Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PULUHAN ribu orang di Maroko, Minggu (15/10), melakukan unjuk rasa untuk mendukung Palestina saat Jalur Gaza digempur oleh Israel. Itu merupakan demonstrasi terbesar di Maroko sejak sejak negara Afrika Utara itu menormalisasi hubungan dengan Israel pada 2020.
Aksi demonstrasi sepanjang dua kilometer itu digelar di Rabat dimotori oleh aliansi partai Islam dan koalisi sayap kiri.
"Palestina harus merdeka," seru para demonstran yang mengibarkan bendera Palestina, memakai keffiyeh, dan menyerukam dukungan mereka bagi Palestina untuk melawan penjajah.
Baca juga: Bantuan untuk Palestina Tertahan di Perbatasan Mesir-Gaza
"Kami meminta maaf kepada warga Gaza karena tidak bisa berbuat lebih selain melakukan unjuk rasa," ujar Sheherazade Bekkari, dosen berusia 50 tahun, yang bergabung dengan aksi demonstrasi itu bersama anak-anaknya dari Fez, yang berjarak lebih dari 200 kilometer.
"Kalahkan Zionisme," bunyi salah satu spanduk yang dibawa para demonstran. Sementara spanduk lainnya berbunyi, "Hamas adalah Palestina."
Perang di Jalur Gaza dipicu setelah Hamas melancarkan serangan ke wilayah selatan Israel pada 7 Oktober lalu dan menewaskan setidaknya 1.400 orang.
Baca juga: Iran Peringatkan Amerika, Invasi Israel ke Gaza Panaskan Timur Tengah
Israel kemudian melancarkan serangan balasan dengan melepaskan serangan udara ke Jalur Gaza dan menewaskan lebih dari 2.450 orang.
Para demonstran di Maroko menginjak-injak bendera Israel dan Amerika Serikat (AS), karena dukungan Washington bagi Tel Aviv.
Demonstrasi yang diwanai dengan doa melawan tirani dan penjajahan itu merupakan yang terbesar sejak Maroko menormalisasi hubungan dengan Israel pada Desember 2020 atas bujukan AS.
"Warga ingin normalisasi dibatalkan," seru para demonstran sembari meneriakan yel yel, "Lawan penjajahan! Lawan penjajahan!"
Normaliasi hubungan dengan Israel memiliki arti penting bagi Rabat karena sebagai balasannya, Washington mengakui kedaulatan Maroko atas wilayah Sahara Barat.
Maroko bersikeras wilayah itu mantan koloni Spanyol di bawah kendali mereka, adalah bagian dari kerajaan itu.
Front Polisario, yang mengampanyekan kemerdekaan Sahara Barat dengan dukungan Aljazair, menuntut digelarnya referendum untuk menentukan nasib mereka. (AFP/Z-1)
Unjuk rasa tersebut merupakan reaksi terhadap operasi penangkapan besar-besaran yang dilakukan Lembaga Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) terhadap para migran tidak berdokumen.
Wakil Gubernur California, Eleni Kounalakis, berencana mengajukan gugatan hukum atas keputusan Presiden Donald Trump yang mengerahkan Garda Nasional.
Penegak hukum di Los Angeles bersiap menghadapi malam yang penuh ketegangan usai demonstrasi terkait penggerebekan imigrasi.
Wali Kota LA, Karen Bass, mengatakan tidak ada kebutuhan menurunkan pasukan federal dan kehadiran Garda Nasional menciptakan kekacauan yang disengaja.
LAPD menyatakan unjuk rasa di luar Pusat Penahanan Metropolitan sebagai perkumpulan ilegal dan mengizinkan penggunaan peluru tak mematikan.
Penyidik mengatakan Mohammed Sabry Soliman merencanakan pelemparan bom molotov ke demonstran pawai untuk sandera Israel, selama satu tahun.
Donald Trump mengisyaratkan dukungan untuk eskalasi militer Israel di Gaza.
PERDANA Menteri Kanada Mark Carney mengumumkan bahwa negaranya berencana untuk mengakui Negara Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Prancis jadi negara berkekuatan besar pertama di Eropa yang menyatakan secara terbuka niatnya mengakui Palestina.
KEMENTERIAN Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia kembali menekankan pentingnya rencana politik yang adil dan menyeluruh dengan solusi dua negara, Israel dan Palestina.
PRESIDEN Prancis Emmanuel Macron mengumumkan negaranya akan secara resmi mengakui Negara Palestina dalam Sidang Majelis Umum PBB pada September.
AS menuduh Hamas tidak menunjukkan keseriusan dalam merespons proposal gencatan senjata yang telah dibahas selama lebih dari dua pekan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved