Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KEMENTERIAN Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia mengapresiasi pencapaian kesepakatan antara penjajah Israel dengan kelompok pejuang kemerdekaan Palestina, Hamas. Momentum ini akan dimanfaatkan Indonesia untuk menemukan tiga WNI relawan MER-C yang hilang kontak selama berhari-hari.
"Indonesia menyambut positif dicapainya kesepakatan jeda kemanusiaan sementara di Gaza," ungkap pernyataan Kementerian Luar Negeri di X, Rabu (22/11).
Indonesia, lanjut pernyataan kementerian itu, secara konsisten menyerukan pentingnya penghentian kekerasan secara berkelanjutan. Itu guna membuka akses bagi bantuan kemanusiaan secara luas ke Gaza, termasuk bantuan dari pemerintah dan rakyat Indonesia.
Baca juga : Kronologi Gencatan Senjata Israel-Hamas dan Pembebasan Sandera
Kesepakatan tersebut juga diharapkan akan membuka peluang bagi pengakhiran konflik secara permanen serta dimulainya pembahasan yang serius bagi perdamaian yang menyeluruh dan adil.
"Indonesia menyampaikan apresiasi terhadap upaya mediasi yang diprakarsai oleh Qatar. Indonesia juga akan memanfaatkan kesempatan Jeda Kemanusiaan ini untuk terus menelusuri keberadaan tiga WNI yang bekerja di Rumah Sakit Indonesia Gaza yang hingga saat ini belum bisa dihubungi langsung," tutup pernyataan itu.
Baca juga : Tuntut Gencatan Senjata di Gaza, Ini Surat Terbuka MER-C untuk Joe Biden
Tiga relawan WNI di Gaza tercatat atas nama Fikri Rofiul Haq, Reza Aldilla Kurniawan dan Farid Zanzabil. Ketiganya membantu operasional Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara, bukan sebagai pekerja medis.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhamad Iqbal menambahkan pihaknya tengah mengkonfirmasi kabar terkait dua dari tiga WNI di Gaza yeng menjadi relawan di Rumah Sakit Indonesia ditahan Israel.
"Kami sedang memverifikasi berita tersebut ke pihak-pihak di Gaza," pungkasnya.
Israel menyetujui kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas berikut gencatan senjata selama empat hari. Gencatan senjata yang dimediasi Qatar ini akan berlaku sekitar Kamis (23/11), atau 24 jam setelah kedua belah pihak menyepakati nama-nama tahanan dan sandera yang harus dibebaskan.
Sekitar 50 sandera termasuk anak-anak, ibu dan wanita lanjut usia akan dibebaskan Hamas pada tahap pertama kesepakatan. Pemerintah Israel menyetujui kesepakatan pertukaran tahanan dengan kelompok Palestina Hamas pada Rabu (22/11) pagi. Setelah sekitar enam jam perdebatan, sebuah kesepakatan itu disetujui oleh Kabinet Israel.
Imbalannya gencatan senjata yang berlangsung selama empat hari. Jeda pertempuran akan menambah satu hari tambahan untuk setiap 10 sandera tambahan yang dibebaskan oleh Hamas.
Selama rapat Kabinet, para menteri diberitahu bahwa kelompok tawanan pertama akan dibebaskan pada Kamis (23/11). Israel menyatakan ini merupakan rencana tahap pertama, yaitu memulangkan para tawanan ke rumah mereka.
Dikatakan bahwa perang akan terus berlanjut sampai semua tujuan tercapai yakni mengembalikan semua sandera Israel dan melenyapkan Hamas. Imbalan lainnya, Israel akan membebaskan 150 tahanan di Israel dan mengizinkan 300 truk pasokan kemanusiaan termasuk bahan bakar.
Israel memperkirakan setidaknya 239 warga Israel ditahan oleh Hamas setelah serangan lintas batas pada 7 Oktober. Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza setelah serangan Hamas.
Korban tewas warga Palestina akibat serangan Israel di Jalur Gaza telah melonjak menjadi 14.128 orang, kata kementerian kesehatan di wilayah kantong yang diblokade itu, Selasa (21/11).
“Para korban termasuk lebih dari 5.840 anak-anak dan 3.920 perempuan,” kata kementerian itu.
Sementara itu, korban tewas di Israel adalah sekitar 1.200 orang, menurut angka resmi. Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, masjid dan gereja, juga rusak atau hancur akibat serangan udara dan darat Israel terhadap wilayah kantong yang terkepung. (Anadolu/Z-4)
MEDICAL Emergency Rescue Committee (MER-C) menyampaikan bahwa kondisi di Gaza, Palestina sangat mengenaskan.
RS Indonesia sumbangan dari rakyat Indonesia untuk rakyat Palestina saat ini menjadi garda terdepan dalam memberikan bantuan bagi korban perang, khususnya di Jalur Gaza bagian Utara.
SERANGAN membabi-buta Israel di Gaza, Palestina terus berlangsung. Bahkan Negeri Zionis itu menargetkan Rumah Sakit (RS) Indonesia di Palestina sehingga memutuskan jaringan listrik.
RUMAH Sakit Indonesia di Gaza sedang berjuang dalam kegelapan karena tak ada listrik, di bawah ancaman drone dan jet tempur Israel yang mengitari RS.
EVAKUASI tujuh warga negara Indonesia (WNI) dari Jalur Gaza akan segera dilakukan, namun secara bertahap.
TIGA warga Indonesia bekerja secara sukarela untuk organisasi kemanusiaan MER-C di Gaza, Palestina, termasuk di antara 10 WNI di sana. Mereka tidak luput menjadi target bom Israel.
ENAM rumah sakit di Gaza, Palestina, terpaksa ditutup karena kekurangan bahan bakar akibat blokade Israel sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.
RUMAH Sakit Indonesia di Beit Lahiya, Gaza utara, Palestina, akan berhenti beroperasi karena listrik yang segera padam dalam 48 jam ke depan.
GENERATOR utama yang memberikan suplai listrik ke Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahiya, Gaza utara, Palestina, berhenti berfungsi karena kehabisan bahan bakar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved