Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SEJUMLAH menteri luar negeri negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), termasuk Indonesia, mengharapkan dukungan Prancis untuk mengakhiri krisis kemanusiaan yang dipicu perang antara Israel dan kelompok pejuang Palestina, Hamas, di Jalur Gaza.
Permintaan itu disampaikan menlu Indonesia, Arab Saudi, Palestina, Yordania, Mesir, Nigeria, dan Sekjen Liga Arab dalam pertemuan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dilanjutkan pertemuan dengan Menlu Prancis Catherine Colonna di Paris, Rabu (22/11).
"Para menlu (OKI) mengharapkan Prancis menggunakan pengaruhnya terhadap negara lain untuk tidak menerapkan standar ganda untuk kasus Palestina," kata Menlu Indonesia Retno Marsudi, saat menyampaikan keterangan pers secara daring, Kamis (24/11) malam WIB.
Baca juga: Israel Tunjukkan Markas Bawah Tanah Hamas di Al-Shifa
Penerapan standar ganda perlu dihindari karena hukum internasional dan hukum humaniter internasional harus dihormati oleh semua negara di dunia, termasuk ketika merespons situasi terkini di Jalur Gaza, tempat belasan ribu orang tewas akibat serangan membabi-buta yang dilancarkan Israel dengan menargetkan warga dan fasilitas sipil.
Dalam pertemuan yang disebut Retno berlangsung cukup lama dan sangat terbuka dengan Presiden Macron, para menlu OKI kembali menekankan pentingnya gencatan senjata dan pemberian bantuan kemanusiaan yang tanpa hambatan bagi warga terdampak konflik di Jalur Gaza.
"Para menlu (OKI) menyambut baik ucapan Presiden Macron bahwa 'tidak ada double standard' bagi Prancis," tutur Retno.
Baca juga: Siapa Yahudi Haredi Neturei Karta yang Bela Palestina?
Sementara, dalam pertemuan dengan Menlu Prancis, para menlu OKI membahas mengenai pentingnya sebuah resolusi Dewan Keamanan PBB yang lebih kuat dan menyeluruh, terutama mengenai masalah bantuan kemanusiaan.
Dalam hal ini, posisi Prancis sebagai anggota tetap DK PBB sangat diharapkan untuk bisa mendukung.
Prancis merupakan destinasi terakhir yang dikunjungi para menlu OKI setelah Tiongkok, Rusia, dan Inggris, untuk menggalang dukungan bagi penyelesaian krisis di Jalur Gaza dan mengupayakan perdamaian Palestina, sesuai mandat KTT OKI-Liga Arab yang diselenggarakan di Riyadh pada 11 November lalu.
Pendekatan pertama yang dilakukan para menlu OKI adalah dengan mengunjungi dan menemui pemerintah negara-negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB yaitu Tiongkok, Rusia, Inggris, dan Prancis.
Pendekatan yang sama, menurut Retno, akan dilakukan juga ke sebanyak mungkin pihak.
"Kita sangat berharap dengan diskusi yang terbuka ini, maka upaya untuk melakukan de-eskalasi akan dapat terus dilanjutkan, walaupun kita tahu masih terdapat perbedaan pandangan, terutama mengenai isu gencatan senjata," kata dia.
Dalam diskusi dengan negara-negara tersebut, ujar dia, semua pihak sepakat mengenai pentingnya bantuan kemanusiaan yang lebih besar dan cepat dari yang ada saat ini, mengingat situasi kemanusiaan di Jalur Gaza sudah sangat buruk.
"Semua juga sepakat menentang forced displacement (upaya pemindahan secara paksa warga Palestina oleh militer Israel). Semua juga memiliki kesamaan pandangan bahwa solusi dua negara masih harus menjadi rujukan bagi penyelesaian masalah Palestina," pungkas Menlu Retno. (Ant/Z-1)
“Indonesia mengecam keras semua tindakan yang dilakukan oleh Israel. Yang lebih melukai lagi, tindakan tersebut dilakukan di bulan suci Ramadan dan di hari Raya Idul Fitri,” kata Retno
Ke depannya, Yon Machmudi menilai perlu ada langkah yang lebih konkret dari sekedar kecaman dari para negara anggota OKI.
Dewan Hak Asasi Manusia PBB akan mengadakan sesi khusus tentang konflik terbaru, Kamis (27/5), atas permintaan Pakistan, sebagai koordinator OKI, dan Palestina.
Serangan udara Israel dan tembakan artileri di Gaza menewaskan 253 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak, dan melukai lebih dari 1.900 orang dalam 11 hari konflik sejak 10 Mei 2021.
OKI menyerukan kepada kepemimpinan Afghanistan di masa depan dan masyarakat internasional untuk memastikan Afghanistan tidak pernah lagi digunakan sebagai platform atau surga bagi teroris
Pertemuan itu kemungkinan menjadi pertemuan internasional terbesar tentang Afghanistan sejak kembalinya Taliban.
BILA membicarakan hubungan internasional, kita tak boleh melepaskan segala bentuk implementasi dan instrumen yang menyertainya. Festival de Cannes (FDC) milik Prancis ialah contoh.
Festival budaya urban dan street culture dari Prancis, DRP pertamakali hadir di Summarecon Mall Serpong (SMS) Gading Serpong Tangerang, selama 10 hari mulai 26 Juli hingga 4 Agustus 2024.
Dua brand mode Indonesia yang berpartisipasi dan siap memasuki pasar mode internasional, yaitu Enigma dan Senses.
Kue khas Prancis, Choux au Craquelin, memikat pengunjung Brightspot dengan lapisan atas yang renyah berpola retak dan isian choux yang lembut di dalam.
Mengucapkan “bonjour” saat berada di Prancis sangat penting untuk mendapatkan perlakuan baik.
Pada pelabuhan tua Venesia, kudengar ratapan Toreador yang malang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved