Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PENGUASA Qatar mengecam negara-negara yang mendukung Israel karena membenarkan pembunuhan massal di Gaza, Palestina, dalam perangnya dengan Hamas. Faktanya, lebih dari 5.000 warga sipil Gaza meninggal dunia dan jutaan lainnya mengungsi karena aksi teror tersebut.
“Kami mengatakan cukup sudah,” kata Emir Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani pada pertemuan Dewan Syura, badan legislatif Qatar, menurut terjemahan yang dirilis oleh istana kerajaan.
“Tidak dapat dipertahankan bagi Israel untuk diberikan lampu hijau tanpa syarat dan kebebasan untuk melakukan pembunuhan, juga tidak dapat dipertahankan untuk terus mengabaikan realitas pendudukan, pengepungan dan pemukiman,” demikian dikutip dari AFP, Selasa (24/10).
Baca juga : Kapasitas 200, RS Gaza Tangani 800 Pasien
Diketahui, negara-negara besar, termasuk Amerika Serikat, Inggris dan Prancis telah bersatu untuk mendukung Israel dan menegaskan hak mereka untuk membela diri setelah serangan mematikan bulan ini oleh kelompok Islam Palestina. Para pemimpin mereka bergantian mengunjungi Israel demi menyokong pembunuhan massal di Gaza.
Mereka beralasan, pembunuhan massal tersebut dilakukan sebagai balasan penyerbuan kelompok militan Hamas ke Israel pada 7 Oktober yang diklaim menewaskan sedikitnya 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera 222 orang.
Baca juga : Tanpa Dibius, Anak Gaza Jalani Operasi dengan Membaca Al-Quran
Namun, faktanya, lebih dari 5.000 warga Palestina, sebagian besar warga sipil, telah terbunuh di Jalur Gaza dalam pemboman Israel yang tiada henti sebagai pembalasan atas serangan tersebut, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah tersebut.
“Saat ini tidak boleh dibiarkan menggunakan penghentian pasokan air dan pencegahan obat-obatan dan makanan sebagai senjata terhadap seluruh penduduk,” kata emir menyoroti tindakan Israel yang memutus pasokan air, makanan, listrik dan obat di Gaza.
Qatar, sekutu AS yang menjadi tuan rumah pangkalan militer besar AS, juga menjadi tuan rumah kantor Hamas yang juga berfungsi sebagai kediaman utama pemimpinnya yang mengasingkan diri, Ismail Haniyeh.
Kerajaan Teluk yang kaya ini telah bertindak sebagai saluran komunikasi dengan Hamas dan memainkan peran penting dalam negosiasi untuk membebaskan para sandera, dan sejauh ini empat orang sudah dibebaskan, terdiri dari dua warga negara AS dan dua warga negara Israel.
“Kami menyerukan sikap sungguh-sungguh di kawasan dan internasional sehubungan dengan eskalasi berbahaya yang kita saksikan, dan yang mengancam keamanan kawasan dan dunia.”
Dia menambahkan: “Kami ingin bertanya kepada mereka yang mendukung perang, dan mereka yang bertindak untuk membungkam perbedaan pendapat: apa yang akan terjadi setelah perang ini?
“Apakah hal ini akan membawa keamanan dan stabilitas bagi Israel dan Palestina? Ke mana tujuan Palestina setelahnya?” pungkas Emir Qatar. (Z-4)
EMIR Qatar Tamim bin Hamad Al Thani dan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier membahas perkembangan di Jalur Gaza, Palestina, Rabu (29/11).
Program ini merupakan bentuk solidaritas dari masyarakat Indonesia yang tidak pernah berhenti mendukung perjuangan rakyat Palestina.
Resolusi tersebut mendapat dukungan dari 149 negara anggota PBB, sementara 12 negara anggota, termasuk Amerika Serikat (AS), menolak dan 19 lainnya abstain.
PRESIDEN Prabowo Subianto mempersilahkan mahasiswa dari Palestina untuk menyanyikan lagu kebangsaan Palestina saat jamuan makan malam peresmian kampus Universitas Pertahanan (Unhan)
MENTERI Pertahanan Israel, Israel Katz, pada Rabu (11/6) meminta Mesir untuk mencegah para aktivis mencapai perbatasan Mesir dengan Jalur Gaza dan memasuki wilayah Palestina.
HAMAS dilaporkan telah menewaskan lebih dari 50 anggota kelompok bersenjata Palestina di Jalur Gaza. Kelompok tersebut ditengarai mendapat dukungan dari Israel.
SEBANYAK 12 aktivis di kapal Madleen gagal menembus blokade Israel. Namun gerakan itu membakar ribuan aktivis lain sedunia untuk meluncurkan Konvoi Global ke Gaza.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved