Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Bukti Palestina Jadi Neraka Nyata di Dunia

Siti Sayidah
29/11/2024 15:55
Bukti Palestina Jadi Neraka Nyata di Dunia
Warga Gaza mencari air bersih.(Al Jazeera)

KONFLIK antara Israel dan Palestina terus berlangsung tanpa solusi, menjadikan Jalur Gaza sebagai salah satu tempat paling menyeramkan jika dilihat dari sisi kemanusiaan. Serangan udara, blokade, dan ketegangan politik selama bertahun-tahun telah menghancurkan kehidupan rakyat Palestina terutama anak-anak. 

Sejak Oktober 2023, Hamas melancarkan serangan besar-besaran di wilayah selatan Israel, menewaskan seumlah warga sipil dan menyandera lebih dari 250 orang. Serangan ini memicu konflik hebat antara Israel dan Hamas yang kini menjadi salah satu perang paling mematikan dalam sejarah kawasan tersebut. 

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Hamas selama setahun terakhir, lebih dari 40.000 warga Palestina dilaporkan tewas di Gaza. Sementara lebih dari 92.000 orang terluka akibat serangan Israel yang terus berlanjut.

Selain itu, situasi kemanusiaan di Gaza sangat memprihatinkan. Infrastruktur seperti rumah sakit, sekolah, dan tempat tinggal hancur akibat serangan militer. 

Serangan pada Agustus 2024, misalnya, menghancurkan sekolah yang menjadi tempat pengungsian, menewaskan 93 orang yang sedang berlindung. 

Blokade Israel juga menyebabkan kelangkaan makanan, air bersih, dan obat-obatan, memaksa 2,3 juta penduduk Gaza hidup dalam kondisi yang tidak manusiawi dan sangat memprihatinkan. 

Foto-foto dari Gaza menggambarkan betapa brutal Israel dalam menyerang penduduk Palestina tanpa memandang usia. Reruntuhan bangunan, anak-anak yang terluka, dan keluarga yang kehilangan tempat tinggal menjadi bukti bahwa Palestina seperti neraka nyata di dunia. Tulisan ini dibuat dalam rangka memperingati Hari Solidaritas Internasional bagi Rakyat Palestina setiap 29 November.

1. Krisis kelaparan. 

Anak-anak Gaza antre pembagian makanan. Dok Al-Jazeera

Jika dilihat dari foto tersebut, dapat diketahui bahwa banyak anak di Palestina menderita kelaparan. Sejumlah anak kecil dalam foto tersebut sedang mengantre untuk mendapatkan makanan di Kota Gaza. 

Wajah mereka menggambarkan kelaparan tetapi harus tetap bertahan hidup meskipun bunyi bom dan serangan di mana-mana. Berdasarkan laporan dari 15 badan PBB, termasuk WHO dan UNICEF, seluruh penduduk di Gaza utara menghadapi ancaman akibat penyakit, kelaparan, dan kekerasan. 

Anak-anak pada foto tersebut ialah gambaran nyata dari krisis kemanusiaan yang melanda Palestina. Hak mereka untuk hidup dan berkembang dihancurkan oleh konflik yang tak berkesudahan.

2. Kepulan asap di mana-mana.

Tentara Israel merayakan peledakan bangunan rakyat Palestina. Dok Al-Jazeera.

Kepulan asap hitam pekat terlihat membumbung tinggi setelah serangan udara menghancurkan salah satu gedung perumahan di Jalur Gaza. 

Aksi ini terjadi di sekitar Koridor Netzarim dan Koridor Philadelphia, dua wilayah yang sering menjadi medan pertempuran sengit dalam konflik antara Israel dan Palestina. 

Serangan tersebut tidak hanya merusak infrastruktur, tetapi juga membuat banyak keluarga kehilangan tempat tinggal dan mengungsi ke lokasi yang lebih aman.

3. Serangan tak pandang usia.

Anak yang menjadi korban serangan Israel. Dok Al-Jazeera.

Palestina bisa menjadi negara dengan banyaknya kepedihan yang dialami anak-anak. Ada seorang anak Palestina bernama Samih Abdul Wahid, 12, yang kehilangan kaki kirinya akibat serangan Israel terlihat berada di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di kota Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah. 

Tujuh bulan sebelumnya, serangan tersebut tidak hanya merenggut kaki kirinya, tetapi juga nyawa kedua orangtuanya. Samih berjuang menjalani kehidupan sehari-hari hanya dengan kaki kanannya, di tengah berbagai keterbatasan dan ancaman. 

4.Kesedihan keluarga yang ditinggalkan.

Perempuan Gaza mencari barang yang tersisa dari rumahnya yang hancur dibombardir Israel. Dok Al-Jazeera.

Kesedihan mendalam terpancar dari wajah seorang wanita yang menangis sambil memeluk jenazah anak-anak yang telah dikafani. Foto memilukan ini ialah gambaran nyata dari penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina akibat serangan udara Israel di Gaza. 

Dengan reruntuhan dan asap yang tebal akibat ledakan yang menewaskan banyak anak menjadikan tragedi ini bukti nyata bahwa rakyat Palestina seperti sedang berada dalam siksaan seperti berada di neraka dunia. 

5. Anak-anak yang ketakutan.

Anak Gaza ketakutan akibat serangan udara Israel. Dok Al-Jazeera.

Jalur Gaza menjadi wilayah konflik yang paling terdampak, dengan ribuan korban sipil, termasuk anak-anak. Menurut laporan UNICEF, lebih dari 1.000 anak telah tewas dalam konflik terbaru. Sebagian besar anak menjadi korban serangan yang menghancurkan rumah-rumah mereka.

Serangan ini sering kali terjadi tanpa peringatan, menyebabkan keluarga tewas saat tidur atau berlindung di tempat yang mereka anggap aman. Seperti terlihat pada foto seorang anak laki-laki di Gaza yang berusaha melindungi anak kecil lain memberikan pelukan erat di tengah suasana mencekam akibat serangan udara Israel. 

Foto ini menunjukkan anak-anak Palestina dipaksa menghadapi situasi perang yang brutal, bahkan di usia yang begitu muda.

Jalur Gaza telah menjadi 'kuburan' bagi anak-anak, seperti yang diungkapkan oleh Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA). 

Serangan tanpa henti ini telah menyebabkan banyak anak kehilangan keluarga, tempat tinggal, dan bahkan hak merasa aman. Mereka tidak hanya berjuang untuk hidup, tetapi juga melindungi keluarga yang tersisa di tengah riuhnya peperangan.

Kondisi di Palestina, khususnya Jalur Gaza, menggambarkan dengan jelas betapa perang dan konflik berkepanjangan telah mengubah wilayah tersebut menjadi neraka nyata di dunia. 

Ribuan nyawa telah melayang, infrastruktur hancur menjadi puing-puing, dan jutaan warga hidup dalam penderitaan tanpa kepastian akan masa depan. 

Anak-anak kehilangan orangtua, keluarga kehilangan rumah, dan akses terhadap kebutuhan dasar seperti air, makanan, serta layanan kesehatan menjadi langka di tengah serangan terus-menerus.

Penderitaan ini harus menjadi pengingat akan pentingnya perdamaian dan keadilan di setiap negara. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya