Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Arab Saudi Tuan Rumah Pembicaraan dengan Pemberontak Huthi dari Yaman

Thalatie K Yani
15/9/2023 06:40
Arab Saudi Tuan Rumah Pembicaraan dengan Pemberontak Huthi dari Yaman
Arab Saudi menjadi tuan rumah untuk pembicaraan mengakhiri perang dengan pemberontak Huthi.(AFP)

ARAB Saudi mengumumkan menjadi tuan rumah bagi sebuah delegasi dari pemberontak Huthi di Yaman yang didukung Iran, untuk melakukan pembicaraan mengenai mengakhiri perang yang telah melanda negara miskin tersebut.

Para tokoh senior Huthi berangkat dari ibu kota Yaman, Sanaa, seperti yang dilaporkan  beberapa sumber, untuk kunjungan publik pertama mereka ke Arab Saudi, yang kaya akan minyak, sejak Riyadh memimpin intervensi militer di negara tetangga tersebut pada tahun 2015.

Perang di Yaman dimulai ketika Huthi merebut ibu kota Sanaa pada bulan September 2014, yang kemudian memicu intervensi militer oleh koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi pada Maret tahun berikutnya.

Baca juga: Arab Saudi Terus Mengurangi Produksi Minyak, Harga Menjadi Meroket

Pertempuran yang berkepanjangan ini telah menyebabkan ratusan ribu orang tewas dan mendorong jutaan orang untuk meninggalkan rumah mereka, menciptakan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia di sebuah negara yang telah lama dilanda konflik dan pergolakan.

Saluran televisi negara Arab Saudi, Al Ekhbariya, mengumumkan pembicaraan ini, yang datang setelah tim delegasi Saudi mengunjungi Sanaa pada bulan April, bertujuan untuk menemukan solusi politik komprehensif di Yaman.

Baca juga: Arab Saudi Luncurkan Jembatan Udara Bantu Korban Gempa Maroko

"Kerajaan ini menjadi tuan rumah bagi sebuah delegasi negosiasi yang mewakili kelompok Huthi Yaman, dengan niat untuk melanjutkan pembicaraan yang bertujuan mencari solusi politik komprehensif, gencatan senjata menyeluruh, dan berpindah dari tahap konflik ke tahap stabilitas," demikian pernyataan tersebut.

Kantor Berita Resmi Arab Saudi menyatakan Riyadh telah mengundang sebuah delegasi dari Sanaa untuk mengunjungi kerajaan, guna melanjutkan pembicaraan yang sebelumnya telah diadakan di ibu kota Yaman pada awal tahun ini.

Gencatan senjata selama enam bulan yang dimediasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan berakhir pada Oktober tahun lalu masih sebagian besar berlaku, tetapi kemajuan menuju perdamaian telah berjalan lambat sejak delegasi Saudi meninggalkan Sanaa tanpa kesepakatan lima bulan yang lalu.

"Delegasi ini akan menuju ke Riyadh untuk melanjutkan konsultasi dengan pihak Saudi," kata kepala urusan politik Huthi, Mahdi al-Mashat, melalui agensi berita Saba yang dikendalikan oleh pemberontak tersebut.

"Perdamaian adalah, dan tetap menjadi, pilihan pertama kami, dan semua pihak harus bekerja untuk mencapainya."

Dari Belakang ke Ruang Tamu

Para pemimpin Huthi berangkat ke Riyadh menggunakan pesawat Oman, beberapa hari setelah Pangeran Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, bertemu dengan sultan Oman dalam perjalanannya pulang dari pertemuan G20 di India. Oman telah memainkan peran sebagai mediator dalam konflik tersebut.

"Optimisme ada dalam hal mediasi dan upaya Oman untuk mencapai perdamaian di Yaman," tulis Ali al-Qhoom, anggota dewan politik Huthi, di platform media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

Kepala Sanaa Center for Strategic Studies, Majed al-Madhaji, mengatakan kepada AFP kunjungan Huthi seakan-akan mengubah hubungan antara Huthi dan Arab Saudi dari belakang ke ruang tamu. Dengan mengadakan pembicaraan di Riyadh, kedua belah pihak melegitimasi hubungan ini dan memberikannya dorongan tambahan.

"Dari segi politik, ini adalah langkah maju untuk mengakhiri peran langsung Arab Saudi di Yaman dan agar Huthi mengakui peran Saudi sebagai mediator," tambahnya. Selain itu, Arab Saudi juga merupakan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik tersebut.

Langkah-langkah menuju perdamaian di Yaman semakin diperkuat ketika rival berat Arab Saudi dan Iran mengumumkan rekonsiliasi yang mengejutkan pada bulan Maret, tujuh tahun setelah mereka memutuskan hubungan.

Tuntutan dari pihak Huthi termasuk pembayaran gaji pegawai sipil mereka oleh pemerintah Yaman yang terpaksa mengungsi, dan peluncuran destinasi baru dari bandara Sanaa, yang ditutup hingga tahun lalu ketika penerbangan komersial kembali dilanjutkan ke Yordania dan Mesir.

Untuk memberikan gambaran atas masalah di Yaman, lembaga-lembaga PBB dan 91 organisasi non-pemerintah internasional dan Yaman mengatakan pada hari Kamis bahwa 21,6 juta orang - atau sekitar 75 persen dari populasi Yaman - membutuhkan bantuan kemanusiaan lebih lanjut, dan mereka mengajukan permintaan untuk pendanaan yang lebih besar. (AFP/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik