Singapura Fokus Jaga Inflasi Rendah

Arif Wicaksono
02/8/2023 21:05
Singapura Fokus Jaga Inflasi Rendah
Singapura.(AFP/ROSLAN RAHMAN)

KEBIJAKAN Moneter Singapura berfokus pada menjaga inflasi tetap rendah dan tidak memperhitungkan dampak potensial apapun terhadap keuntungan bank sentral.

Menteri Negara Perdagangan dan Industri Singapura Alvin Tan mengatakan hal ini adalah pendekatan serupa yang diambil oleh bank sentral utama lainnya di seluruh dunia, yang juga telah melaporkan kerugian dari operasi kebijakan moneter selama setahun terakhir, tambahnya dalam jawaban parlemen.

Kebijakan moneter MAS (bank sentral Singapura) berfokus murni untuk menjaga inflasi tetap rendah dan memastikan stabilitas harga jangka menengah. Itu tidak memperhitungkan dampak potensial pada keuntungan MAS karena hal itu akan merusak misinya.

Baca juga: Porsi Biaya Kesehatan yang Ditanggung Masyarakat Indonesia Lebih Tinggi Dibanding Malaysia dan Singapura

"Kinerja keuangan MAS adalah konsekuensi yang diperlukan dari pelaksanaan kebijakan moneternya," kata Tan.

Untuk tahun keuangan yang berakhir 31 Maret, MAS mencatat rugi bersih sebesar 30,8 miliar dolar Singapura (USD22,8 miliar), meningkat secara signifikan dari kerugian 7,4 miliar dolar Singapura pada tahun sebelumnya.

Hal ini sebagian besar disebabkan oleh pengetatan kebijakan moneter bank sentral yang agresif untuk menurunkan inflasi, yang membuka jalan bagi, apresiasi luas dolar Singapura terhadap mata uang lain, seperti dolar AS, euro, dan yen, yang dicairkan oleh cadangan devisa resmi.

Baca juga: 1 Juta Wisman Kunjungi Indonesia, Terbanyak dari Singapura

Karena hasil keuangan MAS dilaporkan dalam dolar Sing, ia melihat efek translasi mata uang negatif yang signifikan sekitar 21,4 miliar dolar Singapura, atau 70 persen dari kerugian bersih tahunan, bank sentral mengatakan dalam laporan tahunannya bulan lalu.

Berbicara tentang kinerja investasi Anggota Dewan MAS Tan mengatakan tahun lalu adalah tahun yang tidak biasa untuk pasar keuangan di mana pasar obligasi dan ekuitas berkinerja buruk.

Kinerja investasi bank sentral harus dilihat dari perspektif jangka panjang, katanya, sambil menambahkan bahwa portofolio investasi MAS telah diuntungkan dari periode inflasi rendah dan suku bunga rendah yang tidak biasa sejak krisis keuangan global 2008.

"Termasuk tahun terakhir ini, MAS mencatat perolehan investasi rata-rata tahunan sebesar 11,7 miliar dolar Singapura dalam 15 tahun terakhir," katanya kepada DPR Singapura.

"Selama periode 20 tahun, keuntungan investasi tahunan rata-rata MAS adalah 3,7 persen. Terlepas dari kerugian finansial yang telah kami diskusikan, posisi MAS (cadangan devisa resmi) tetap kuat,” tegas dia. (Medcom/Z-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya