Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Peraih Nobel Perdamaian Martti Ahtisaari Tutup Usia, Ini Profilnya

Ferdian Ananda Majni
16/10/2023 18:28
Peraih Nobel Perdamaian Martti Ahtisaari Tutup Usia, Ini Profilnya
Martti Ahtisaari(AFP/LEHTIKUVA/Roni Rekomaa)

MANTAN presiden Finlandia Martti Ahtisaari, peraih Nobel Perdamaian, dan juru runding perdamaian Gerakan Aceh Merdeka (GAM)-RI tutup usia di usia 86 tahun, Senin (16/10). 

"Kantor kepresidenan Finlandia menyampaikan, Ahtisaari meninggal dunia di Helsinki setelah berjuang melawan penyakit Alzheimer.

“Dengan kesedihan yang mendalam kami menerima berita meninggalnya Presiden Martti Ahtisaari,” kata Presiden Finlandia saat ini, Sauli Niinisto, dalam sebuah pernyataan.

Baca juga : Sudah 18 Tahun MoU Helsinki, Tapi Pemprov Aceh Belum Miliki Naskah Aslinya

Ahtisaari dikenal sebagai seorang mediator yang menengahi perdamaian di seluruh dunia dan meraih Nobel Perdamaian yang luar biasa selama lebih dari 40 tahun karirnya.

Mantan diplomat PBB ini meninggal setelah berjuang dengan penyakit Alzheimer, yang memaksanya untuk pensiun dari kehidupan publik pada September 2021.

Baca juga : Profil Narges Mohammadi, Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian dari Iran

Juru damai GAM-RI
Ahtisaari berjasa dalam mengawasi perundingan tahun 2005 antara pemerintah Indonesia dan pemberontak Gerakan Aceh Merdeka (GAM), yang mengakhiri konflik selama tiga dekade yang menewaskan sekitar 15.000 orang. Ahtisaari dianggap sebagai sosok yang tegas namun memiliki rasa humor dan kehangatan.

"Saya memiliki kesabaran yang luar biasa. Saya biasanya tidak mudah marah, tetapi saya bisa menjadi tangguh," kata Ahtisaari, beberapa waktu lalu.

Ia merasa kunci kesuksesannya adalah kemampuan untuk memahami orang lain.

Ahtisaari menyaksikan langsung penandatanganan MoU perdamaian yang dipimpin Hamid Awaluddin sebagai perwakilan Indonesia dan Malik Mahmud mewakili GAM.

Perjanjian berisi 71 butir kesepakatan itu, antara, lain sepakat memberi otonomi khusus untuk Aceh dengan kewenangan dalam semua sektor publik kecuali hubungan luar negeri, pertahanan luar, keamanan nasional, keuangan, kehakiman dan kebebasan beragama.

Ahtisaari juga membantu memimpin Kosovo menuju kemerdekaan, meskipun upaya kerasnya gagal mencapai kesepakatan dengan Serbia sebelum Pristina secara sepihak mendeklarasikan kemerdekaan pada tahun 2008.

Masa kecil Martti Ahtisaari
Martti Oiva Kalevi Ahtisaari lahir pada tanggal 23 Juni 1937 di Viipuri - sekarang Vyborg - di provinsi Karelia, Finlandia Timur, yang keluarganya terpaksa mengungsi pada akhir Perang Dunia II setelah dicaplok Uni Soviet.

Dia mengatakan bahwa pengalaman masa kecilnya dalam perang dan menjadi pengungsi memberikan spirit kepedulian terhadap korban perang tersebut.

"Kondisi itu memberi saya kepekaan... Mungkin hal itu yang membuat saya menjadi seorang negosiator perdamaian," ujarnya.

Karier akademis membawanya ke sebuah pos pengajaran di Pakistan pada awal tahun 1960-an, sebelum memasuki dinas diplomatik.

Ahtisaari ditunjuk sebagai duta besar untuk Tanzania pada tahun 1973 pada usia 36 tahun. Pindah ke PBB, ia menjadi utusan khusus untuk Namibia, di mana ia membantu memimpin negara tersebut menuju kemerdekaan dari Afrika Selatan pada tahun 1990.

"Mungkin pengalaman yang paling traumatis adalah pada tanggal 1 April 1989 ketika pasukan SWAPO (pemberontak) datang dari Angola dan lebih dari 300 orang terbunuh," kenangnya.

"Jika saya dapat mengatasi hal tersebut, saya merasa tidak ada masalah yang tidak dapat saya selesaikan," katanya.

Masuk dunia politik
Pada tahun 1994, Partai Sosial Demokrat Finlandia menominasikannya untuk mencalonkan diri sebagai presiden dan Ahtisaari menjadi presiden pertama yang dipilih secara langsung di negara tersebut.

"Beliau adalah presiden transisi yang memandu Finlandia memasuki era Uni Eropa global," kata Presiden Sauli Niinisto setelah meninggalnya Ahtisaari.

Namun, pria yang penuh aksi ini, yang pincang karena rematik, merasa tidak nyaman dengan peran yang sebagian besar bersifat seremonial.

Hasrat sejatinya tetap pada urusan luar negeri dan Ahtisaari kemudian mengibaratkan pengalihannya selama enam tahun ke dalam politik dalam negeri sebagai "perselingkuhan".

Pada tahun 2000, Ahtisaari terlibat dalam proses perdamaian Irlandia Utara, menginspeksi tempat pembuangan senjata IRA bersama Presiden Afrika Selatan saat itu, Cyril Ramaphosa.

Dia ditunjuk sebagai utusan khusus PBB untuk pembicaraan mengenai status Kosovo pada tahun 2005 dan merekomendasikan kemerdekaan bagi provinsi yang memisahkan diri tersebut, namun berulang kali dituduh berpihak oleh Serbia.

Ketidakmampuannya untuk membujuk kedua belah pihak untuk setuju sebelum Kosovo secara sepihak mendeklarasikan kemerdekaan membuat dia merasa kesal.

Negarawan yang dituakan

Pada tahun 2008, pada usia 71 tahun, ia dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian atas upayanya di beberapa benua dan selama lebih dari tiga dekade, untuk menyelesaikan konflik internasional.

Usia tua tidak banyak menyurutkan semangat Ahtisaari.

Dia bersikeras bahwa pensiun belum ada dalam pikirannya karena dia terus berkeliling dunia untuk mempromosikan perdamaian sebagai bagian dari kelompok yang dikenal sebagai "Sesepuh", termasuk mantan presiden AS Jimmy Carter, mantan ketua PBB Kofi Annan dan uskup agung Afrika Selatan Desmond Tutu.

Setelah berusia 80 tahun, Ahtisaari mengundurkan diri sebagai ketua lembaga perdamaian Crisis Management Initiative (CMI) yang ia dirikan 17 tahun sebelumnya, namun ia tetap terlibat dalam pekerjaan mediasi. (AFP/Z-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya