Israel makin Biadab, Pasien Anak Tewas dalam Serangan RS Gaza

Wisnu Arto Subari
26/10/2024 10:45
Israel makin Biadab, Pasien Anak Tewas dalam Serangan RS Gaza
Dr. Hossam Abu Safia, pria yang tidak meninggalkan pekerjaannya sejak awal genosida meskipun ada pengepungan, ancaman, dan risiko. Dokter dan staf medis terjebak saat ini dan ditahan oleh IOF.(@alhelou.y)

PASUKAN Israel menyerbu Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara. Ini menewaskan pasien anak dan melukai petugas medis. Kantor berita WAFA melaporkan serangan biadab itu pada Jumat (26/10).

Saksi mata mengatakan tentara Israel menyerbu RS itu dan memerintahkan pasien untuk berkumpul di halaman.

Penyerbuan dimulai dengan serangan udara yang menghantam gedung dan halaman rumah sakit, termasuk mesin pemasok oksigen.

Direktur RS Kamal Adwan Dr Hussam Abu Safiya mengatakan kepada CNN bahwa dua pasien anak dalam ventilator meninggal setelah mesin itu terkena ledakan.

"Bukannya menerima bantuan, kami malah dikirimi tank," kata Abu Safiya lewat video yang dia unggah di media sosial, seperti dikutip Middle East Eye.

Sedikitnya 600 pasien, kerabat mereka, dan petugas medis terperangkap di RS tersebut, menurut laporan Al Jazeera yang mengutip pernyataan Kementerian Kesehatan Gaza.

Kementerian itu menambahkan bahwa situasi di fasilitas kesehatan itu sangat mengkhawatirkan.

Menurut laporan WAFA, RS Kamal Adwan telah dikepung pasukan Israel sejak malam sebelumnya. Tank-tank melepaskan tembakan yang mengancam nyawa pasien di sana.

Tentara juga melarang kiriman bantuan ke rumah sakit tersebut. Padahal, lebih dari 15 pasien sedang menunggu giliran untuk dioperasi.

Di platform X, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Ghebreyesus mengaku kehilangan kontak dengan staf RS Kamal Adwan dan menyebut serangan Israel itu sangat mengganggu.

Militer Israel mengatakan serangan mereka didasarkan pada informasi intelijen yang mengindikasikan ada, "Teroris dan infrastruktur teroris," di rumah sakit tersebut, menurut laporan Al Jazeera.

Lebih dari 42.800 warga Palestina di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah kehilangan nyawa mereka dan lebih dari 100.500 lain terluka akibat agresi militer Israel sejak 7 Oktober 2023.

Agresi tersebut telah menyebabkan hampir seluruh penduduk di wilayah kantong Palestina itu mengungsi di tengah blokade yang menimbulkan kelangkaan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Israel menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza. (Ant/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya