Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
UTUSAN Otoritas Baku dan Yerevan bersiap untuk bertemu di Brussels untuk melakukan pembicaraan pada Selasa (26/9). Salah satu pembahasan terkait ribuan pengungsi dari Nagorno-Karabakh setelah pengambilalihan penuh Azerbaijan atas daerah yang berpenduduk mayoritas etnis Armenia.
Pekan lalu, sebuah serangan yang dilakukan pasukan Baku dan menetapkan kontrol Azerbaijan atas wilayah yang memisahkan diri tersebut. Mereka memaksa para pejuang etnis Armenia untuk menyerahkan diri.
Pertemuan di Brussels akan menjadi pertemuan pertama sejak serangan itu, namun para pemimpin kedua negara dijadwalkan bertemu bulan depan.
Baca juga : Pasukan Separatis Armenia Mundur dari Nagorno-Karabakh
Simon Mordue, kepala penasihat diplomatik untuk presiden Dewan Eropa Charles Michel, akan memimpin pembicaraan tersebut.
Azerbaijan dan Armenia, bersama dengan negara-negara besar Uni Eropa seperti Prancis dan Jerman, akan diwakili oleh penasihat keamanan nasional mereka.
Baca juga : Armenia Kecam Azerbaijan di PBB
Beberapa hari setelah pertempuran, pengungsi pertama tiba di Armenia pada hari Minggu. "Sejauh ini sudah ada 6.650 orang yang masuk,” lapor Otoritas Yerevan pada hari Senin.
Wartawan AFP melihat para pengungsi berkerumun di sebuah pusat kemanusiaan yang didirikan di sebuah teater lokal di Kota Goris. Para pengungsi mendaftarkan diri untuk mendapatkan transportasi dan tempat tinggal.
Kami melewati hari-hari yang mengerikan," kata Anabel Ghulasyan, 41, dari desa Rev atau Wilayah Shalva di Azeri.
Ia tiba di Goris bersama keluarganya dengan minibus, membawa barang-barangnya di dalam tas.
Sebelumnya, sebuah ledakan di sebuah depot bahan bakar melukai lebih dari 200 orang. Pihak separatis Armenia ingin meninggalkan wilayah tersebut dengan bensin dan solar.
"Akibat ledakan di gudang bahan bakar, jumlah korban luka-luka melebihi 200 orang. Kondisi kesehatan sebagian besar parah atau sangat parah,” kata perwakilan hak asasi manusia di wilayah tersebut, Gegham Stepanyan.
"Kapasitas medis di (Nagorno-Karabakh) tidak cukup," tambahnya. Dia menyerukan agar ambulans udara diizinkan mendarat.
Seorang pejabat sebelumnya mengindikasikan adanya korban jiwa, tanpa memberikan jumlah korban.
Armenia dan Azerbaijan telah berperang dalam dua perang dalam tiga dekade terakhir. Mereka memperebutkan Nagorno-Karabakh, daerah kantong etnis Armenia yang mayoritas penduduknya adalah etnis Armenia dan berada di dalam perbatasan Azerbaijan yang diakui secara internasional.
Operasi cepat Azerbaijan pada 19 September, telah merebut kendali atas wilayah tersebut dan memaksa para separatis untuk meletakkan senjata mereka di bawah persyaratan gencatan senjata serta disepakati pada hari berikutnya.
Hal ini terjadi setelah blokade selama sembilan bulan di wilayah tersebut oleh Baku dan menyebabkan kekurangan pasokan logistik utama.
Pihak separatis mengatakan bahwa 200 orang tewas dalam pertempuran minggu lalu. (AFP/Z-4)
Prancis, Rusia, dan NATO termasuk di antara mereka yang mendesak penghentian segera bentrokan di wilayah Nagorno-Karabakh.
Wilayah tersebut diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, tetapi dikendalikan oleh etnik Armenia.
Armenia dan Azerbaijan menuduh satu sama lain telah menembak langsung ke wilayah masing-masing dan menolak tekanan untuk mengadakan pembicaraan damai.
Bentrokan antara dua bekas republik Soviet di Kaukasus Selatan ialah gejolak terbaru dari konflik berkepanjangan di Nagorno-Karabakh, wilayah Azerbaijan yang memisahkan diri dan
Dalam perbandingan kepemilikan jumlah armada pesawat, Armenia memiliki total 64 pesawat, sedangkan Azerbaijan memiliki 147 pesawat.
Daerah itu merupakan wilayah pegunungan di Kaukasus Selatan yang secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan sejak lepas dari Republik Soviet, tetapi
Pashinyan mengatakan negosiasi mengenai status Karabakh sekarang tidak ada gunanya. Ia pun menuduh Azerbaijan tidak ingin berkompromi.
Sejak hari pertama perang kami memutuskan untuk memberikannya kepada penduduk secara gratis dan bekerja untuk tentara juga
Putin mengatakan bahwa kedua belah pihak telah kehilangan hampir 2.000 nyawa dalam pertempuran yang menyebabkan ribuan orang mengungsi.
Konflik di Nagorno-Karabakh yang secara internasional diakui sebagai bagian Azerbaijan namun dikuasai kelompok separatis Armenia telah berlangsung sejak 27 September.
Kesepakatan tersebut dicapai selama pembicaraan di Jenewa antara menteri luar negeri kedua negara dan utusan dari Prancis, Rusia dan Amerika Serikat,
Pasukan Rusia yang terdiri dari 1.960 personel militer dan 90 pengangkut personel lapis baja akan dikerahkan ke wilayah tersebut sebagai penjaga perdamaian.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved