Harris Janji Akhiri Perang Gaza jika Terpilih Jadi Presiden AS

Wisnu Arto Subari
04/11/2024 14:46
Harris Janji Akhiri Perang Gaza jika Terpilih Jadi Presiden AS
Kamala Harris.(Al Jazeera)

CALON presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Kamala Harris, berjanji akan melakukan segala dayanya untuk mengakhiri perang Israel di Jalur Gaza jika jika terpilih sebagai presiden. Hal itu disampaikan dalam pidatonya dua hari menjelang Hari Pemilihan Presiden AS 2024.

"Tahun ini merupakan tahun yang sulit mengingat besarnya kematian dan kehancuran di Gaza serta banyak korban sipil dan pengungsian di Libanon. Hal ini sangat menghancurkan dan sebagai presiden, saya akan melakukan segala daya saya untuk mengakhiri perang di Gaza, memulangkan para sandera, mengakhiri penderitaan di Gaza, memastikan keamanan Israel," katanya. 

"Dan memastikan rakyat Palestina dapat mewujudkan hak mereka atas martabat, kebebasan, keamanan, dan penentuan nasib sendiri," tambah Harris yang mendapat tepuk tangan meriah selama kampanye di negara bagian Michigan.

Harris sangat perlu mendapatkan mayoritas di tujuh negara bagian yang menjadi medan pertempuran penting dalam siklus pemilu tahun ini di tengah persaingan ketat dengan mantan Presiden dan kandidat Partai Republik Donald Trump secara nasional.

Kompilasi jajak pendapat yang dikumpulkan oleh situs RealClearPolitics menunjukkan bahwa Trump hanya unggul 0,1% secara nasional dengan lima jajak pendapat menunjukkan bahwa mereka sama-sama unggul.

Michigan, dengan komunitas Arab dan Muslim yang dinamis dan 15 suara Electoral College dipertaruhkan, sangat penting bagi prospek pemilunya. Negara-negara tersebut, bersama dengan Arizona, Georgia, Nevada, North Carolina, Pennsylvania, dan Wisconsin, dianggap sebagai negara bagian swing states tahun ini.

Michigan, Pennsylvania, dan Wisconsin merupakan medan pertempuran yang krusial. Dikenal sebagai Blue Wall, negara-negara bagian ini jatuh ke tangan Trump pada 2016 dan kemudian diamankan oleh Presiden Joe Biden pada 2020.

Harris dan Trump masing-masing menghabiskan banyak waktu berkampanye di negara-negara bagian dengan pemahaman bahwa siapa pun berpotensi menentukan pemilu.

Hari Pemilu dijadwalkan pada 5 November dan warga Amerika akan memutuskan tidak hanya masa depan kepresidenan Amerika. Namun juga masa depan Kongres dan sejumlah pemilihan di negara bagian dan lokal.

Lebih dari 78 juta orang Amerika telah memberikan suara mereka lebih awal, termasuk sekitar 700.000 lebih banyak pemilih Partai Demokrat dibandingkan Partai Republik, menurut data yang diterbitkan oleh Lab Pemilu Universitas Florida. (Anadolu/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya