Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
AZERBAIJAN akan menggelar pemilihan kepemimpinan mendadak, dengan Presiden Ilham Aliyev yang siap untuk mendapatkan masa jabatan kelima berkat popularitasnya yang meningkat setelah kemenangan telak pasukannya melawan pemberontak separatis Armenia.
Aliyev, yang dielu-elukan setelah pasukannya merebut kembali wilayah Nagorno-Karabakh pada September, telah menyatakan pemilihan ini akan menandai awal era baru bagi negaranya.
Operasi kilat tersebut memaksa seluruh populasi etnis Armenia, yang berjumlah lebih dari 100.000 orang, melarikan diri ke Armenia. Meskipun mendapat kritik dari Barat, Aliyev menolak perundingan perdamaian dengan Armenia dan menuduh Prancis memperkeruh situasi di kawasan Kaukasus.
Baca juga : Azerbaijan Umumkan Kondisi 'Tercipta' untuk Perjanjian Perdamaian dengan Armenia
Meskipun pemilu ini dipanggil setahun lebih awal dari jadwal, oposisi utama negara ini memboikotnya, mengklaim bahwa tidak ada kondisi untuk pemilu yang bebas dan adil.
Meskipun pendukung memuji Aliyev karena mengubah Azerbaijan menjadi pemasok energi yang berkembang bagi Eropa, kritikus menuduhnya menghancurkan oposisi dan menyensor media independen.
Analisis independen menyebutkan atmosfer pemilu di Azerbaijan ditandai ketidaksetaraan besar yang mendukung Aliyev, serta eliminasi lawan potensial melalui represi. Pengamat memperkirakan hasil pemilu ini sudah dapat diprediksi, dengan Aliyev memiliki keunggulan yang besar.
Baca juga : Baku Tembak Masih Terjadi di Nagorno-Karabakh
Presiden Aliyev, yang pertama kali terpilih pada 2003, telah memerintah Azerbaijan selama beberapa masa jabatan, dengan kritik pemilihan sebelumnya diwarnai tuduhan kecurangan. Ia juga melakukan amandemen konstitusi pada 2009 dan 2016 untuk memperpanjang masa jabatan presiden.
Pemilihan ini akan dimonitor oleh pengamat dari Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE), dengan hasil sementara diperkirakan akan diumumkan beberapa jam setelah pemungutan suara berakhir pada pukul 15:00 GMT. (AFP/Z-3)
Baca juga : Armenia : Lebih dari 100 Ribu Orang Tinggalkan Nagorno-karabakh
Prancis, Rusia, dan NATO termasuk di antara mereka yang mendesak penghentian segera bentrokan di wilayah Nagorno-Karabakh.
Wilayah tersebut diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, tetapi dikendalikan oleh etnik Armenia.
Armenia dan Azerbaijan menuduh satu sama lain telah menembak langsung ke wilayah masing-masing dan menolak tekanan untuk mengadakan pembicaraan damai.
Bentrokan antara dua bekas republik Soviet di Kaukasus Selatan ialah gejolak terbaru dari konflik berkepanjangan di Nagorno-Karabakh, wilayah Azerbaijan yang memisahkan diri dan
Dalam perbandingan kepemilikan jumlah armada pesawat, Armenia memiliki total 64 pesawat, sedangkan Azerbaijan memiliki 147 pesawat.
Daerah itu merupakan wilayah pegunungan di Kaukasus Selatan yang secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan sejak lepas dari Republik Soviet, tetapi
Pashinyan mengatakan negosiasi mengenai status Karabakh sekarang tidak ada gunanya. Ia pun menuduh Azerbaijan tidak ingin berkompromi.
Sejak hari pertama perang kami memutuskan untuk memberikannya kepada penduduk secara gratis dan bekerja untuk tentara juga
Putin mengatakan bahwa kedua belah pihak telah kehilangan hampir 2.000 nyawa dalam pertempuran yang menyebabkan ribuan orang mengungsi.
Konflik di Nagorno-Karabakh yang secara internasional diakui sebagai bagian Azerbaijan namun dikuasai kelompok separatis Armenia telah berlangsung sejak 27 September.
Kesepakatan tersebut dicapai selama pembicaraan di Jenewa antara menteri luar negeri kedua negara dan utusan dari Prancis, Rusia dan Amerika Serikat,
Pasukan Rusia yang terdiri dari 1.960 personel militer dan 90 pengangkut personel lapis baja akan dikerahkan ke wilayah tersebut sebagai penjaga perdamaian.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved