Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Putin Jamu Para Pemimpin Afrika di Rusia

Cahya Mulyana
27/7/2023 18:49
Putin Jamu Para Pemimpin Afrika di Rusia
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara di acara KTT Rusia-Afrika, Kamis (27/7).(AFP/ALEXEY DANICHEV)

PRESIDEN Rusia Vladimir Putin menjamu para pemimpin negara-negara Afrika untuk pertemuan puncak di kampung halamannya, Saint Petersburg. Pertemuan itu digelar usai Moskow keluar dari kesepakatan ekspor biji-bijian dengan Ukraina.

Terkucil di kancah internasional sejak meluncurkan intervensi militer skala penuh di Ukraina, Vladimir Putin masih memiliki dukungan di beberapa negara Afrika.

"Adalah penting bahwa dalam beberapa tahun terakhir kerja sama kami dengan Afrika telah mencapai tingkat yang baru. Kami bermaksud untuk mengembangkannya lebih lanjut," kata Putin saat menyambut para peserta KTT Rusia-Afrika.

Baca juga : Korut Beri Sambutan Hangat kepada Delegasi Kementerian Pertahanan Rusia

Tujuh belas pemimpin Afrika termasuk Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa diharapkan menghadiri KTT Rusia-Afrika yang akan berlangsung pada Kamis dan Jumat (28/7).

Kremlin menuduh negara-negara Barat berusaha mencegah negara-negara Afrika berpartisipasi dalam KTT tersebut. KTT ini menjadi yang kedua setelah yang pertama diadakan pada 2019 di Sochi, Rusia selatan.

Baca juga : Ekspor Biji-bijian Ukraina Kini Terhenti

Putin diperkirakan akan melakukan pembicaraan bilateral dengan rekan-rekannya di sela-sela dan akan menyampaikan pidato di sesi pleno.

"Putin akan membahas visinya tentang hubungan Rusia-Afrika dan pembentukan tatanan dunia baru," kata Penasihat Kebijakan Luar Negeri Kremlin Yuri Ushakov.

Akhir dari kesepakatan yang memungkinkan ekspor biji-bijian Ukraina melalui Laut Hitam ke pasar global, termasuk Afrika, diperkirakan akan mendominasi agenda.

Selama setahun, kesepakatan itu memungkinkan sekitar 33 juta ton biji-bijian meninggalkan pelabuhan Ukraina, membantu menstabilkan harga pangan global dan mencegah kekurangan.

 

Desakan AS

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mendesak para pemimpin Afrika yang menghadiri KTT untuk menuntut jawaban tentang gangguan biji-bijian yang telah mendorong negara-negara miskin menuju krisis.

"Mereka tahu persis siapa yang harus disalahkan atas situasi saat ini. Harapan saya adalah Rusia akan mendengar ini dengan jelas dari mitra Afrika kami," katanya, saat berkunjung ke Selandia Baru.

Moskow telah berusaha untuk meyakinkan mitra Afrika, dengan mengatakan memahami kekhawatiran terhadap masalah ini dan siap untuk mengekspor biji-bijian secara gratis ke negara-negara Afrika yang membutuhkannya.

Putin juga akan membahas Ukraina selama jamuan makan siang dengan sekelompok kepala negara Afrika pada Jumat (28/7), kata Kremlin. KTT tersebut akan menjadi kesempatan untuk bertukar pandangan tentang isu-isu utama, menurut Vsevolod Sviridov dari Pusat Studi Afrika di Universitas HSE.

"Sejak pandemi virus korona dan peluncuran serangan militer di Ukraina, kerangka kerja interaksi Rusia dan Afrika telah berubah secara serius. Penting untuk menemukan titik temu, untuk saling menjelaskan posisi pada isu-isu topikal, misalnya kesepakatan biji-bijian", kata Sviridov kepada AFP.

Putin telah mengadakan pembicaraan sebelumnya dengan Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed dan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, memuji proyek energi bersama mereka.

Perwakilan negara-negara Afrika terus berdatangan di bekas ibu kota kekaisaran menjelang KTT, termasuk delegasi dari Mozambik dan Libya, kata kantor berita negara Rusia TASS.

Sejak dimulainya serangan Ukraina, Rusia telah berusaha untuk memperkuat hubungan diplomatik dan keamanan dengan Afrika.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov telah melakukan dua tur benua sepanjang tahun ini, mencoba untuk memenangkan para pemimpin ke pihak Moskow dengan menekankan pendirian Rusia melawan imperialisme Barat.

Kelompok tentara bayaran Wagner Rusia telah menjadi pemain utama dalam bidang keamanan di Afrika tetapi pemberontakannya yang gagal terhadap kepemimpinan militer Rusia bulan lalu telah menimbulkan keraguan pada masa depan operasi kelompok itu di benua itu.

KTT di Saint Petersburg datang sebulan sebelum KTT para pemimpin negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan) yang dijadwalkan berlangsung di Johannesburg.

Afrika Selatan mengatakan bahwa Putin, yang menjadi subjek surat perintah penangkapan internasional atas tindakannya di Ukraina, tidak akan hadir secara langsung. (Z-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya