Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Sejumlah Mantan Pejabat Partai Republik Beralih Mendukung Kamala Harris, Ada Apa?

Ferdian Ananda Majni
19/9/2024 11:00
Sejumlah Mantan Pejabat Partai Republik Beralih Mendukung Kamala Harris, Ada Apa?
Wakil Presiden AS Kamala Harris(Screenshoot Instagram Wakil Presiden AS Kamala Harris @vp)
Lebih dari 100 mantan pejabat keamanan nasional dan kebijakan luar negeri Partai Republik pada Rabu (18/9) mendukung Kamala Harris sebagai presiden. Dalam surat bersama yang dirilis mereka menyebut Donald Trump tidak layak jadi Presiden Amerika Serikat (AS).

Mantan pejabat dari pemerintahan kepresidenan dari Partai Republik Ronald Reagan, George HW Bush, George W Bush dan Donald Trump, serta dari Partai Demokrat Bill Clinton dan Barack Obama, menyuarakan dukungan mereka untuk Harris, calon presiden dari Partai Demokrat dalam pemilu November ini.

Mereka bergabung dengan beberapa mantan anggota Kongres dari Partai Republik

“Kami percaya bahwa presiden Amerika Serikat harus menjadi pemimpin yang berprinsip, serius, dan mantap," tulis surat pernyataan bersama tersebut.

Baca juga : Trump Aman setelah Ada Suara Tembakan, Satu Tersangka Ditangkap

"Kami memperkirakan akan ada perbedaan pendapat dengan Kamala Harris dalam banyak masalah kebijakan dalam dan luar negeri, namun kami percaya bahwa dia memiliki kualitas penting untuk menjabat sebagai presiden dan Donald Trump tidak. Oleh karena itu kami mendukung pemilihannya menjadi presiden," tambah pernyataan tersebut, seperti dilansir The Guardian.

Di antara para penandatangan adalah mantan menteri pertahanan William Cohen dan Chuck Hagel, yang masing-masing bertugas di pemerintahan Clinton dan Obama. Yang lainnya termasuk William Webster, mantan direktur CIA dan FBI di bawah pemerintahan Reagan dan pemerintahan Bush pertama, serta Michael Hayden, mantan direktur CIA dan NSA di bawah pemerintahan Bush dan Obama.

"Kami dengan tegas menentang terpilihnya Donald Trump. Sebagai presiden, dia mempromosikan kekacauan dalam pemerintahan, memuji musuh-musuh kita dan melemahkan sekutu-sekutu kita, mempolitisasi militer dan meremehkan para veteran kita, memprioritaskan kepentingan pribadinya di atas kepentingan Amerika dan mengkhianati nilai-nilai kita, demokrasi, serta dokumen pendirian negara ini,” tulis surat tersebut.(M-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya