Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MENTERI Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyerukan ASEAN dan Uni Eropa (UE) untuk terus membangun kerja sama yang inklusif di berbagai bidang. Kerja sama ASEAN-UE sedang diuji oleh situasi dunia yang dihadapkan pada tantangan yang sangat besar.
Untuk menavigasi dinamika tersebut, ASEAN dan UE harus terus meningkatkan kerja sama yang inklusif. Butuh dua aspek penting untuk merealisasikannya.
"Pertama, menjaga arsitektur regional yang inklusif. ASEAN telah berinvestasi besar untuk membangun arsitektur kawasan yang inklusif. Saya berharap Uni Eropa memiliki pandangan yang selaras mengenai paradigma kolaborasi inklusif," kata Retno dalam pertemuan ASEAN - UE Post Ministerial Conference (PMC),di Jakarta, Kamis (13/7).
Baca juga : ASEAN-India Jaga Indo-Pasifik dan Ketahanan Pangan
Retno menyampaikan isu kedua yang dibahas adalah peningkatan kerja sama yang saling menguntungkan. ASEAN dan UE memiliki banyak potensi besar. Kedua organisasi sama-sama menjadi mitra perdagangan terbesar ketiga di dunia. Keduanya juga memiliki ekonomi yang terintegrasi dengan 450 juta konsumen di UE dan 650 juta konsumen di ASEAN.
Ia menekankan potensi tersebut tidak boleh dibatasi oleh kebijakan hambatan perdagangan.
Baca juga : Indonesia Ajak Jepang Bangun Ekosistem Kendaraan Listrik di ASEAN
“Potensi-potensi tersebut tidak boleh dibatasi dengan adanya kebijakan hambatan perdagangan seperti European Union Deforestation Regulation (EUDR) dan European Union Enforcement Regulation (EUER)," tegas Retno.
Untuk itu, kedua pihak harus mencari solusi bersama melalui mekanisme ASEAN-UE seperti Joint Working Group on Palm Oil. Di samping itu, ASEAN dan Uni Eropa juga harus memperkuat kemitraan strategis yang berbasis pada prinsip saling menghormati dan saling menguntungkan.
“Indonesia berharap kerja sama strategis ASEAN-UE dapat diperkuat dengan berlandaskan pada prinsip saling menghormati dan saling menguntungkan," jelas Retno.
Pertemuan membahas kemitraan ASEAN-UE yang terjalin selama 45 tahun. ASEAN mengapresiasi sejumlah capaian di antaranya suksesnya KTT ASEAN-UE di Brussel, kerja sama maritim dalam kerangka Indo-Pasifik, peningkatan perdagangan dan investasi, kerja sama transisi energi, sosial budaya, dan kesehatan. Pertemuan juga menggarisbawahi pentingnya penyelesaian isu Laut China Selatan, keprihatinan atas situasi di Ukraina, dan Semenanjung Korea.
Meski demikian, sejumlah negara ASEAN menyampaikan keprihatinan atas pemberlakuan EU Deforestation Regulation yang dianggap menghambat masuknya produk negara ASEAN ke pasar UE. Pertemuan juga mendorong penyelesaian ASEAN-EU Free Trade Agreement.
Sementara itu, High Representative for Foreign Affairs and Security Policy/Vice-President of the Commission (HRVP) Joseph Borell mengakui peran ASEAN sebagai pemain kunci global di abad ini, terutama di tengah rivalitas dan krisis global yang berlangsung. Uni Eropa juga mendukung pentingnya penghormatan terhadap hukum internasional, terutama terkait isu Ukraina dan Laut Tiongkok Selatan. Lebih lanjut,
Pada kesempatan sama Menlu Filipina Enrique A. Manalo juga mendorong penguatan hubungan antara ASEAN-UE untuk tahun-tahun mendatang.
"Kami berharap dapat terus memperkuat hubungan kita pada tahun-tahun mendatang," kata Enrique.
Sejak pembentukan hubungan ASEAN-EU pada 1977, kolaborasi kedua belah pihak, menurut Enrique, telah berkembang dalam sejumlah kerja sama di bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya.
Hubungan tersebut, kata dia, juga telah menumbuhkan rasa saling pengertian dan kerja sama di antara masyarakat di kedua kawasan. Untuk itu, Enrique menilai saat ini adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan kemitraan ASEAN-EU menjadi kemitraan yang strategis.
ASEAN saat ini telah menjalin kerja sama dengan EU terkait sejumlah isu yang menjadi kepentingan bersama, seperti upaya dalam memerangi perubahan iklim, menangani kejahatan transnasional, memperkuat ketahanan pangan dan mencari sumber energi alternatif.
Kedua belah pihak juga telah menjalin kerja sama di bidang maritim, seperti upaya mewujudkan perdamaian maritim dan mengamankan perbatasan maritim dengan mematuhi aturan hukum.
"Kami optimistis bahwa rencana aksi untuk mengimplementasikan kemitraan strategis ASEAN-EU akan terus berkembang dalam beberapa tahun mendatang," katanya.
ASEAN, kata Enrique, menyambut strategi EU untuk kerja sama di Indo-Pasifik, serta dukungan dan pengakuan mereka terhadap sentralitas ASEAN yang mendasari strateginya di Indo-Pasifik. ASEAN juga menyambut paket investasi Eropa untuk ASEAN senilai 10 miliar euro untuk fasilitas keuangan hijau ASEAN. (Z-5)
Keluarnya Inggris dari keanggotaannya di Uni Eropa (UE) menjadi salah satu penanda perubahan politik dan rkonomi terbesar dalam sejarah Eropa modern.
Belum ada tanda-tanda Inggris bakal melonggarkan aturan lain tentang karantina 10 hari bagi pendatang dari luar negeri.
"Sepak bola adalah kebebasan. Bebas dari monopoli UEFA, bebas untuk mengejar ide terbaik tanpa takut sanksi," kata CEO A22, Bernd Reichart.
Proyek ketahanan iklim merupakan inisiatif jangka panjang yang akan membantu komitmen tinggi kota-kota untuk dapat bertindak mengatasi kejadian yang berkaitan dengan perubahan iklim
Program promosi ini merupakan hasil kolaborasi dengan salah satu unit bisnis HERO Group, Hero Supermarket di Jakarta.
Negara-negara anggota CPOPC menilai Undang-undang yang antikelapa sawit itu sebagai kompromi politik di Uni Eropa yang bertujuan mengisolasi dan mengecualikan minyak kelapa sawit dari sektor energi terbarukan.
Kehadiran Chanté Essentia diharapkan dapat menjadi solusi dari kebutuhan masyarakat akan produk perawatan wajah yang cocok untuk berbagai jenis kulit.
KemenKopUKM berkolaborasi dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dalam upaya mengembangkan UMKM, terutama terkait kemitraan dengan pelaku usaha besar.
Dalam Pilkawan tersebut Sammy terpilih secara musyawarah mufakat atas kesepakatan anggota koordinatoriat. Hal itu lantaran tidak ada calon yang mendaftarkan diri untuk maju sebagai ketua.
Seperti, kerja sama pemulihan pandemi covid-19 dan keamanan kesehatan. Lalu, kerja sama ekonomi, perubahan iklim, hingga peningkatan di bidang pendidikan.
Selama 50 tahun menjalin hubungan kemitraan, ternyata ada banyak kesamaan antara Indonesia dan Korea Selatan. Misalnya, aspek demokrasi, penghormatan HAM dan ekonomi terbuka.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi membahas sejumlah kerja sama strategis dengan Menlu Jepang Hayashi Yoshimasa. Perdagangan, investasi dan pemenuhan pasar tenaga kerja jadi prioritas utama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved