Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Lebih dari Satu Juta Orang Terdampak Banjir di Sudan Selatan

Wisnu Arto Subari
22/10/2024 16:18
Lebih dari Satu Juta Orang Terdampak Banjir di Sudan Selatan
Banjir di Sudan Selatan.(Al Jazeera)

LEBIH dari satu juta orang terdampak banjir di Sudan Selatan setelah hujan deras melanda negara tersebut. Ini menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).

Banjir itu telah membuat sekitar 271.000 orang mengungsi dan memaksa mereka mencari perlindungan di daerah yang lebih tinggi di sebagian besar wilayah negara itu. Demikian menurut laporan situasi yang dirilis OCHA pada akhir pekan.

OCHA juga mencatat bahwa hujan lebat dan banjir telah membuat 15 jalur utama distribusi bantuan kemanusiaan tidak bisa dilewati, sehingga menyulitkan pengiriman bantuan ke daerah terdampak.

Sudan Selatan, negara termuda di dunia, sedang menghadapi salah satu banjir terburuk dalam beberapa dekade, yang menyebabkan kehancuran besar, pengungsian massal, serta kerusakan parah pada infrastruktur dan mata pencaharian masyarakat.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan pada Senin bahwa 58 fasilitas kesehatan terendam di lima wilayah, sementara hampir 90 fasilitas lain tidak dapat diakses. 

Sekitar 15 jalan utama, termasuk jalur menuju ibu kota Juba, tempat layanan kesehatan tersier berada, juga terputus.

WHO menambahkan bahwa banjir memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah kritis di Sudan Selatan. Saat ini negara itu juga menampung hampir 800.000 pengungsi dan warga yang kembali melarikan diri dari konflik bersenjata di Sudan, tetangganya.

Kolera dan malaria

Badan kesehatan PBB melaporkan dua dugaan kasus kolera di Kabupaten Renk, Negara Bagian Upper Nile bagian utara. Sekitar 60% pengungsi dan warga yang kembali berada.

Kasus malaria juga meningkat, dengan lebih dari 120.000 kasus dan 31 kematian yang diduga akibat penyakit tersebut tercatat hingga 29 September. WHO juga melaporkan 55 insiden gigitan ular dalam lima pekan terakhir.

"Orang-orang berada dalam keadaan kerentanan tinggi akibat terguncang berkali-kali," kata Dr. Humphrey Karamagi, perwakilan WHO di Sudan Selatan. Ia menambahkan bahwa organisasi tersebut bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan mitra lainnya untuk memastikan akses ke layanan kesehatan dasar yang penting. (Ant/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya