Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
GELOMBANG panas laut yang belum pernah terjadi sebelumnya di lepas pantai Inggris dan Irlandia menimbulkan ancaman serius. Dampak perubahan iklim ini dapat memicu kematian massal ikan dan tiram.
Suhu laut, terutama di lepas pantai timur laut Inggris dan barat Irlandia, beberapa derajat di atas normal. Angkanya memecahkan rekor untuk akhir musim semi dan awal musim panas.
Pelacak suhu permukaan laut di Atlantik utara, Met Office, mengungkapkan suhu permukaan laut global pada April dan Mei mencapai rekor tertinggi sejak 1850. Rekor baru dapat muncul pada bulan ini.
Baca juga : Alam tak Kenal Kongsi, Tiongkok hingga Inggris Dilanda Suhu Panas
Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (AS) telah mengkategorikan bagian Laut Utara sebagai gelombang panas laut kategori empat, yang dianggap ekstrim, dengan area lepas pantai yang masuk wilayah Inggris ini mencapai 5 derajat celcius lebih tinggi.
Kenaikan suhu ini karena munculnya fenomena El Nino. Seorang Profesor Ilmu Bumi di University of Bristol Daniela Schmidt mengatakan suhu ekstrim dan belum pernah terjadi sebelumnya menunjukkan kekuatan kombinasi pemanasan yang disebabkan oleh manusia dan variabilitas iklim alami seperti El Nino.
Baca juga : Ribuan Sekolah Bangladesh Tutup Gara-Gara Gelombang Panas
“Panas, seperti di darat, menekan organisme laut. Di bagian lain dunia, kita telah melihat beberapa kematian massal tumbuhan dan hewan laut yang disebabkan oleh gelombang panas laut yang telah menyebabkan kerugian ratusan juta pound, pendapatan perikanan, penyimpanan karbon, nilai budaya dan hilangnya habitat," paparnya.
Selama manusia, kata dia, tidak mengurangi emisi secara dramatis, gelombang panas ini akan terus menghancurkan ekosistem. Tapi karena ini terjadi di bawah permukaan laut, hal itu tidak akan diketahui.
Marine Biological Association Dan Smale telah meneliti gelombang panas laut selama lebih dari satu dekade dan terkejut dengan temuan baru ini. “Saya selalu berpikir mereka tidak akan pernah berdampak ekologis di perairan dingin di sekitar Inggris dan Irlandia tetapi ini terjadi. Jika terus berlanjut hingga musim panas, kita dapat melihat kematian massal rumput laut, lamun, ikan, dan tiram,” ungkapnya.
Seorang Profesor Fisika Iklim di University of Leeds Piers Forster mengatakan suhu permukaan laut berada pada tingkat tertinggi dengan rata-rata menembus 21 derajat celcius pada April. Suhu tinggi ini terutama didorong oleh tingginya tingkat pemanasan akibat aktivitas manusia.
“Aktivis di laut mungkin menambah pemanasan akibat gas rumah kaca. Pergeseran menuju kondisi El Nino juga menambah panas. Ada juga bukti bahwa debu Sahara lebih sedikit di lautan tahun ini. Ini biasanya memantulkan panas dari laut. Jadi secara keseluruhan, lautan sedang dilanda pukulan empat kali lipat,” jelasnya.
Sebuah studi 2019 menemukan jumlah gelombang panas meningkat tiga kali lipat dalam beberapa tahun terakhir. Jumlah gelombang panas meningkat lebih dari 50% dalam 30 tahun hingga 2016, dibandingkan dengan periode 1925-1954.
Para ilmuwan mengatakan gelombang panas menghancurkan sebagian besar kehidupan laut selain kebakaran hutan. Dampak lain juga berbahaya bagi umat manusia, yang bergantung pada lautan untuk oksigen, makanan, perlindungan badai, dan penghilangan karbon dioksida yang memanaskan iklim di atmosfer.
Sebuah laporan lain Met Office menyatakan suhu laut yang lebih hangat dari biasanya berkontribusi pada pengurangan es laut. Ditemukan jumlah es Arktik jauh di bawah rata-rata. Ed Blockley, pemimpin Met Office, mengatakan selama beberapa dekade terakhir terjadi pencairan es di laut Arktik secara berkelanjutan di setiap bulan dalam setahun.
Meskipun tingkat es laut Arktik saat ini jauh lebih tinggi daripada rekor terendah sepanjang tahun, itu masih jauh di bawah rata-rata. “Es laut Antartika telah berada pada tingkat yang sangat rendah sejak November 2016. Tahun ini kita telah melihat es laut Antartika menyusut ke titik rekor terendah sepanjang tahun, menyusul rekor tahunan kedua berturut-turut batas es laut minimum pada bulan Februari.” (The Guardian/Z-4)
Data menunjukkan tahun 2024 hampir dipastikan akan menjadi tahun terpanas yang tercatat, dengan suhu rata-rata global lebih dari 1,5°C di atas tingkat pra-industri.
Penelitian menunjukkan bahwa suhu tinggi mempercepat siklus hidup nyamuk, sementara kelembapan memperpanjang masa hidup mereka, meningkatkan risiko penularan.
Dalam kondisi cuaca panas terik, minum air yang cukup tak boleh dilupakan. Hal ini untuk mencegah dehidrasi, ingat jangan menunggu haus terlebih dahulu.
Perubahan posisi matahari ini mempengaruhi suhu permukaan laut di Samudera Hindia selatan Jawa Timur, kemudian berdampak pada suhu di wilayah Jawa Timur
Menurut BMKG, tahun 2023 menjadi tahun terpanas kedua di Indonesia setelah tahun 2016 dengan suhu rata-rata permukaan sebesar 27,2° Celcius.
Tahun 2024 menjadi tahun yang mencatatkan rekor suhu tertinggi dalam sejarah, dengan Juli 22 menjadi hari terpanas yang tercatat.
Tanah tak lagi dipandang sekadar media tanam, tapi sebagai fondasi keberlangsungan hidup dan benteng terakhir ketahanan pangan.
Sebanyak 73% sekolah di Indonesia berada di area rawan banjir.
"Karena Pulau Gag masuk dalam kategori pulau kecil, kegiatan penambangan bukan kegiatan yang diprioritaskan, serta dilarang sebagaimana Pasal 1 angka 3, Pasal 23 ayat (2) dan Pasal 35 huruf K,"
TANTANGAN dalam mengatasi dan melakukan mitigasi bencana di dunia saat ini disebut semakin kompleks. Berbagai isu global seperti perubahan iklim hingga tekanan urbanisasi menjadi pemicunya.
Salah satu penyebab utama banjir rob adalah kondisi geologi tanah di wilayah tersebut yang masih berupa aluvial muda dan dominan lempung, sehingga air pasang sulit meresap ke dalam tanah.
Pada 2024, Climate Hack mengangkat isu-isu iklim krusial seperti pengelolaan sumber daya alam, limbah, transportasi, hingga pertanian dan kehutanan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved