Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
BAYANGKAN menggali tanah kuno di Prancis, mencari jejak sejarah masa lampau, lalu menemukan sebuah botol kaca yang menyimpan pesan dari abad ke-19. Itulah yang dialami tim arkeolog yang dipimpin Guillaume Blondel di desa kuno dekat Eu. Blondel mengungkapkan keterkejutan tim saat menemukan pesan tersebut.
"Itu adalah momen yang benar-benar ajaib," ungkapnya kepada BBC.
Di dalam botol itu, terdapat pesan yang ditulis arkeolog P.J. Féret pada Januari 1825, memberikan pandangan unik dari masa lalu. Pesan ini mencatat penggalian yang dilakukan di lokasi yang sama hampir dua abad lalu, sebuah penghubung lintas generasi yang menakjubkan.
Baca juga : Penemuan Neanderthal "Thorin" Ungkap Populasi Terisolasi yang Hidup 50.000 Tahun Lalu
Pesan yang tertulis pada Januari tahun 1825, berbunyi: “PJ Féret, penduduk asli Dieppe, anggota berbagai perkumpulan intelektual, melakukan penggalian di sini pada bulan Januari 1825. Ia melanjutkan penyelidikannya di area luas yang dikenal sebagai Cité de Limes atau Perkemahan Caesar.”
"Kami tahu bahwa ada penggalian di sini di masa lalu, tetapi menemukan pesan ini dari 200 tahun yang lalu, itu benar-benar kejutan." Pesan Féret, sang penulis pesan yang berumur 200 tahun silam.
Féret dahulu pernah melakukan penggalian di desa tersebut, menulis pesan tersebut sebagai catatan perjalanan penelitiannya di tengah lokasi yang kini terancam oleh erosi.
Baca juga : Emmanuel Macron Dukung Penangguhan Kirim Senjata untuk Israel
Tulisannya tetap terbaca jelas, memberikan pandangan langsung tentang bagaimana para arkeolog di masanya mendokumentasikan dan menghargai situs-situs bersejarah. Penemuan pesan dalam botol ini menjadi simbol kuat penghubung antara masa lalu dan masa kini, seolah Féret meninggalkan pesan untuk para arkeolog modern.
Catatan kota mengonfirmasi bahwa Féret telah melakukan penggalian di Cité de Limes, yang juga dikenal sebagai Perkemahan Caesar, pada tahun 1825. Catatannya kemungkinan ditinggalkan sebagai bentuk tanda pribadi, mirip dengan kapsul waktu. Blondel mencatat betapa tidak lazimnya dan jarang menemukan peninggalan seperti itu dalam pekerjaannya sebagai arkeologi.
Baca juga : Daftar Negara Siapkan Rencana Darurat Evakuasi Warga dari Libanon
Jika terbukti asli, pesan Féret yang berusia 200 tahun itu bisa menjadi pesan tertua yang pernah ditemukan dalam botol. Rekor saat ini dipegang oleh sebuah pesan yang ditemukan di Pulau Wedge, Australia, pada tahun 2018. Catatan itu, yang ditulis oleh seorang kapten kapal Jerman pada tahun 1886, berusia 131 tahun saat ditemukan, menurut Guinness World Records.
Penemuan unik ini tidak hanya menambah kekayaan artefak di situs tersebut, tetapi juga memperdalam pemahaman tentang sejarah situs itu sendiri. Tim peneliti merasa bahwa penemuan ini memberikan dimensi baru dalam penelitian arkeologi, memungkinkan mereka memahami lebih jauh metode dan pandangan para peneliti terdahulu. Botol tersebut kini menjadi bagian penting dalam studi arkeologi di kawasan tersebut.
Para arkeolog berencana untuk mempublikasikan hasil penelitian mereka dan melanjutkan penggalian di lokasi tersebut, dengan harapan dapat menemukan lebih banyak petunjuk dan artefak yang dapat mengungkap lebih banyak cerita dari masa lalu.
Baca juga : Sekjen Hizbullah Hassan Nasrallah Setuju Gencatan Senjata sebelum Dibom Israel
Penemuan pesan dalam botol ini memberi pengingat sejarah terkadang bisa terhubung dengan masa kini dengan cara yang tak terduga, membawa pesan dari masa lalu ke tangan para peneliti masa kini.
Penemuan ini membuktikan masih banyak misteri sejarah yang menunggu untuk ditemukan, mungkin di tempat yang tidak pernah diduga sebelumnya. Mungkin saja di bawah tanah yang digali saat ini, ada lebih banyak cerita yang tersembunyi, menunggu untuk terungkap.
Penemuan pesan dari masa lalu ini membuktikan sejarah adalah sebuah tali yang saling terhubung, di mana masa lalu selalu punya cara untuk berkomunikasi dengan masa kini seperti halnya kapsul waktu yang dapat berupa botol kaca yang terkubur selama dua abad. (BBC/Z-3)
BILA membicarakan hubungan internasional, kita tak boleh melepaskan segala bentuk implementasi dan instrumen yang menyertainya. Festival de Cannes (FDC) milik Prancis ialah contoh.
Festival budaya urban dan street culture dari Prancis, DRP pertamakali hadir di Summarecon Mall Serpong (SMS) Gading Serpong Tangerang, selama 10 hari mulai 26 Juli hingga 4 Agustus 2024.
Dua brand mode Indonesia yang berpartisipasi dan siap memasuki pasar mode internasional, yaitu Enigma dan Senses.
Kue khas Prancis, Choux au Craquelin, memikat pengunjung Brightspot dengan lapisan atas yang renyah berpola retak dan isian choux yang lembut di dalam.
Mengucapkan “bonjour” saat berada di Prancis sangat penting untuk mendapatkan perlakuan baik.
Pada pelabuhan tua Venesia, kudengar ratapan Toreador yang malang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved