebih banyak anggota komunitas Rohingya memasuki wilayahnya. Bangladesh menampung lebih dari 1,2 juta warga Rohingya di distrik Cox's Bazar di tenggara negara itu. Sebagian besar muslim Rohingya melarikan diri dari Myanmar pada Agustus 2017 karena tindakan keras militer.

"Kami tidak akan mengizinkan lebih banyak Rohingya untuk masuk dalam keadaan apa pun," kata Penasihat Urusan Dalam Negeri Letnan Jenderal (purnawirawan) Jahangir Alam Chowdhury kepada wartawan di Dhaka, Senin (23/12/2024).

"Perbatasan Myanmar sekarang sepenuhnya berada di bawah kendali Tentara Arakan. Meskipun komunikasi informal dengan mereka memungkinkan, tidak ada ruang untuk diskusi resmi. Kami berupaya menyelesaikan masalah ini (krisis Rohingya) sesegera mungkin," papar Chowdhury.

Ia juga mengklarifikasi pernyataan yang dibuat oleh Penasihat Urusan Luar Negeri Md. Touhid Hossain mengenai masuknya Rohingya ke Bangladesh dalam dua bulan terakhir. Yang benar, sekitar 60 ribu pengungsi telah memasuki negara dalam dua tahun terakhir.

"Selama satu setengah hingga dua tahun terakhir, 60 ribu Rohingya telah memasuki negara ini," katanya sembari mengoreksi pernyataan Hossain sebelumnya.

Hossain memberikan pengarahan kepada wartawan pada Minggu (22/12) di Dhaka setelah kunjungannya ke Thailand, di mana dia menghadiri pertemuan konsultasi informal dengan perwakilan dari Laos, Thailand, India, Tiongkok, dan Myanmar. Di sana, Hossain mengatakan bahwa 60 ribu Rohingya telah memasuki Bangladesh hanya dalam dua bulan terakhir.

Secara terpisah, puluhan organisasi Rohingya pada Senin (23/12) menyerukan "keadilan, kesetaraan, hidup berdampingan secara damai, dan pemerintahan yang inklusif" di negara bagian Rakhine di pantai barat dari Myanmar saat konflik antara pasukan junta militer dan pemberontak Tentara Arakan meningkat.

Sekitar 28 organisasi Rohingya mengeluarkan pernyataan bersama pada Senin yang menyerukan pemberontak Tentara Arakan, yang telah menguasai kota Maungdaw dan Buthidaung di Rakhine utara, untuk menegakkan dan menghormati hak-hak Rohingya dan semua minoritas etnis dan agama" di negara bagian bermasalah yang berbatasan dengan Bangladesh. (Anadolu/Ant/P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya