Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
NORWEGIA mengumumkan donasi baru untuk badan PBB yang mengalami kesulitan keuangan, yaitu Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), ketika krisis kemanusiaan melanda Jalur Gaza yang dilanda perang.
UNRWA memainkan peran kritis dalam mendistribusikan bantuan dan memberikan bantuan penyelamatan di Gaza, di mana pengepungan Israel selama perang yang berlangsung empat bulan telah menyebabkan kekurangan makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar yang serius.
Namun, donor-donor utama UNRWA termasuk Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat menghentikan pendanaan setelah dituduh sebagian stafnya terlibat dalam serangan Hamas pada 7 Oktober yang memicu perang.
Baca juga : Selandia Baru Menangguhkan Pendanaan untuk Badan Pengungsi Palestina PBB di Gaza
Menteri Luar Negeri Norwegia Espen Barth Eide mengatakan transfer 275 juta kroner Norwegia (US$26 juta) akan mendukung pengungsi Palestina di Gaza, Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur yang diduduki, Lebanon, Suriah, dan Yordania.
Warga Gaza kelaparan dan meninggal karena penyakit menular akibat sistem kesehatan yang runtuh, sehingga dukungan ini "lebih penting dari sebelumnya," tambah Menteri Pembangunan Internasional Anne Beathe Tvinnereim.
Dugaan 12 dari 13.000 staf UNRWA ikut dalam serangan pada 7 Oktober tidak dapat membenarkan hukuman kolektif terhadap warga Gaza, kata Eide, mendesak negara-negara yang menghentikan dukungan untuk memikirkan konsekuensinya.
Baca juga : Lawan Arus, Spanyol Kucurkan Bantuan untuk Gaza
UNRWA didirikan tahun 1949 untuk melindungi dan membantu pengungsi Palestina dan hampir sepenuhnya didanai sumbangan sukarela.
"Benar-benar tidak masuk akal bagi Norwegia untuk mundur dari komitmen ini, pada saat Gaza pada dasarnya menjadi reruntuhan," tambah Eide.
Perang dimulai dengan serangan tak terduga Hamas pada Israel pada 7 Oktober, yang menyebabkan kematian sekitar 1.160 orang, sebagian besar warga sipil, menurut hitungan AFP berdasarkan data resmi Israel.
Baca juga : Sekjen PBB akan bertemu negara-negara donor setelah tuduhan lembaga pengungsi
Militan juga menyandera sekitar 250 orang. Israel mengatakan 132 masih berada di Gaza, di antaranya 29 diyakini telah meninggal.
Israel berjanji untuk mengeliminasi gerakan Islamis Palestina dan meluncurkan serangan udara serta serangan darat yang telah menewaskan setidaknya 27.708 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan Gaza yang dikelola oleh Hamas. (AFP/Z-3)
Baca juga : Qatar Tetap Danai UNRWA, Abaikan Propaganda Israel
UNRWA menyoroti sistem distribusi bantuan yang dikenal sebagai “Yayasan Kemanusiaan Gaza” (GHF), yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat.
Sistem distribusi bantuan yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat ini lebih melayani kepentingan militer dan politik dibandingkan kebutuhan rakyat sipil.
DERITA kelaparan yang melanda Jalur Gaza kian parah.
UNRWA yang merupakan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pengungsi Palestina mendesak Israel supaya UNRWA segera diizinkan masuk ke Jalur Gaza.
Sejak 2 Maret, Israel telah menutup seluruh penyeberangan perbatasan ke Gaza, menghentikan pasokan makanan, obat-obatan, bahan bakar, dan kebutuhan penting lain bagi warga Jalur Gaza.
BADAN PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) pada Jumat (30/5) menyampaikan peringatan karena bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza terus terhambat.
Saat kegiatan berlangsung, tim BAZNAS juga turut bertemu dengan Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, yang tengah melakukan kunjungan langsung ke posko pengungsian.
Sebanyak 28 negara menyerukan akhir segera perang di Gaza. Mereka mengecam model distribusi bantuan Israel yang dinilai berbahaya.
Jumlah korban tewas akibat serangan Israel terhadap pusat-pusat distribusi bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza, Palestina, telah meningkat menjadi hampir 1.000 orang sejak 27 Mei lalu.
SEDIKITNYA 18 warga Gaza, Palestina, tewas dalam 24 jam terakhir, yang membuat total korban jiwa akibat krisis kelaparan di wilayah tersebut menjadi 86 orang sejak Maret 2025.
SEDIKITNYA 73 orang dilaporkan tewas dan sekitar 150 lainnya terluka akibat tembakan pasukan Israel saat warga Gaza berusaha mendapatkan bantuan kemanusiaan pada Minggu (20/7).
Insiden berdarah ini terjadi saat truk-truk bantuan tiba di dua lokasi berbeda.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved