Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
AKSI menentang kebijakan imigrasi pemerintahan Presiden Donald Trump kembali memanas dan meluas ke berbagai kota di Amerika Serikat (AS). Gelombang solidaritas merembet ke New York City dan Austin, Texas, sejak Selasa (10/6) WIB.
Unjuk rasa tersebut merupakan reaksi terhadap operasi penangkapan besar-besaran yang dilakukan Lembaga Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) terhadap para migran tidak berdokumen.
Aksi bermula di Los Angeles, California, sejak (6/6) Jumat lalu, saat agen ICE berusaha menggelar operasi penegakan hukum imigrasi.
Aksi mereka disambut perlawanan dari warga setempat yang memicu bentrokan yang berlangsung hingga empat hari. Ketegangan tersebut sempat berujung pada insiden kekerasan di sejumlah titik kota.
Presiden AS Donald Trump mengerahkan Garda Nasional untuk meredam massa. Sementara itu, Departemen Pertahanan juga menyiagakan sekitar 700 personel marinir demi mendukung Kepolisian Los Angeles (LAPD) dalam mengendalikan situasi.
Gelombang protes kini menyebar ke berbagai wilayah lain. Seperti dilaporkan The Independent, puluhan aktivis memasuki lobi Trump Tower di Manhattan, New Tork, pada Senin sore.
Mereka menuntut pemulangan warga yang dideportasi ke penjara keamanan tinggi CECOT di El Salvador, serta mendesak agar mereka dibebaskan dari tahanan ICE dan diberikan kesempatan menjalani proses hukum di pengadilan.
Situasi menunjukkan ketegangan antara kebijakan imigrasi pemerintah federal dan respons publik yang terus meningkat. Berbagai kota besar kini turut memprotes tindakan pemerintah yang dinilai merugikan komunitas migran.
Unjuk rasa serupa juga digelar di depan Gedung Federal Jacob K Javits dan dekat City Hall Park di Lower Manhattan. Sejumlah pejabat publik dan tokoh serikat pekerja menyampaikan orasi di hadapan massa.
Di Austin, aparat kepolisian menggunakan gas air mata dan semprotan merica untuk membubarkan demonstran yang awalnya berkumpul di Gedung Capitol sebelum bergerak menuju kantor ICE di Gedung Federal JJ Pickle.
Di California, situasi serupa terjadi di Santa Ana. Jumlah pengunjuk rasa yang semula hanya ratusan meningkat hingga lebih dari seribu orang pada malam harinya. Polisi dilaporkan menangkap sejumlah orang setelah sebagian demonstran diduga melemparkan benda ke arah aparat, termasuk kembang api. (Z-1)
PERANG 12 hari (13-25 Juni) antara Iran versus Israel-AS telah berakhir dengan 'gencatan senjata'.
PEMERINTAH Israel menyatakan kesediaannya untuk menjajaki perdamaian dengan Suriah.
Menghadapi kenyataan adanya perang Iran-Israel saat ini, penulis sebagai eksponen Patriot Soekarnois belum melihat adanya sikap tegas dari pemerintah terhadap perang tersebut.
Presiden sementara Suriah Ahmad al-Sharaa dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sedang dipertimbangkan untuk bertemu di sela-sela Majelis Umum PBB yang akan datang di New York.
IRAN menolak klaim pembenaran AS atas serangan Negeri Paman Sam terhadap fasilitas nuklir Iran yang disebut Washington sebagai pembelaan diri kolektif.
AMERIKA Serikat telah menyetujui penjualan sistem panduan senilai US$510 juta (sekitar Rp8,24 triliun) untuk bunker Israel dan bom regular.
Wakil Gubernur California, Eleni Kounalakis, berencana mengajukan gugatan hukum atas keputusan Presiden Donald Trump yang mengerahkan Garda Nasional.
Penegak hukum di Los Angeles bersiap menghadapi malam yang penuh ketegangan usai demonstrasi terkait penggerebekan imigrasi.
Wali Kota LA, Karen Bass, mengatakan tidak ada kebutuhan menurunkan pasukan federal dan kehadiran Garda Nasional menciptakan kekacauan yang disengaja.
LAPD menyatakan unjuk rasa di luar Pusat Penahanan Metropolitan sebagai perkumpulan ilegal dan mengizinkan penggunaan peluru tak mematikan.
Penyidik mengatakan Mohammed Sabry Soliman merencanakan pelemparan bom molotov ke demonstran pawai untuk sandera Israel, selama satu tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved