Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SEDIKITNYA 16 warga sipil dilaporkan tewas dalam baku tembak antara tentara Sudan dan Pasukan Pendukung Cepat (RSF) di Wilayah Darfur, Sudan. Kawasan itu telah mengalami kekerasan terburuk sejak pertempuran dimulai pada pertengahan April.
Pada Sabtu (22/7), Asosiasi Pengacara Darfur mengatakan bahwa peristiwa itu terjadi di Kota Nyala, ibu kota negara bagian Darfur Selatan.
Mereka menambahkan pertempuran itu telah menyebabkan tewasnya 16 warga sipil, termasuk satu keluarga, yang kehilangan seluruh anggotanya dan satu orang luka-luka.
Baca juga : Perang Saudara di Sudan, 20 Juta Orang Terancam Kelaparan
Ada juga laporan tentang penembak jitu yang menargetkan orang-orang di Darfur Barat, termasuk ibu kotanya el-Geneina, dekat Chad, dan puluhan ribu penduduk telah melarikan diri melintasi perbatasan.
"Setidaknya satu orang tewas oleh penembak jitu,” kata Asosiasi Pengacara Darfur
Hiba Morgan dari Al Jazeera melaporkan bahwa pertempuran antara tentara dan pasukan paramiliter di wilayah yang dilanda perang membuat ribuan orang mengungsi ke negara tetangga, Chad.
Baca juga : Kapal Laut Bawa 1.687 Pengungsi dari Sudan Tiba di Jeddah, Arab Saudi
"Ribuan orang terus melarikan diri dari wilayah Darfur Barat dan mencoba mencapai perbatasan ke negara tetangga, Chad. Di Darfur Barat, kami telah melihat peningkatan kekerasan yang tinggi dengan para pengungsi yang tiba di Chad, yang mengatakan bahwa mereka telah menjadi sasaran milisi yang bersekutu dengan RSF berdasarkan etnisitas mereka," kata Hiba Morgan yang melaporkan dari Khartoum.
Pertempuran di wilayah yang luas ini telah dilanda sejak awal tahun 2000-an. Kondisi pertempuran meningkat sejak pertengahan April ketika para jenderal yang saling bersaing di Sudan mulai merebut kekuasaan.
Perang yang pecah di ibu kota Khartoum pada tanggal 15 April dan menyebar ke Darfur telah menewaskan sedikitnya 3.000 orang di seluruh Sudan.
Baca juga : Khartoum Tengah Terbakar saat Perang Berkecamuk di Sudan
Perang ini melibatkan panglima militer Abdel Fattah al-Burhan dengan mantan wakilnya, Mohamed Hamdan Daglo, komandan RSF paramiliter.
"Asosiasi Pengacara Darfur juga khawatir pertempuran akan meluas dan mencakup wilayah lain di Darfur selatan. Telah terjadi pertempuran di sana sebelumnya. Warga sipil telah terperangkap dalam baku tembak, namun kali ini, asosiasi tersebut mengatakan bahwa para pengungsi atau orang-orang terlantar yang berada di kamp-kamp selama 20 tahun di Darfur dapat menjadi sasaran karena kekerasan terus berlanjut," ujar Morgan.
Pertempuran di Darfur, kubu RSF, baru-baru ini terkonsentrasi di sekitar Nyala, setelah bentrokan brutal di el-Geneina di mana PBB telah melaporkan kekejaman.
Baca juga : Sudan Umumkan Gencatan Senjata Idul Adha
Pertempuran juga terus berlanjut di dalam dan sekitar Khartoum. Penduduk melaporkan serangan udara pertama tentara di desa-desa di utara negara bagian Gezira, tepat di sebelah selatan ibu kota.
Tanah subur di antara sungai Nil Putih dan Nil Biru itu kini menjadi tempat tinggal bagi beberapa ratus ribu dari sekitar 3,3 juta orang yang mengungsi akibat perang tersebut.
Jika pertempuran meluas ke Gezira, mereka mungkin akan dipaksa mengungsi lagi.
Baca juga : Tiga WNI Kembali Diselamatkan dari Khartoum
Para pekerja kemanusiaan yang membantu mereka juga harus pindah. Namun mereka khawatir akan banyaknya tantangan birokrasi dalam merelokasi operasi mereka.
Para ahli mengatakan bahwa kedua belah pihak yang bertikai ingin melihat medan perang meluas.
"RSF telah memegang kendali di Khartoum sejak hari-hari awal perang, tetapi keunggulan itu semakin terlihat jelas," kata lembaga think tank International Crisis Group (ICG). (Aljazeera/Z-4)
Lebih dari 400 orang dilaporkan tewas akibat serangan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di wilayah El-Fasher, Darfur, menurut PBB yang mengutip sumber-sumber kredibel.
MESIR meminta warganya untuk segera meninggalkan Sudan dan menahan diri untuk tidak melakukan perjalanan ke negara itu dalam keadaan apa pun.
Suara ledakan terdenar ketika tentara menargetkan pangkalan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat dengan artileri.
Kondisi perang yang berkepanjangan di Sudan telah berdampak terhadap persediaan makanan. PBB memperingatkan ancaman kelaparan parah.
PEMIMPIN de facto Sudan sekaligus panglima angkatan bersenjata Abdel Fattah al-Burhan mengumumkan gencatan senjata "sepihak" pada Selasa (27/6) yang merupakan hari pertama libur Idul Adha.
Di wilayah pesisir timur Sudan yang aman, penduduk menyambut bulan Ramadan dengan berjuang keras untuk berburu dan membeli kebutuhan pokok.
KANTOR Program Pangan Dunia PBB, WFP, di negara bagian Nil Biru, Sudan, diserang oleh pihak yang tidak dikenal.
Ia mengatakan hampir setengah dari 25 juta penduduk Sudan membutuhkan intervensi mendesak sementara 70% sektor kesehatan negara itu tidak lagi beroperasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved