Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

NIhil WNI di Pesawat AZAL yang Jatuh dengan Korban Tewas 38 Orang

Cahya Mulyana
26/12/2024 14:42
NIhil WNI di Pesawat AZAL yang Jatuh dengan Korban Tewas 38 Orang
ilustrasi.(Anadolu)

SEDIKITNYA 38 orang tewas dalam kecelakaan pesawat Azerbaijan Airlines (AZAL) dekat Kota Aktau, Kazakhstan, pada Rabu (25/12). Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri memastikan tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) dalam catatan penumpang pesawat tersebut.

"Hingga saat ini tidak ada informasi penumpang WNI dalam pesawat Azerbaijan Airline yang jatuh di Kazakhstan," ujar Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha saat dikonfirmasi, di Jakarta, Kamis (26/12).

Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Kazakhstan Kanat Bozumbayev menyampaikan pada konferensi pers di Aktau bahwa 38 orang meninggal dunia dan 29 lainnya berhasil diselamatkan. Menurut pernyataan AZAL melalui Telegram, pesawat Embraer 190 yang membawa 62 penumpang dan lima awak tersebut jatuh di lokasi sekitar tiga kilometer dari Aktau. 

Pesawat tersebut sedang berada dalam perjalanan dari ibu kota Azerbaijan, Baku, menuju Grozny di Republik Chechnya, Rusia. Maskapai itu kemudian menghentikan penerbangan antara Baku dan Grozny, serta penerbangan antara Baku dan Makhachkala, ibu kota Republik Dagestan di Rusia. 

Kementerian Tanggap Darurat Kazakhstan dalam pernyataannya menyebutkan bahwa 52 personel dan 11 unit peralatan dikerahkan ke lokasi kecelakaan, tempat pesawat tersebut sempat terbakar. Kementerian tersebut juga menyatakan jumlah personel yang dikerahkan untuk operasi pencarian dan penyelamatan kemudian ditambah menjadi 150 orang dengan dukungan 45 unit peralatan. 

Sebelumnya saat konferensi pers di Baku, Kanan Zeynalov, juru bicara Kejaksaan Agung Azerbaijan, menyatakan bahwa 32 orang selamat dalam insiden itu. Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, yang mempercepat kunjungan ke Kota St. Petersburg, Rusia, mengumumkan dalam pertemuan dengan pejabat pemerintah bahwa sebuah komisi telah dibentuk untuk menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut.

"Penyebab kecelakaan ini belum diketahui. Ada berbagai teori, tetapi saya yakin terlalu dini untuk membahasnya. Hal ini harus diselidiki secara menyeluruh," ujar Aliyev melalui pernyataan yang dirilis kantor kepresidenan Azerbaijan.

Melalui sebuah dekret, Aliyev juga menetapkan 26 Desember sebagai hari berkabung nasional. Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev memerintahkan investigasi dilakukan dengan dipimpin oleh Bozumbayev atas insiden itu, serta pengiriman tim medis dari Ibu Kota Astana untuk membantu para korban yang selamat.

AZAL menyampaikan kepada kantor berita negara Azerbaijan, Azertac, serta Badan Transportasi Udara Federal Rusia bahwa temuan awal menunjukkan tabrakan dengan burung sebagai penyebab kecelakaan. Media Rusia melaporkan bahwa pesawat tidak dapat mendarat di Grozny karena serangan drone Ukraina. Pilot kemudian mengalihkan penerbangan ke Kota Makhachkala, tetapi kondisi kabut memaksa pilot meminta izin mendarat di Aktau.

Kemudian pada Rabu, Kepala Pusat Penanggulangan Disinformasi Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina Andriy Kovalenko menyampaikan di Telegram bahwa pesawat tersebut diduga ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Rusia.

"Rusia seharusnya menutup wilayah udara di Grozny, tetapi tidak melakukannya. Pesawat tersebut rusak oleh Rusia dan diarahkan ke Kazakhstan alih-alih melakukan pendaratan darurat di Grozny untuk menyelamatkan nyawa para penumpang," kata Kovalenko. (Ant/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Cahya Mulyana
Berita Lainnya