Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
KELOMPOK negara-negara demokrasi kaya G7 diperkirakan akan mengencangkan sanksi dan berusaha memaksa Rusia untuk mengakhiri perangnya di Ukraina.
Menurut beberapa laporan, sanksi-sanksi terhadap Rusia telah membuatnya lebih terisolasi dibandingkan setelah Revolusi Bolshevik 1917, ketika sekutu-sekutu Perang Dunia I memblokade negara ini.
Meskipun sanksi terhadap Rusia merupakan salah satu yang terberat yang pernah dijatuhkan pada sebuah negara besar, G7 memiliki ruang yang cukup besar untuk meningkatkan tekanan tersebut.
Baca juga: Negara G7 Didesak Bayar US$13 Triliun pada Negara-negara Miskin
"Jelas ada banyak ruang bagi G7 untuk memberlakukan pembatasan lebih lanjut dan memperketat sanksi yang sudah ada," kata Rachel Lukasz, anggota Kelompok Kerja Internasional untuk Sanksi Rusia di Universitas Stanford, kepada Al Jazeera.
"Bidang-bidang yang paling penting termasuk minyak dan energi secara lebih luas, sanksi perdagangan non-energi dan menutup celah di bidang ini, dan sanksi teknologi,” sambungnya.
Baca juga: Enam Pemimpin dari Benua Afrika Ingin Damaikan Rusia-Ukraina
Fokus utama anggota G7 diperkirakan akan meningkatkan penegakan sanksi-sanksi yang sudah ada, termasuk menindak penghindaran sanksi-sanksi yang melibatkan negara-negara ketiga.
Pada pertemuan Kelompok Tujuh yang berlangsung di Hiroshima, Jepang, para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G7 berjanji dalam sebuah pernyataan bersama untuk melawan segala upaya yang menghindari dan melemahkan langkah-langkah sanksi tersebut.
Uni Eropa, yang berpartisipasi dalam acara-acara G7 sebagai anggota non-enumerated, sedang mempertimbangkan hukuman bagi perusahaan-perusahaan yang membantu Rusia dan membuat blok ini lebih dekat ke dalam keselarasan dengan rezim sanksi AS. (Aljazeera/Z-9)
PARA pemimpin negara-negara G7 menyatakan kembali komitmen mereka terhadap perdamaian dan stabilitas di kawasan Timur Tengah, menyusul meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran.
PARA pemimpin negara-negara anggota G7 menyerukan agar ketegangan di Timur Tengah segera diredakan. G7 menyatakan sikap bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir.
PRESIDEN Prabowo Subianto lebih memilih absen dari KTT G7 dan melakukan kunjungan kenegaraan ke Federasi Rusia pekan depan.
ANGGOTA Komisi I DPR RI Fraksi Partai NasDem Amelia Anggraini mengapresiasi dan menyambut baik undangan pada Presiden Prabowo Subianto hadir di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Kanada
Pemimpin-pemimpin G7 mengeluarkan peringatan keras terhadap Tiongkok, menuding dukungan terhadap industri pertahanan Rusia memungkinkan Moskow melanjutkan perang di Ukraina.
Presiden Joe Biden mengumumkan kesepakatan tambahan US$50 miliar bantuan kepada Ukraina menggunakan aset negara Rusia yang dibekukan.
Wakil kepala angkatan laut Rusia Mayor Jenderal Mikhail Gudkov tewas dekat perbatasan Ukraina.
Donald Trump mengakui tak ada kemajuan dalam pembicaraan damai dengan Vladimir Putin terkait perang Ukraina.
MENTERI Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov menyatakan bahwa upaya Uni Eropa dan NATO membuat kekalahan strategis terhadap Moskow tidak akan berhasil. Empat alasan barat tak mampu taklukan Rusia
PRESIDEN Rusia Vladimir Putin menyatakan kesiapan untuk melanjutkan putaran ketiga pembicaraan damai dengan Ukraina. Kemungkinan pertemuan digelar di Istanbul, Turki.
PRESIDEN Rusia Vladimir Putin menyatakan kesiapan Moskow untuk menggelar pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump sekaligus melanjutkan putaran ketiga perundingan damai dengan Ukraina.
PRESIDEN Rusia Vladimir Putin membuka peluang bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di tengah upaya Moskow melanjutkan proses negosiasi damai dengan Ukraina.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved