Israel Lakukan Empat Kejahatan, Ini yang Bisa Dilakukan Indonesia

Basuki Eka Purnama
05/11/2024 10:22
Israel Lakukan Empat Kejahatan, Ini yang Bisa Dilakukan Indonesia
Seminar Internasional Peran Indonesia dalam Menyongsong Kemerdekaan Palestina di Jakarta.(MI/HO)

PERWAKILAN Amnesty International Usman Hamid di ajang Seminar Internasional “Peran Indonesia dalam Menyongsong Kemerdekaan Palestina” di Jakarta, beberapa waktu lalu, mengatakan Israel telah melakukan empat kejahatan serius di Palestina, yaitu kejahatan agresi, kejahatan perang, kejahatan genosida dan kejahatan kemanusiaan.

“Israel juga melakukan kejahatan hukum humaniter internasional, ini adalah kejahatan terhadap norma-norma hukum perang seperti menyerang warga sipil apalagi perempuan, rumah sakit dan lain sebagainya. Israel tidak bisa asal menyerang sehingga mengakibatkan kehancuran-kehancuran yang random yang bisa meliputi anak-anak dam perempuan Bahkan rumah sakit dan juga lembaga-lembaga pendidikan termasuk perlakuan terhadap tahanan-tahanan Palestina yang ada di tangan mereka,” tegas Usman

Usman kemudian mengatakan ada tiga langkah penting yang bisa dilakukan Indonesia terkait masalah Palestina.

“Pertama, adalah optimalisasi Indonesia di Sidang Umum PBB, yang kedua adalah optimalisasi peran Indonesia di Dewan HAM PBB, yang ketiga memperkuat posisi kedudukan Indonesia dalam meratifikasi konvensi yang sangat penting, yaitu Statuta Roma, kovensi pengungsi dan konvensi antiapartheid. Tanpa ketiga langkah ini, Indonesia tidak mungkin mengambil langkah-langkah yang sangat signifikan untuk melindungi saudara-saudara kita di Palestina,” papar Usman.

Saat ini, lanjutnya, Mahkamah Pidana Internasional ini sedang ada satu proses Investigasi yang cukup serius terhadap peranan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di berbagai kejahatan, termasuk pendudukan ilegal, penyerangan rumah sakit, penyerangan terhadap warga sipil dan seterusnya.

“Investigasi itu terus berjalan dan ini yang saya kira sangat diperlukan oleh untuk mengadili Netanyahu. Sampai sekarang dia masih menyangkal dan mengatakan bahwa pengadilan itu adalah pengadilan yang tidak lebih dari sekedar serangan terhadap umat Yahudi,” tegasnya.

Sebelumnya, Direktur Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP) Ahed Abu Al-Atta menyebut serangan Hamas ke wilayah Israel menghentikan ambisi 'Negeri Zionis' itu mewujudkan Israel Raya yang mencakup wilayah Palestina hingga Yordania, dari Suriah hingga Mesir.

“Serangan itu menghentikan usaha-usaha Israel untuk memperluas penjajahan mereka. Sekarang, Palestina bisa dilihat secara luas oleh masyarakat dunia, bagaimana posisi mereka sebagai negara yang berdaulat dan merdeka, dan bahwa mereka bagian dari negara di dunia ini. Badai Al Aqsha juga memperlihatkan kepada masyarakat dunia bahwa ternyata Israel ini lemah dan tidak sekuat apa yang kita bayangkan,” tegasnya.

Serangan 1.300 pejuang Palestina tersebut, ungkapnya, berhasil memporakporandakan pertahanan Israel dan menunjukkan kelemahannya di mata dunia. 

“Ini juga memperlihatkan kepada dunia bagaimana kesabaran dan ketabahan serta keteguhan warga Gaza dan masyarakat Palestina secara umum dalam menghadapi serangan menghadapi genosida yang begitu dahsyat dan mengerikan. Sampai sekarang mereka tetap konsisten dan kokoh dalam membela negaranya,” ujar Al-Atta.

Warga dunia, khususnya negara-negara Islam, tambah Al-Atta, sangat simpati dan bersatu untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Bukan hanya negara Islam saja, tapi negara-negara Eropa kemudian ikut bersatu mendorong kemerdekaan Palestina.

“Perlu diketahui bahwa pihak Israel juga sudah merasa terancam kedudukannya dan merasa mereka akan lenyap dari Palestina akibat dari kesabaran dan keteguhan di masyarakat Gaza menghadapi serangan yang mereka lakukan,” tandasnya. (Z-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya